Kelima

7.7K 553 30
                                    

Dirga berdecak kesal dirinya begitu lapar dan tidak ada bahan makanan untuk dimasaknya hanya ada mie instant yang pastinya Dirga sudah sangat bosan memakannya.

"Kalo gini caranya sih badan seksi gue bisa jadi kendor gara-gara makan mie terus!". Gerutu Dirga, tiba-tiba dirinya ingin memakan nasi goreng Mang Sarip yang berjualan tidak jauh dari rumahnya.

Namun sekali lagi hasrat kemagerannya melunjak jadi Dirga berinisiatif untuk menyuruh Liano untuk membelinya, tapi tunggu sepertinya anak itu berada dikamarnya dengan malas Dirga melangkah kakinya menuju kamar Liano.

"Bundaa...".

Dirga mengernyit heran saat mendengar anak itu berbicara tapi dengan siapa?, Dirga membuka sedikit pintu itu dan melihat Liano tengah duduk dikursi meja belajarnya dengan posisi membelakanginya.

"Liat nihh Lian punya temen baruuu, tadi siang waktu Lian pulang ada kakek-kakek yang mau nyebrang terus Lian tolongin deh terus Lian dikasih Kura-kura kata Kakek buat jadi temennya Lian. Kakek nyuruh Lian buat jaga dan rawat Kura-kura ini dengan baik dan kata Kakek lagi semoga Lian bisa hidup lama kayak Kura-kura hehe".

Dirga terpaku mendengar ocehan Liano, adiknya itu berbicara dengan sebuah figura foto sang Bunda entah mengapa perasaan sesak kini menghampirinya.

"Lian mau kasih nama Kura-kuranya Kio! Bagus nggak Bun? Bagus kan, ya udah Lian mau naro Kio dikolam ikan belakang sekalian mau makan ya Bun".

Liano sempat terkejut begitu pula dengan Dirga yang kini saling pandang, Dirga sempat salah tingkah ketika dirinya terpergok sedang memperhatikan sang adik.

"Kak Dirga...".
"Sini lo!". Liano pun beranjak mendekati Dirga ada sedikit rasa takut dan gugup menghampirinya "Kenapa Kak?".

"Beliin gue nasi gorengnya Mang Sarip". Ucap Dirga sembari menyodorkan selembar uang seratus ribu.

"Tapi Lian naro Kio dulu Kak dikolam ikan belakang".

"Gue aja yang naro, lo beli sekarang keburu kemaleman lo beli 2 jangan terlalu pedes". Dirga mengambil alih kandang Kio dari tangan Liano.

Liano beranjak pergi, Dirga menatap  punggung kecil adiknya dengan tatapan yang sulit diartikan.

°°°

Liano menyerahkan bungkus plastik yang berisi 2 bungkus nasi goreng pada Dirga yang berada diruang keluarga.

Senyum cerah itu tak kunjung luntur dari wajah Liano membuat Dirga mengernyit heran bahkan Dirga sempat berpikir apakah bocah ini waras?

"Ini buat lo!". Dirga menyerahkan sebungkus nasi goreng pada Liano
"Hah?! Ini buat Lian?". Dirga tidak menjawab dirinya kini sibuk membuka bungkus nasi gorengnya.

Liano mematung pandangannya tidak lepas dari sosok Dirga yang mulai memakan nasi gorengnya "Udah dimakan malah bengong!". Ketus Dirga
"Makasih Kak... Liano boleh makan disini nggak?".

"Hehh udah deh nggak usah bacot mulu! Terserah lo mau makan dimana aja!".
Liano melebarkan senyumnya dan mulai mendudukan dirinya dikarpet bulu ruang keluarga.

Diam-diam Dirga memperhatikan Liano yang tengah makan dengan lahapnya entah mengapa senyum tipis terbit dari wajah dinginnya.

"Uhukk..uhukk". Dirga tersentak ketika mendengar suara batuk Liano yang sepertinya tersedak refleks ia menyodorkan segelas air putih pada Liano.

Wajah Liano benar-benar memerah tenggorokannya pun terasa perih akibat nasi goreng yang agak pedas itu, Liano sempat kesulitan menelan airnya.
"Sa-kit". Lirih Liano, tanpa sadar Dirga mengurut pelan tengkuk belakang adiknya.

"Lo udah nggak makan berapa hari sih, sampe segitunya lo makan nggak hati-hati kayak orang kelaparan aja!". Omel Dirga, Liano hanya terdiam rasa bersalah kini hinggap dihatinya bahkan ia juga malu jika beradu pandang dengan kakaknya itu.

"Maaf hiks...". Satu isakan akhirnya lolos dari mulut mungilnya membuat Dirga menghentikan aksi mengurutnya ia pun menghela nafas.

"Cengeng banget sih lo!, udah gede juga cowok lagi nggak malu gitu cuma kesedak aja nangis! Memalukann!". Dirga menatap sengit adiknya yang terus saja menunduk itu.

"Udah abisin tuh nasinya tinggal dikit lagi jangan buang-buang makanan!". Ucap Dirga bengkit ia sendiri pun melanjutkan acara makannya, dengan pelan Liano menyendokan nasi goreng ke mulutnya kali ini dirinya harus pelan-pelan melahapnya.

°°°

Hari ini entah mengapa tubuh Liano terasa begitu lemas kepalanya pun terasa begitu pening, semalam tubuhnya kembali terserang demam. Liano sendiri pun heran mengapa akhir-akhir ini dirinya mudah sekali sakit dan lelah tak jarang ia juga mengalami mimisan hebat yang membuat dirinya dilanda pening luar biasa.

Pagi ini pun dirinya memutuskan tidak mandi, ingin rasanya Liano tidak berangkat sekolah tetapi ia juga tidak mau Ayah memarahinya.
Liano berjalan lesu mengambil tasnya, sejenak dirinya menyempatkan diri untuk menyapa figura sang Bunda "Pagi Bunda.. Lian berangkat dulu ya". Liano berucap lemas.

Setelah melahap habis roti sarapannya Dirga segera bergegas bangkit menyampirkan tas hitam dipundak kokohnya.

Pandangan Dirga menangkap sosok yang tengah menuruni anak tangga dengan pelan terlihat sangat berhati-hati. Dirga mengernyit heran tidak biasanya bocah itu terlihat lesu.

Di anak tangga terakhir Liano membalas sayu tatapan sang Kakak yang sedari tadi memperhatikannya dan bergumam lirih memanggil namanya, tidak berselang lama tubuh itu oleng dan terjatuh menubruk lantai dengan kelopak mata tertutup sempurna.

Dirga sempat bergeming sangkin terkejutnya hingga tubuhnya mematung seperti ini, Apa yang terjadi?









Tbc!

Holla gaess😄😄

Thank's loh buat kalian yang sudah mampir, vote, komen dan segala macem hehe😁 aku berharap sih masih ada yang mau nunggu cerita ini😋

See Youuu!

Little Hope (END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang