Keenambelas

6.5K 543 21
                                    

Pukul 15:00

Bel pulang sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu teman-teman sekelasnya pun sudah meninggalkan kelas termasuk Jeff anak itu sempat manawarinya untuk pulang bersama namun Liano menolak dengan halus karena arah rumahnya berlawanan, jadi tinggallah ia sendiri yang masih berada didalam kelas.

Kedua lututnya terus bekedut nyeri sesekali bibir mungilnya mendesis pelan kini dirinya berusaha bangkit dan berjalan tertatih.

Baru setengah perjalanan dirinya sudah kepayahan terpaksa anak itu mendudukan dirinya dibangku yang tersedia di koridor sembari memijit pelan lututnya yang memar itu.

Sementara dari arah kanan koridor tampak segerombolan siswa mengenakan seragam basket yang sepertinya hendak menuju ke lapangan.

Sesekali mereka tertawa terbahak-bahak seakan-akan ada hal yang begitu lucu, bahkan diantara mereka ada yang bertindak heboh semacam manusia kelebihan energi saja.

"Ehh Ga lo tau nggak cewek cantik kelas sebelah, behhh pesonanya bikin cowok khilaf asal lo tau dari body nya aja ya ughh udah goals banget deh". Ucap Fahri dengan gayanya yang heboh itu.

Dirga merotasikan bola matanya jengah mendengar ocehan Fahri yang berlebihan jika berbicara mengenai cewek "Halahh dasar otak mesum lo!".

"Ihh nggak percaya lo tanya aja si Larry, iya kan Ry kalo nggak si Bima noh polos-polos gitu juga ngerti yang namanya cewek wah".

"Itu sih lo doang kali nggak usah bawa-bawa yang lain juga. gue geprek lo!". Sarkas Bima menjitaki kepala Fahri disusul yang lainnya yang juga mengkroyok Fahri.

"Wooo, wooo". Tubuh Fahri terombang ambing namun sang empu hanya pasrah membuat tawa yang lain pecah melihat wajah Fahri sudah memerah dan memelas itu.

"Stop gaes! gue takutnya nih bocah tewas disini". Seru Larry akhirnya mereka pun menghentikan aksinya bisa dilihat Fahri tampak bernafas lega.

"Emang bangsat lo pada". Gerutunya.

"Ehh Ga itu bukannya Lian ya adek lo kok belum pulang sih lagi ngapain dia". Ujar Galih yang pertama kali menyadari jika ada Liano yang tengah terduduk dibangku tak jauh dari tempatnya.

Dirga mengernyit heran "Eh lo semua ke lapangan dulu gue mau samperin adek gue". Ucap Dirga yang beranjak menghampiri Liano.

"Kenapa belum pulang". Datarnya bisa Dirga lihat jika anak itu sempat terkejut wajahnya pun kini menegang sementara Dirga sepertinya belum menyadari jika anak itu tengah menahan sakitnya.

"Kak Dirga, itu apa itu eh...akhh". Kali ini giliran Dirga yang terkejut melihat betapa mengerikannya luka memar dikedua lutut adiknya itu hingga membuatnya juga merasakan linu.

"Ini kenapa?! Ohh ya ampunnn... kenapa bisa kayak gini sihh!". Ucap Dirga yang tak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya.

"Jatuh". Cicitnya pelan membuat Dirga mendesah pelan sebenarnya ingin sekali Dirga memaki bocah dihadapannya ini namun sekali lagi dirinya tak tega jika harus membentaknya.

Dirga mengeluarkan ponselnya mengirim pesan untuk salah satu teman tim basketnya jika hari ini ia tak jadi ikut latihan.

FahriSasongko_

Ri, gue nggak jadi latihan hari ini bilangin ke temen-temen yang lain juga. Sorry banget adek gue butuh gue sekarang.

Dirga menatap datar adiknya itu yang tengah meringis itu ada gelayar tak tega dihatinya "Bisa jalan nggak lo". Tanya Dirga, namun Liano hanya terdiam sembari menatap lekat wajah sang kakak.

Akhirnya Dirga membalikan tubuhnya dan berjongkong "Naik!". Pintanya, sontak saja hal itu membuat Liano kebingungan, Dirga berdecak kesal saat adiknya itu tak kunjung juga menaiki punggung kokohnya.

"Lo nggak budek kan? Gue suruh naik ya naik!". Ucap Dirga mulai geram

"Tapi Lian berat Kak, Lian takut Ka-".

"Bacot banget si lo! Badan cebol kayak lo gue masih kuat gendong kali". Ketus Dirga, Liano sempat merengut lucu apa tadi kakaknya bilang? Dirinya cebol? Menyebalkan!

Dengan hati-hati Liano mulai menaikan tubuhnya dipunggung kakaknya itu mengalungkan kedua tangannya dileher sang kakak, rasa-rasanya Liano sedang bermimpi bisa sedekat ini dengan kakaknya bahkan kini tubuhnya bersentuhan langsung dengan sang kakak.

Liano tersenyum senang tentunya sementara Dirga tersenyum tipis saat tangan hangat itu melingkar dilehernya.
Sungguh rasanya sangat aneh untuk Dirga namun dirinya tak bisa membohongi hati kecilnya yang mengatakan jika hal ini membuatnya dilanda rasa bahagia?.

Tepat dugaan Dirga ternyata tubuh adiknya ini begitu ringan dan mungil tentunya berbanding terbalik dengan dirinya yang memiliki tubuh kelewat tinggi dan kekar.

"Lo makan apa sih cebol kek gini kok bisa berat banget". Ucap Dirga berbohong hanya sekedar sedikit menggoda adiknya.

"Kan Lian udah bilang kalo Lian berat tapi katanya tadi Kakak kuat gendong Lian".

Kalau boleh jujur ingin rasanya Dirga tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan kelewat polos adiknya yang menurut Dirga adiknya itu memiliki sifat baperan.

Liano memegang pelan telinga sang kakak yang memiliki bentuk sedikit lebih lebar dari miliknya itu memainkannya dengan menarik pelan dirinya gemas, Dirga pun merasa kegelian hingga tanpa sadar ia melepas tawanya diikuti Liano.

Sengaja Dirga pelankan langkahnya entah mengapa ia ingin lebih lama bersama dengan adiknya sebelum ke parkiran diletakannya motor kesayangannya.

"Kak Dirga sebenernya benci nggak sih sama Lian?". Pertanyaan kelewat polos itu keluar begitu saja dari mulut mungilnya, hingga membuat langkah Dirga terhenti terdiam cukup lama sebenarnya Dirga pun bingung dengan jawaban dari pertanyaan itu.

Liano yang merasa jika ia salah bicara dan membuat rusak moment langka yang tengah tercipta, seharusnya dirinya tak meluncurkan pertanyaan bodoh itu "Nggak tau". Datar Dirga yang kembali melanjutkan langkahnya "Kak maaf... Kakak marah ya? Lian turun aja Kak". Ucap Liano namun sepertinya Dirga tak menggubrisnya ia tetap berjalan tanpa berniat menurunkan dirinya.

"Kak Dirga Lian sayang kakak". Gumamnya.













Tbc!

Holla!!!

Liano back, kangen nggak nih sama Liano?😁

Sorry aja nih ya yang udah nunggu lama padahal mah sebentar, hehe😂

Author baru up karena akhir-akhir ini author dilanda perasaan sedih#Eakk😂 entah mengapa jadi kehilangan minat untuk nulis dan ngelanjutin nih cerita😏

Kayak kurang semangat gituhhh, jadi ya gitu semangatin dungs😂 biar ada secercah alasan buat ngelanjutin nih cerita, ehe😂😂. Nggak maksa sih, ya udah...

See Youuuu😗

Little Hope (END)√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang