Keduapuluh

8K 568 17
                                    


Dirga menggandeng adiknya mengaitkan jari jemari miliknya dengan sang adik, menuntun langkah ringannya memasuki rumah tepat hari ini setelah mendekam selama 2 hari dirumah sakit akhirnya Liano diperbolehkan pulang tentu saja hal itu membuat adiknya itu senang luar biasa pasalnya selama dirumah sakit anak itu terus saja merengek meminta pulang.

Didepan pintu rumah utama milik Omnya itu, ada Sania neneknya tengah berdiri menunggu kedatangannya senyum cantiknya merekah menyambut kedatangannya berserta adiknya yang memutuskan untuk tinggal sementara dirumah Om dan Neneknya itu.

Sementara Delon menenteng tas berukuran lumayan besar yang berisi keperluan keponakannya selama dirawat dirumah sakit membalas senyum sang Mama yang juga memberikannya senyum cantik padanya.

Sania memeluk erat tubuh Liano yang semakin mengurus itu air matanya berusah ia tahan rasa rindu yang mendalam begitu ia rasakan padahal ini bukan pertama kalinya mereka bertemu, Liano anak itu dengan senang hati membalas rengkuhan sang nenek yang juga ia rindukan padahal semalam mereka sempat bertemu.

"Kenapa Nenek nggak jemput Lian?". Tanya Liano mengkrucutkan bibirnya membuat Sania terkekeh "Maafin Nenek ya sayang, bukannya nggak mau jemput tapi kan Nenek harus memasak makanan yang enak buat Lian, Kakak sama Om". Jawab Sania.

Dirga dan Delon tersenyum tipis melihat pemandangan didepannya "Ya udah masuk yuk...". Ujar Delon memecah suasana.

Keempatnya pun masuk dengan posisi Sania merangkul pundak ringkih Liano.

***

Setelah jam makan malam Dirga memutuskan mengerjakan tugas sekolahnya dirinya memboyong semua buku tugasnya ke ruang keluarga.

Dirga membanting pelan semua buku-bukunya melihat tugas yang begitu banyak membuat moodnya hancur.

Dari arah tangga Liano menghampiri sang Kakak yang mulai menyibukan diri dengan tugas sekolahnya, senyum lebarnya merekah ketika Kakaknya membalas senyum terbaiknya itu.

"Adek udah minum obat?". Tanya Dirga ketika adiknya itu mulai mendekatinya dan duduk disebelahnya, anak itu hanya mengangguk ringan.

"Kok belum tidur sih, kamu itu harus istirahat loh masih lemeskan?".

"Belum ngantuk Kak, mau nunggu kakak aja".

Dirga menghela nafasnya "Kalo ngantuk tidur aja ya, soalnya kakak masih lama". Lagi-lagi anak itu mengangguk patuh.

Liano terus memperhatikan wajah sang Kakak yang terlihat 2 kali lipat lebih tampan jika tengah serius aura dingin dan tegasnya begitu terlihat.

"Kak? Kenapa kita nggak pulang kerumah?". Tanya Liano membuat Dirga seketika menghentikan kegiatannya.

"Untuk sementara kita tinggal dirumah Nenek sama Om dulu ya, Om udah ngambil barang keperluan sekolah dan lainnya dari rumah". Jawab Dirga kembali memfokuskan pandangannya pada buku tugasnya.

"Tapi Ayah...".

"Nggak usah dipikirin dek, biarin Ayah renungin kesalahannya".

Liano seketika terdiam jujur didalam hatinya tak pernah sedikit pun dirinya marah atau membenci Ayahnya yang selama ini memperlakukannya dengan buruk Liano berusaha berpikir positif jika Ayahnya melakukan hal itu karena kesalahannya karena mungkin tak sengaja membuat sang Ayah kesal dan bersikap nakal.

Little Hope (END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang