Wanita Penghuni Surga(20)

45 5 0
                                    

Wanita Penghuni Surga
Eps : 20
Karya : Azizah Khairunnisa

Malam hari nya, Adam yang baru pulang dari kantor nya langsung menuju ke kamar tanpa menghiraukan panggilan ibu nya untuk makan malam terlebih dulu. Di kamar ia melihat jika Nitha sudah tertidur tanpa menggunakan selimut. Ia meletakkan tas nya di meja kemudian duduk di sisi ranjang sembari meraih selimut lalu menyelimuti istri nya itu dengan penuh cinta. Ia menyentuh dahi Nitha serta membelai rambut nya dengan pelan. Sentuhan itu membuat Nitha terbangun dan membuka matanya.
"Mas ...".
"Sssttt... Kamu tau aku sangat menyesal atas apa yang terjadi tadi pagi .. tolong maafkan aku Nit ". Pinta Adam sambil meraih tangan nya Nitha
"Aku tau kamu cemburu Mas dan itu sudah wajar untuk seorang pria. Aku baik-baik saja. Kamu sudah makan ? Biar aku siapkan dulu ya...". Ujar Nitha sambil bangun
"Iya baiklah... Aku akan mandi dulu, makanan nya kamu bawa ke dalam saja ya, aku malas keluar ".
"Iya Mas...".
Nitha pun pergi ke dapur. Di sana ia bertemu dengan mertuanya. Dengan segan ia mengambil piring untuk nasi nya, namun mertua nya mengambil piring itu dan meletakkan nya kembali. Kemudian ia mengambil sepiring nasi yang sengaja ia kumpulkan dari makan malam sisa bekas ia makan dan keluarga lainnya. Nitha hendak meminta nasi baru serta lauk nya lantaran makanan itu bukan untuk nya melainkan untuk Adam. Namun sang mertua terlebih dulu memintanya pergi dari hadapan nya dengan hinaan dan cacian yang membuat Nitha meneteskan airmata nya.
"Bagaimana bisa aku memberikan makanan sisa ini pada suami ku... ". Ujar nya saat ia pergi melewati ruang makan.
Ia pun terhenti saat Adam dari pintu kamar nya melihat ia sedang mengusap airmata nya. Adam menghampiri Nitha dan melihat makanan yang ada di piring itu. Makanan itu sudah seperti makanan kucing. Ia menghela nafas nya lalu mengambil piring nasi itu dari tangan nya Nitha. Ia memegang erat tangan kanannya Nitha dengan tangan satu nya lagi kemudian membawa nya ke ruang tamu, dimana disana semua orang sedang berkumpul dan bercanda ria. Mereka semua terdiam saat Adam dan Nitha berdiri di hadapan nya. Dengan penuh amarah, Adam melempar piring nasi itu ke lantai hingga pecah dan berantakan. Semua orang terkejut termasuk Nitha.
"Apa-apa an ini Adam ?". Bentak Ayahnya sembari berdiri dari tempat duduknya
"Coba Ayah tanya pada istri Ayah, apa yang dia berikan pada istri ku malam ini ".
"Adaammmm !!!!". Bentak Ayahnya dengan nada yang keras
"Maaf, istri ku bukan lah pembantu ataupun pengemis di rumah ini. Dia adalah istri ku. Dia adalah wanita yang ku cintai setelah Ibu ku. Tapi hari ini orang pertama yang ku cintai dalam hidup ku itu membuat ku sadar. Jika ternyata dia tidak mencintai ku ". Ujar Adam sambil melihat ke arah ibu nya
"Sayang, apa yang kamu bicarakan ...". Tanya sang Ibu
"Harusnya ibu tidak memberi ku makanan sisa seperti itu. Aku bukan binatang Bu dan istri ku adalah istri dari putra mu ,, tidak bisakah Ibu menghormati dan menghargai istri ku ?".

Pertanyaan Adam sontak membuat Nitha tertegun tak percaya. Jika Adam rela membela nya di hadapan keluarganya.
Tanpa menunggu respon dari Ibu nya, Adam pun membawa Nitha pergi ke kamar nya.

"Mas, kamu tidak seharusnya menghina ibu mu demi aku...".
"Aku tidak menghina nya, aku hanya ingin dia menghargai mu di rumah ini. Nitha dengarkan aku, aku tidak mau membuat mu merasa jika aku bukan pria yang tepat untukmu. Aku sudah berjanji untuk membuat mu bahagia. Aku tau masa lalu mu cukup sulit dan aku ingin mengubah itu menjadi kebahagiaan. Apa aku salah ?".
Nitha tidak menjawab, Ia tampak terharu lalu memeluk tubuh suaminya dengan erat.

"Maafkan aku Nitha ,,, sebenarnya aku memang tidak pantas untuk mu.. Aku berjanji padamu, aku akan mengakhiri apa yang harus aku akhiri sejak dulu... Aku akan membahagiakan mu.. Aku  janji ". Gumam Adam dalam hati.

(Skip)
Di kafe, Satria sedang duduk sembari menikmati segelas kopi pesanannya. Tak lama setelah itu, Darma datang dan duduk di hadapan nya.

"Apa mau mu Sat, kenapa kamu mengajak ku kemari ? Apa yang kamu inginkan dari ku ?".

Satria tidak menjawab, ia hanya tersenyum sembari kembali meneguk kopi nya.

"Satria ???!!!". Teriak Darma sambil menggentarkan tangannya di meja membuat Satria menatapnya dengan tajam
"Dengar !! Aku bisa saja menyakiti mu disini jika kamu berani meneriaki ku ". Ancam Satria
"Apa mau mu ?". Tanya Darma
"Tinggalkan Adam !!!". Jawab Satria sambil mengeluarkan sebuah amplop dari saku jaket nya lalu meletakkan nya ke hadapan Darma.
"Apa ini ?".
"Lihat saja sendiri".
Darma pun mengambil dan membuka amplop tersebut. Mata nya terbuka lebar saat melihat isi amplop itu. Selembar cek lengkap dengan tanda tangan Satria di bawah nya. Hanya saja tidak ada nominal yang tertera di dalam cek tersebut.
"Kamu bebas menulis beberapa pun nominal yang kamu inginkan asal kamu pergi jauh-jauh dari kehidupan Nitha dan Adam. Bagaimana ? ". Tanya Satria dengan santai
"Apa kamu pikir kamu bisa membeli harga diri aku dengan cek ini ?".
"Aku rasa bisa. Fazil dan Adam bisa membeli mu lantas kenapa aku tidak bisa ? Hanya saja cara ku berbeda dari kedua pria yang kamu rebut dari Nitha".
"Lancang kamu Sat !!!".
"Ssstttt... Aku sudah peringatkan pada mu sebelumnya. Aku bisa melakukan apapun untuk membuat Nitha bahagia termasuk dengan menyingkirkan mu dari hidup nya ". Bisik Satria membuat Darma menelan ludahnya sendiri karna takut akan ancaman nya Satria.
"Pikirkan tawaran ku ini, jika kamu sudah cukup berpikir maka kamu bisa mengunjungi ku ke toko ku. Selamat malam ". Ucap Satria sambil pergi meninggalkan Darma sendiri di kafe itu.
Darma yang saat itu panik segera mengambil hp nya dari dalam tas lalu mencoba menghubungi Adam. Panggilan itu tidak di jawab oleh Adam, yang saat itu sedang menikmati malam indahnya bersama Nitha, sang Istri.
Darma terlihat sangat kesal, ia merobek cek itu lalu pergi.
(Skip)
Keesokan hari nya, Adam mengajak Nitha serta Fazila untuk pergi keluar dengan mobilnya. Nitha terlihat bahagia saat melihat momen Adam yang sedang bermain ria dengan putri semata wayang nya di sebuah taman. Saat itu, Nitha pamit sebentar untuk ke toilet umum dan membiarkan Adam bersama Fazila.
Saat ia kembali, ia melihat dari kejauhan jika Adam sedang berbicara serius dengan seorang perempuan yang membelakangi nya. Nitha yang penasaran segera mendekat dan pembicaraan mereka pun terhenti.
"Darma ? Kamu di sini ?". Tanya Nitha sesaat setelah Darma melihat nya.
"Hai Nitha ,, emm aku bosan di rumah, setelah aku keluar dari pekerjaanku di toko nya Satria, itu membuat ku sedikit stress. Jadi aku kemari untuk menghirup udara segar dan tidak sengaja aku melihat Fazila, bagaimana kabar mu ?". Tanya Darma pada Nitha membuat Adam gusar.
"Aku baik, cukup baik. Oa kamu bilang kamu tadi kamu sedang tidak ada pekerjaan kan ? Bagaimana jika kamu ngelamar pekerjaan di kantor Mas Adam saja, pasti masih ada lowongan, ya kan Mas ?". Tanya Nitha membuat Adam batuk.
"Ughuk huk...maaf ... Nitha sebaiknya kita pulang saja, aku merasa tidak enak badan ". Ujar Adam mencoba mengalihkan pembicaraan Nitha.
"Ya sebaiknya kamu bawa suami mu pulang dulu deh Nit, soal saran mu pasti akan aku lakukan, itu pun jika memang perusahaan suami mu masih membutuhkan karyawan baru ". Kata Darma sembari menatap Adam dengan tersenyum.
Adam dan Nitha pun pergi dari taman itu, sesekali Adam menoleh ke arah Darma yang masih menatap nya dengan senyuman serta kedipan mata.
"Aku harus menjauhi mu,, aku tidak ingin kehilangan istriku...". Gumam Adam dalam hati.
"Seberapa jauh kamu akan lari dari ku yang pasti kamu tetap akan mencariku suatu hari nanti... ". Gumam Darma dalam hatinya.

Bersambung...

Wanita Penghuni SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang