🍁14

1.8K 60 0
                                    

"Mama..." Aku langsung memeluk mama erat. Aku menangis didalam pelukannya.

"Dea? Apa yang terjadi?" Tanya mama, dan melihat yang lainnya.

Semuanya tertunduk. Bingung harus mengatakan apa.

"Ceritanya panjang ma... Akan kami beritahu nanti" Jawab Zahra.
.

.

.
Mama kaget saat mendengar cerita Zahra.

Sedangkan aku? Aku terus menangis sambil tertunduk.

Oh ya, disitu juga ada papa. Papa juga sama kagetnya seperti mama.

"Apa perlu kita mengunjunginya?" Tanya mama pada papa.

"Hmm, boleh saja. Kalau begitu, besok kita akan menemui mereka" Jawab papa.

Setelah itu. Aku berjalan menuju ke kamarku. Hari ini sangat melelahkan. Besok aku masih ada ujian lagi! Ck!.
❤❤❤

Hari ini kak Salman tidak masuk sekolah. Entah kenapa.

Setelah ujian selesai. Aku dan keluargaku langsung menuju ke rumah kak Salman.

Semoga ia masih tinggal dirumah yang sama.

10 menit kemudian. Aku sampai di depan rumah kak Salman. Rumahnya memang tidak terlalu jauh dari sekolah.

Ting... Tong...

Tak butuh waktu lama, seorang wanita paruh baya membukakan pintu.

"... D-Dea?!"

Aku tersenyum. "Iya, ini Dea tante"
.

.

.
Kini, keluargaku dan keluarga kak Salman sedang berbincang.

Melepas kerinduan yang telah lama dipendam.

Tante Mira, ibunya kak Salman. Sempat menanyakan kemana mama Lia pergi (mamaku yang telah meninggal).

"Maafkan tante Dea. Maaf karena tante terpaksa memalsukan makam Salman" Ucap tante Mira.

"Ngak papa kok tan"

"Ah, kami harus pulang. Terimakasih, semoga bisa bertemu lain waktu" Ucap papa.

"Ya. Terimakasih telah datang" Om Aldi, memeluk papa.

"Aku pulang dulu ya kak" Ucapku pada kak Salman.

"Ya, hati-hati"

"Dea sama Dean ngak mau nginep lagi nih?" Tanya tante Mira.

Aku dan bang Dean tertawa bersama.

Dulu, aku dan bang Dean suka menginap dirumah kak Salman.

Terus, pas malemnya, kami liat bintang di balkon rumah kak Salman.

Kemudian, aku dan keluargaku pergi dari rumah kak Salman.

"Aku masih berharap bisa mendapatkanmu, Dea.." batin kak Salman.

Di mobil, aku dan Zahra tidak bisa berhenti membahas soal ketampanan Jaemin NCT.

"Hey! Kalian bisa ngak sih ngomongin yang lain?" Tanya bang Zhafir.

"Lah? Apa hubungannya sama abang? Mulut-mulut kami kok" Jawabku.

"Gantengan juga kakak kok" Ucap kak Revan. Pede.

"Ngak samsek!" Jawabku dan Zahra bersamaan.

Mama dan papa hanya tertawa melihat tingkah kami yang bisa dibilang Absurd.
❤❤❤

Ini sudah hari keempat aku dan Zahra menjalani ujian akhir.

Sehari lagi, kami selesai!

"Ya Allah... Percepatlah waktu, agar ujian ini segera berakhir" Ucap Zahra. Aku tertawa mendengar doa Zahra.

Saat sedang berjalan. Tiba-tiba, Zahra berhenti mendadak.

Aku dan Zahra sama sama terdiam saat.....

Melihat kak Revan dan kak Sarah pelukan?

Aku menutup mulutku dengan kedua tanganku. Lalu, berlari secepat yang aku bisa.

Aku terus menangis.

Ya Allah, kenapa harus seperti ini?

Tiba-tiba, seseorang memelukku dari belakang.

"Dek..."

Itu suara bang Dean.

Aku membalikkan badanku, lalu memeluk bang Dean erat.

"Hiks... Bang..."

Bang Dean mengelus kepalaku yang tertutup oleh jilbab. "Udah, ngak papa"

Tak lama kemudian, Zahra datang.

"Emang bener-bener tai banget itu orang!" Ucap Zahra dengan nada kesal.

"Dea!!" Teriak seseorang.

Itu suara kak Revan. Ngak! Aku ngak mau liat wajahnya!

Aku semakin mengeratkan pelukanku pada bang Dean.

"Eits! Mau ngapain kakak?" Zahra memberhentikan langkah kak Revan.

"Mau liat Dea, ngapain lagi!"

"Ngak! Ngak boleh!" Halang Zahra.

"Ya Allah Zah, tadi itu cuma salah paham. Dia duluan yang mulai!" Ucap kak Revan.

"Tapi kok keliatanya kakak menikmatinya? Aku liat lho kak!"

Kak Revan menatap Zahra tajam. Kemudian, bang Zhafir dan kak Salman datang.

"Lho? Lho? Kenapa ini?" Tanya bang Zhafir bingung. Yang satu lagi nangis, yang satunya berantem.

"Dean, Zahra bawa Dea ke kelasnya" Perintah kak Salman.

Awalnya Zahra pengen protes. Tapi langsung ditarik sama bang Dean.

Sisa, kak Revan, bang Zhafir dan kak Salman.

"Kamu apain Dea?" Tanya Salman dingin.

"Aku ngak ngapa-ngapain dia kok. Demi Allah. Sarah yang mulai duluan" Jawab Revan.

"Lalu? Kata Zahra, kamu menikmati pelukannya?" Sekarang, Zhafir yang angkat bicara.

"Aku tidak menikmatinya sama sekali!"

Tiba-tiba, seseorang datang menghampiri Revan, Salman dan Zhafir.

MY KAKEL MY HUSBAND {COMPLETE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang