Jeff menatap sendu sosok yang terus menampilkan senyum hangat kearahnya rona pucat begitu kentara diwajah sosok itu bibir kering kantung mata menghitam serta tubuh yang semakin kurus membuatnya tampak memprihatinkan.Dengan kaku dirinya menarik kedua sudut bibirnya membalas senyum hangat itu entah mengapa kini dirinya merasakan kedua matanya memanas.
"Apa kabar Yan? Jujur gue geli banget kalo ngomong kek gini ke lo tapi gue jujur bener-bener kangen lo". Ucapnya sembari tertawa garing yang bertujuan menghalau air matanya yang mendesak keluar.
Liano tersenyum hingga menampilkan gigi serta eyes smile menggemaskannya mendengar ucapan sahabatnya itu membuat dirinya merasa berarti untuk sahabatnya itu.
"Tenang aja aku sekarang udah baik-baik aja kok, besok kata Ayah aku udah dibolehin pulang". Balas Liano
Jeff ikut tersenyum senang "Syukur deh kalo gitu, cepet sembuh ya biar gue disekolah ada temennya, hehe". Ujar Jeff membuat tawa renyah Liano pecah.
"Iya, do'ain aja ya Jeff Biar aku cepet sembuh". Jeff hanya mengacungkan jempolnya.
"Ohh iya Yan, Bang Fahri sama Bang Dirga 3 hari lagi tanding basket loh". Ujar Jeff dengan nada antusisnya.
Liano terkejut "Hahh?! Kok Kak Dirga nggak bilang sih sama Lian".
"Ya mungkin Bang Dirga belum sempet ngasih tahu ke lo kali. Udah deh nggak usah dipikirin pokoknya nanti kita nonton bareng ya". Liano hanya mengangguk semangat.
°°°
Liano membantu Ayahnya yang tengah membereskan barang-barangnya selama dirumah sakit, hari ini akhirnya dirinya bisa keluar dari tempat berbau obat itu.
"Udah, udah kamu duduk aja Dek nanti capek lho biar Ayah aja yang beresin". Ujar Dimas mengambil alih tas hitam yang tengah dipegangnya, Liano mendesah kesal dengan kaki yang sedikit dihentakan dirinya berjalan ke arah sofa.
"Ayah... Lian pengin potong rambut jadi botak aja". Ujarnya yang sontak saja menghentikan aktivitas Ayahnya, bisa diirinya lihat jika pandangan Ayahnya terfokus padanya.
"Liat...ini aja udah rontok banyak ngeri liatnya, mending dipotong aja". Ucapnya menunjukan segumpalan rambutnya yang memenuhi telapak tangannya.
Dimas mematung entah mengapa kini dadanya terasa sangat sesak melihat helaian rambut putranya yang mulai rontok akibat efek obat kemoterapi.
"I-iya nanti kita ke barbershop ya, sekalian Ayah juga mau potong rambut". Ujar Dimas sembari tersenyum kaku agar dirinya terlihat tegar didepan putranya itu.
°°°Diperjalanan hanya ada keheningan diantara keduanya, namun sesekali Dimas mencuri pandang kearah Liano yang kini tengah fokus menatap pemandangan jalan disampingnya.
Beberapa saat kemudian Ia tepikan mobilnya memasuki kawasan parkir Barbershop yang telah ditujunya.
"Ayo turun kita udah nyampe".
Tanpa sepatah kata anak itu pun segera melepas sabuk pengamannya dan segera beranjak turun. Dimas meraih lengan kurus anak itu menggandeng masuk dirinya tahu jika anak itu sebenarnya tengah ketakutan.
"Kalo Lian takut mending nggak usah, kita pulang aja ya".
"Nggak mau, Lian nggak papa kok". Ujar Liano sembari menampilkan senyum hangatnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/187030842-288-k735180.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Hope (END)√
ФанфикNote : Perhatikan setiap bagian chapter karena nggak urut! Tuhan... Harapan Lian nggak muluk-muluk kok Lian cuma pengin Ayah sama kakak sayang sama Lian.