Keduabelas

7K 550 32
                                    


Delon mengela nafasnya ketika dilihat keponakannya tengah tertawa riang bersama kura-kura, ingin rasanya Delon menangis saat ini melihat betapa lugu dan polosnya Liano harus mendapat takdir sekejam ini.

"Kak Kalia maaf...". Batinnya.

Delon menghampiri Liano yang tengah asik memakan sekantong buah strawberry membuat Delon bergeleng-geleng.

"Lian...". Panggilnya membuat si empu pun menoleh kearahnya dengan senyum yang terkembang.

"Om Delon sini ayo makan strawberry bareng Lian sama Kio. Kio aja suka katanya enak dan segar". Celotehnya membuat Delon terkekeh dibuatnya.

"Jangan makan kebanyakan nanti sakit perut loh, Lian mau ikut Om ke rumah? Nenek kangen Lian soalnya".

Liano mengerjap lucu "Lian juga kangen Nenek, Tapi...".

"Tapi apa? Udah yuk ikut Om besok masih liburkan biar nanti malem sekalian nginep juga dirumah Om". Dengan ragu Liano mengangguk, Delon tersenyum tipis ia pun menarik lengan kurus sang keponakan tak susah memang membujuk bocah sepolos Liano ini.

"Om strawberrynya bawa ya buat Nenek".

"Iya... ya udah yuk!". Ajak Delon.

***

Dirga mengernyit heran saat mendengar suara bantingan pintu dari kamar Ayahnya diotaknya terus terputar kalimat tanya, Ada apa sebenarnya?

Terdengar suara bising dari arah pintu belakang rumah yang ternyata Delon Omnya dan adiknya.

"Ga, Om mau ngajak Lian nginep dirumah Om". Ujar Delon yang ternyata sudah menyadari keberadaan Dirga.

Dirga sempat tersenyum kikuk "ohh iya Om". Ujar Dirga "Kamu nggak ikut Ga. Nenek kangen juga loh sama kamu?". Tawar Delon yang langsung dibalas gelengan oleh Dirga "Nggak deh Om salam aja buat Nenek, soalnya besok pagi aku harus latihan basket mau ikut seleksi soalnya. Lain kali pasti aku bakal main kok". Tolak Dirga dengan halus sebenarnya dirinya tak enak menolak ajakan Omnya itu.

***

Liano terpengarah saat melihat betapa besar rumah Omnya ini, bahkan 2 kali lipat dari besar rumah milik Ayahnya.

"Ini rumah Om?". Tanya Liano yang terdengar polos itu, Delon mengulas senyum hangatnya.

"Iya dong, ya udah masuk yuk!". Balas Delon yang lagi-lagi menuntun tangan Liano bahkan sebenarnya Liano ingin protes tapi ia tak mau membuat Omnya itu marah.

"Assalamualaikum". Ucap Delon saat memasuki rumahnya.

"Walikumsalam...". Tak lama kemudian suara menyahutinya dari arah dapur seorang wanita cantik meski diusianya yang tak bisa dibilang muda lagi.

"Ehh Delon udah pulang? Tumben biasanya lembur. Kamu bawa siapa nak?". Tanya Sania yang merupakan ibu dari Delon sepertinya Sania tak menyadari jika bocah yang dibawa Delon adalah cucunya.

"Ini Liano Ma". Sania tersentak mencoba mengingat nama itu dan betapa bahagianya ia saat ia menyadari jika itu adalah cucunya. Sania sontak saja memeluk tubuh ringkih Liano hingga air matanya mengalir begitu saja.

Little Hope (END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang