Dear Tuan Hujan,
"Aku harus apa? Hari ini hari ulang tahunnya."
Matahari belum sempurna memancarkan cahayanya, kicau burung pun masih sama terdengar, dan lagi, deru kendaraan pun belum saling bersahutan di jalan raya kala itu. Namun sang gadis telah siap dengan pakaian seragamnya, berharap waktu menunjukkan pukul 06:45 agar ia segera berangkat meninggalkan rumahnya.
Mungkin ingatanmu perihal hari itu hampir tidak ada sesuatu yang berkaitan dengannya. Namun Tuan, kau harus tahu betapa sibuknya gadis itu ketika yang seharusnya ia lakukan adalah hanya berangkat menuju sekolah dan berjalan lurus menuju kelasnya.
Akhirnya aku mengajaknya bicara. Menanyakannya perihal nalar yang sibuk untuk mencari ide atau apalah itu yang berkaitan dengan keinginannya. Syukurlah hari itu waktu masih tergolong cukup pagi sehingga perbincangan kami tidak perlu berakhir secepat kilat.
"Anak laki-laki itu berulang tahun hari ini. Aku ingin memberikannya sesuatu atau setidaknya aku ingin sekali mengucapkannya. Persis seperti yang dilakukannya waktu itu padaku. Masalahnya kami tidak pernah lagi ada kontak, jika bertemu di sekolah pun dia cenderung mengacuhkanku, mungkin menyalamkanku saat ulang tahun adalah kalimat terakhir yang pernah kudengar darinya. Belum lagi...."
Aku masih terdiam. Membiarkan sang gadis menyelesaikan ucapannya. Dan ternyata yang menjadi tumpuan resahnya adalah perihal keberaniannya. Tuan, gadis kecilku ini ternyata tidak cukup berani untuk melakukan persis seperti yang diinginkannya. Ia berujar pelan padaku, mengatakan segala prediksi yang akan ditemuinya bila melewati kelas anak laki-laki itu. Kemungkinan bahwa pasti akan ada banyak orang yang berada di sekitar sosok yang tengah berulang tahun itu.
Benar saja.
Nyali sang gadis semakin merosot sesampainya di sekolah ketika didapatinya sang gadis baru yang sedang berbicara dengan anak laki-laki itu. Dan pada akhirnya ucapan selamat ulang tahun hanya bersemayam dalam benak sang gadis. Berharap ucapan dan doanya itu akan sampai pada lelaki itu.
Kota Ini 11 Mei 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara untuk Tuan Hujan [ T.A.M.A.T ]
PoesíaDatangku kali ini sedikit berbeda. Walau masih seputar aksara dan bagaimana kamu menilainya dalam nalarmu. Mungkin akan ada banyak persepsi mengenainya, kamu tahu setiap orang berhak menilai. Kamu pun tak perlu terlalu hanyut pada aksara yang kadang...