wanita penghuni surga (11)

82 5 0
                                    

Wanita Penghuni Surga
Eps : 11
Karya : Azizah Khairunissa

Di ruang persalinan , Nitha dengan erat mencengkeram lengan nya Satria hingga membuat Satria terpaksa berdiam diri dan menjadi pelampiasan rasa sakit yang Nitha alami saat bayi nya akan lahir. Beberapa dokter mulai menyiapkan proses lahiran. Satria yang tidak tau apa2 mulai memalingkan wajah nya lalu menutup kedua mata nya dari arah kaki nya Nitha.
Semakin lama cengkeraman Nitha semakin keras dan membuat Satria perlahan merasakan kesakitan di lengan nya. Perlahan satria membuka mata nya lalu menatap wajah Nitha yang sudah di penuhi dengan keringat dan juga airmata. Satria merasakan iba dan kasihan yang teramat dalam saat itu hingga ia pun ikut meneteskan airmata nya.
Setelah berjuang antara hidup dan mati akhirnya , seorang putri lahir dengan normal. Satria melihat ke arah bayi yng masih terselimuti darah itu ia pun mulai gemetar. Badan nya terasa dingin sekali . Sadar akan hal itu , Nitha langsung melepaskan lengan dingin nya Satria.
Satria melangkah dengan berat menuju ke luar lalu duduk di kursi dekat ruangan persalinan itu. Nafas nya tidak beraturan. Dari kejauhan ia melihat Darma berjalan menghampiri nya dengan wajah yang lesu.

" Apa kamu baik2 saja Sat ? Kok badan mu dingin  ?". Tanya Darma sambil memegang dahi nya Satria.
"Aku trauma melihat banyak darah Dar ,, ". Gumam Satria gemetar..
"Nitha sudah melahirkan ? Bayi nya laki2 apa perempuan ? ". Tanya Darma yang mulai semangat lagi.
" Aku tidak tau ".
"Kok tidak tau ?".
"Ya mana aku tau , Kamu pikir gampang apa menjadi bahan cengkraman nya teman mu , lihat lengan ku sampai merah ". Jelas satria sambil memperlihatkan lengan nya yang memerah.

Tiba2 seorang dokter keluar dari ruangan persalinan itu.

"Maaf mas , silahkan kembali masuk ke dalam , bayi nya sudah kami bersih kan dan sekarang saat nya mas mengazankannya. Saya permisi dulu karna harus melakukan persalinan lainnya". Ucap dokter itu membuat Satria tertegun.
"Ayo sat , tunggu apa lagi ".
" Aku tidak mau , aku bukan suami nya dan aku juga bukan ayah dari bayi nya. Kenapa harus aku coba ".
"Apa kamu pikir mas Fazil akan hidup kembali lalu mengumandangkan azan di telinga bayi nya ?". Tanya Darma
"Aku rasa tidak ".
"Ya sudah ayo , kalau mau menolong jangan setengah2 ,,, ". Ajak Darma sambil menyeret satria untuk masuk kedalam.
Di dalam , mereka melihat Nitha terbaring lemah namun wajah nya tetap berseri lantaran sang putri berada di sisi nya.
"Bagaimana keadaan mu Tha ". Tanya sang sahabat.
"Baik Dar, Darma tolong bawa aku dan bayi ku ke ruang mas Fazil , aku ingin putri ku melihat ayah nya untuk yang pertama dan terakhir kali nya ,, aku mohon ". Pinta Nitha
"Tapi ibu mertua mu sudah membawa pulang jenazah nya Tha. Dia bilang jika jenazah nya mas Fazil akan disemayamkan di negara ia tinggal ,Malaysia. Dan dia sempat menitipkan ini untuk mu dan bayi mu. Aku akan meletakkan nya di sini , nanti jika kondisi mu sudah membaik baru kamu boleh membuka nya.". Ucap Darma sambil mengeluarkan sebuah kotak dari dalam tas nya dan meletakkan nya di atas meja.
Nitha pun menangis tersedu2 lantaran ia tidak bisa melihat jenazah dari suami nya itu.
"Lalu bagaimana nasib bayi ku Dar,,dia menjadi yatim sekarang ,, apa yang harus aku lakukan ... ". Gumam Nitha membuat Satria iba.
"Biar aku yang azan ,, beri kan bayi nya pada ku ,, Darma tolong angkat bayi nya , aku takut ". Ujar Satria pelan.
"Nitha , apa boleh Satria yang mengumandangkan azan di telinga anak mu ?".
"Apa aku punya pilihan lain dar ?".
"Emm baiklah ...".

Darma pun mencoba mengangkat bayi itu lalu memberikan nya pada Satria. Dengan lembut dan pelan satria pun mulai mengumandangkan azan di telinga putri nya Nitha. Ia bahkan sempat meneteskan airmata nya hingga jatuh di pipi merah bayi itu. Sementara Darma mencoba menenangkan Nitha dengan cara memeluk nya sambil merebahkan badan nya di sisi Nitha.

"Ku beri dia nama Fazila Rahmadani". Gumam Nitha sesaat setelah satria azan.
Tiba2 saja Nitha drop dan tidak sadarkan diri , Darma dan Satria panik lalu pergi keluar memanggil para dokter.
Ketika Nitha masih di tangani di ruangan itu , Satria sibuk mengayunkan tangan nya secara pelan untuk menenangkan bayi mungil nya Nitha sementara Darma tampak stress , ia panik juga menangis di kursi tanpa tau harus berbuat apa.

"Apa sekarang kamu menyesal Dar ? Pertama kamu membuat rumah tangga sahabat mu retak , kedua kamu membuat Nitha terpisah dari suami nya dan ke tiga kamu membuat bayi ini kehilangan ayah nya..". Tanya Satria.
"Jaga bicara mu Sat , pertama aku tidak tau jika mas Fazil sudah beristri , ke dua aku tidak tau jika istri mas Fazil adalah sahabat ku sendiri dan ketiga aku pun kehilangan dia . Apa kamu tidak bisa mengerti itu sat ?".
" Aku sudah lama mencoba untuk memahami mu Darma , hanya saja kami tidak peka ". Gumam Satria pelan.
"Apa maksud mu ?".
"Siapa yang bicara dengan mu . Aku sedang bicara dengan bayi nya Nitha.".
"Emmm sat , aku rasa kamu sedang dalam masalah besar "
"Maksud mu ?".
"Lihat lah ke arah belakang mu ,,, kemari kan bayi nya ". Ucap Darma sambil meraih bayi nya Nitha dari dekapan nya Satria.
Santri pun melihat ke belakang , dari kejauhan ia melihat kekasih nya sedang berjalan menuju ke arah nya. Ia pun memutuskan untuk lebih dulu menghampiri nya agar tidak terjadi keributan di depan ruangan persalinan itu. Satria meraih tangan kekasih nya lalu menuntun nya ke luar rumah sakit tepat di depan mobil nya yang terparkir.

" Kamu ngapain kemari , aku sudah bilang kita bisa akan bicara nanti setelah urusan ku selesai ,, ". Ujar Satria
" Aku kemari bukan untuk meminta penjelasan mu , tapi aku kemari hanya untuk memberikan ini. Tolong berikan ini pada ibu mu !!". Ucap kekasih nya itu sambil menyerah kan sebuah amplop kecil pada Satria.
Satria mengambil nya lalu membuka nya. Sebuah test pack yang memiliki garis merah di tengah nya. Dua garis merah lebih tepat nya.
"Apa ini ? ".
"Aku hamil Sat , dan ini adalah anak kamu ".
"Hahaha apa kamu gila ? Kita tidak pernah berhubungan sejauh itu , Kamu kalau mau mencari keuntungan tolong lah jangan mencari nya di aku ".
"Apa kamu lupa malam itu sat ?".
"Malam apa maksud mu , sudah lah aku tidak mau bertele2 , katakan apa mau mu ".
"Aku mau kamu secepatnya melamar ku kalau tidak maka test pack itu akan segera sampai pada ibu mu ".
"Apa kamu sedang mengancam ku ".
"Apa aku punya pilihan lain ? ".
"Syita aku rasa kamu harus periksakan saraf mu di psikolog , aku takut kamu gila , ambil kembali test pack mu dan cari lah mangsa yang lain., aku tidak takut pada ancaman mu karna ku tau itu bukan bayi ku . Jangan mencari2 kesalahan ku jika kamu sendiri masih buta dengan kesalAhan mu sendiri ".
Satria pun kembali masuk ke rumah sakit dan menghampiri Darma . Sementara syita pergi dengan test pack itu menuju ke rumah nya Satria. Entah apa yang akan ia lakukan dengan test pack tersebut yang pasti masalah yang sebenar benar nya akan segera menghampiri kehidupan nya Satria.

Bersambung...

Wanita Penghuni SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang