27 : Tokoh Baru

7 2 0
                                    

Dear Tuan Hujan,

Ternyata kemunculan anak laki-laki itu tidak lebih dari sekadar sinyal perpisahan. Selepas percakapan mereka kala itu, tidak ada lagi pesan-pesan selanjutnya yang dikirimkannya pada sang gadis kecil.

Dan kau tahu apa?

Menghilangnya anak laki-laki itu tidak lagi berpengaruh bagi kehidupan ataupun air mata sang gadis. Kurasa ia mulai bisa menerima keberadaannya di tempat yang baru. Yang harus jauh dari masa lalunya. Dan mungkin pada awalnya gadis kecil itu sempat menolak, tidak ingin menempat di sana. Namun tidak ada yang bisa menebak, bagaimana suasana hati seorang gadis kecil yang usianya hampir memasuki masa remaja awal. Perlu kutekankan lagi, tidak ada yang bisa menebak bagaimana suasana hatinya, apalagi jika itu menyangkut dengan memiliki pacar yang sebenarnya.

Sekilas ini mungkin terlihat lucu, mengapa di usia yang baru akan memasukki empatbelas tahun, gadis itu sudah berani mengatakan padaku lagi bahwa ada seseorang yang iasukai.

Namun kurasa ia tidak ditakdirkan untuk bersama laki-laki yang iasukai itu.

Dan mungkin itupula sebabnya ia akhirnya dipertemukan dengan sosok baru, atau lebih tepatnya ia akhirnya memiliki seorang cinta monyet yang baru, yang datang padanya di akhir November sekitar enam warsa lalu. Dan kabar baiknya, Tuan, aku kembali menjadi saksi berlangsungnya momen pacaran ala mereka. Oh, gadis itu benar-benar lucu, manis, sekaligus berbahaya, Tuan. Ia mungkin telah memiliki seorang pacar, namun itu sama sekali tidak membuatnya sama seperti kebanyakan remaja lainnya.

Gadis itu cenderung menganggap pacarnya sebagai teman dekat, walau tidak seperti ia menganggap sahabat-sahabatnya. Gaya berpacaran mereka pun terbilang sederhana, cenderung seperti kakak-beradik. Kabar baiknya, mereka tidak suka bermesraan seperti yang sekarang kauamati pada kehidupan remaja masa kini. Tidak, Tuan. Harus kukatakan gadis itu mampu menjaga dirinya dengan baik. Dan iapun memiliki pasangan yang cukup baik dalam cara memperlakukan perempuan.

"Dia itu terbilang baik. Dia tidak merokok. Walau agak usil, tapi dia sangat peka dan juga perhatian padaku. Pernah, saat aku sedang mengerjakan tugas IPS sebanyak enampuluh soal, dan aku ingin menelepon dengannya, dia malah memintaku untuk berpacaran dengan tugasku saja." Kurang lebih begitu, penuturan sang gadis padaku, kala kutanyakan padanya perihal kesannya terhadap pasangannya itu.

"Dia sangat suka rasa vanila. Walau tahu aku sangat membenci rasa itu, tapi dia bilang sekali-kali aku harus mencobanya. Biar tidak hidup dalam kemonotonan. Dan aku menganggap ia memiliki maksud lain saat bilang begitu."

Kau tahu, Tuan, hubungan mereka terbilang cukup lama, dan cukup diwarnai kemelut. Sebaik-baiknya mereka mempertahankan hubungan mereka, pada akhirnya mereka pun harus berpisah.

Namun tak mengapa, Tuan. Gadis itu masih dikelilingi sahabat-sahabat yang selalu setia menemaninya. Ia juga disibukkan dengan berbagai kegiatan dalam organisasinya. Dengan begitu, proses melupakan masa lalu akan terasa lebih ringan. Selama apapun masa lalu itu pernah menemani kita.

Dan pada suatu hari, masih seputar peristiwa-peristiwa masa lampau, gadis kecil itu sempat berbisik padaku. Katanya, "Ternyata tempat ini jauh lebih menenangkan. Segera, aku akan menganggap tempat ini sebagai rumahku. Aku tidak perlu lagi kembali ke tempat lama. Tidak lagi."

Namun Tuan, masa depan tidak ada yang tahu, bukan?

Kota ini, 1 Mei 2019



Aksara untuk Tuan Hujan [ T.A.M.A.T ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang