Pertama

13.3K 627 20
                                    

Seorang remaja dengan gagahnya berdiri menghadap cermin lemari yang berada dikamarnya senyum secerah matahari itu pun terus terpatri diwajah tampan bahkan bisa dikatakan terlalu tampan diusianya yang baru 15 tahun.

Hari ini pertama kalinya seorang remaja bernama Liano itu memakai seragam SMA nya setelah 3 hari menjalani Masa Orientasi Siswa yang cukup melelahkan.

"Nggak nyangka Lian udah pake seragam SMA kayak punya nya Kak Dirga". Gumamnya yang masih mempertahankan senyum cerahnya itu.
Liano melirik jam yang berada dimeja belajarnya menunjukan pukul 6 pagi bisa dikatakan terlalu pagi untuk berangkat ke sekolah sekarang nampaknya Liano sangat antusias untuk bersiap pagi ini hingga pukul 6 dirinya sudah bersiap.

Setelah puas mematut dirinya dicermin Liano pun mengambil tas hitamnya dan segera beranjak untuk turun kebawah.
Sebelum itu Liano menghampiri bingkai lumayan besar yang terpajang foto seseorang yang amat ia cintai lebih tepatnya seorang wanita bak malaikat penyelamatnya itu "Bunda... Liat nih Lian udah pake seragam SMA ganteng nggak? Ganteng banget kan hehehe. Ya udah Bunda Lian pamit mau berangkat ke Sekolah dulu ya". Liano mengecup singkat foto itu.

°°°

Bisa Liano lihat dimeja makan sudah ada Dirga kakaknya tengah menyantap roti sarapannya.
Liano melebarkan senyumnya menghampiri sang kakak yang belum menyadari keberadaannya.
"Pagi Kak Dirgaaaa". Sapa riangnya Dirga sempat terkejut namun dengan segera ia menatap tajam manusia dihadapannya yang ternyata adiknya itu dengan tatapan membunuh.

Dirga berdecak seketika nafsu makannya menghilang "Berisik bego!'. Ketus Dirga setelahnya ia segera menelan cepat rotinya, seketika senyum Liano yang terpatri diwajah riangnya itu menghilang selalu seperti ini ya kakaknya tidak pernah membalas sapaannya bukannya mendapat balasan sapaan riang malah umpatan mematikan dari sang kakak, tentunya Liano sudah biasa akan tetapi dirinya juga manusia yang mempunyai hati yang tidak terbiasa dengan kata-kata kasar yang selalu kakaknya itu lontarkan, berusaha biasa? tentunya Liano coba lakukan.

Liano berusaha mengabaikan sikap Dirga yang dingin itu ia pun mendudukan dirinya menghadap Dirga dan mulai mengoles sehelai roti tawar dengan selai strawberry kesukaannya.

"Ayah nggak pulang lagi ya Kak?". Tanya Liano dengan nada hati-hati takutnya Dirga akan marah.
Dirga mendengus kesal "Menurut lo? Selama lo masih dirumah mana mau Ayah pulang!". Jawab Dirga yang kelewat dingin itu, Dirga meraih tasnya dan segera beranjak pergi sadar kakaknya akan segera berangkat pun Liano segera menelan rakus rotinya dan mengejar langkah sang kakak.

"Kak Dirgaaa". Liano berusaha memanggil Dirga namun seperti tidak mendengar lebih tepatnya pura-pura tidak mendengar Dirga semakin melebarkan langkahnya tidak perduli jika seseorang dibelakangnya kepayah mengejarnya.

"Kak Dirgaaa, Lian cuma pengin berangkat sama kakak boleh nggak?". Ucap Liano yang mengundang tawa sumbang dari Dirga "Nggak usah mimpi lo! sampai kapan pun gue mana mau berangkat bareng lo! Udah sana nggak usah ganggu gue deh!". Ketus Dirga yang mendorong keras bahu Liano agar menyingkir dari hadapannya tubuh Liano sedikit terhuyung ia menatap sedih sang kakak yang selalu bersikap membencinya itu.

Dirga menjalankan motor ninja merahnya meninggalkan begitu saja seseorang yang begitu mengharapkan perhatiannya, ingin sekali rasanya Liano menangis namun Liano selalu berusaha menahannya ia sadar menangis pun tidak akan mengubah apapun.

°°°

Liano berjalan riang menuju kelasnya setelah melihat papan informasi yang tertempel lembaran pembagian kelas ternyata dirinya masuk ke kelas MIPA 1.
Netra elangnya menangkap banyak siswa lain yang nampaknya akan menjadi teman kelasnya itu bergilir masuk kekelas Liano pun mempercepat langkahnya.
Liano mengedarkan pandangannya mencari tempat duduk yang masih kosong, Liano menghampiri anak laki-laki bisa ia lihat bangku disampingnya masih kosong "Haii.. Aku boleh duduk disini nggak?". Tanya Liano seramah mungkin namun reaksi yang ditunjukan anak laki-laki itu seperti tak menyukainya dilihat dari sorot matanya yang mentap tak suka dirinya "Gak! Temen gue belum masuk!". Ketus anak laki-laki bername tag Renal itu.

Liano memberengut sedih ia pun melihat jika bangku belakang paling pojok masih kosong Liano pun berjalan gontai menghampiri bangku kosong itu nampaknya jumlah siswa dikelasnya ganjil yang mengharuskan dirinya duduk sendirian dibelakang. pojok lagi!

"Kayaknya emang Lian terlahir cuma buat dibenci deh"





Tbc!

Selamat Datang dicerita baruku😃, yang tak jauh dari kata Gaje hehe😂

Semoga kalian suka ya😄

Little Hope (END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang