33. Insane

28.7K 2K 253
                                    


Previous part:
"Apa yang akan kau lakukan jika aku tak mau? Melempar Televisi itu kepadaku?"

Ucapan Jolene itu spontan membuat Suga tersadar dengan apa yang baru saja dia lakukan. Hal yang seharusnya tidak pernah dia lakukan, terlebih kepada orang yang dicintainya. Untuk pertama kalinya dia kehilangan kontrol dihadapan Jolene.

Ketika Suga menyadari hal yang dilakukannya, Jolene sudah keluar dari apartment itu.

***

Pagi-pagi sekali, Jolene dikagetkan dengan paket yang dikirimkan di apartmentnya. Jolene tidak mengingat pernah memesan sesuatu. Dan dia juga tidak pernah tahu bahwa ada paket yang dikirimkan sepagi ini.

Jolene beranjak dari tempat tidur dengan malasnya. Rambutnya dibiarkan terurai tak disisir. Dengan langkah pendeknya dia berjalan sembari mengucek-ngucek matanya untuk menerima paket itu.

Setelah menandatangi beberapa lembar kertas dari kurir yang berpakaian biru itu, Jolene kembali masuk kedalam apartmentnya dan meletakan box segiempat itu diatas meja tamu.

Jolene kemudian melangkahkan kaki kesisi kanan ruang tamu itu untuk meraih cutter yang diletakannya di floating shelves dinding apartmentnya.

Setelah kembali ke meja tamu— tempat dia meletakan paket yang baru saja diterimanya, Jolene duduk melantai sembari menyilangkan kedua kakinya dan dengan langsung mulai membuka box dihadapannya menggunakan cutter untuk mengiris perekat disetiap sisi box tebal itu.

Dengan langsung juga Jolene mengetahui pengirim dari paket itu setelah melihat isinya.

Satu buah Iphone XMAX berwarna hitam yang siap pakai tengah terpampang didalam box dihadapannya.

Jolene menghembuskan nafas dengan kasar ketika mengingat kejadian semalam yang membuat Jolene bergedik membayangkan kembali ekspresi marah seorang Suga yang kehilangan kendali.
Masih terlalu pagi untuk mem-flashback kejadian malam tadi.

Setidaknya dia masih cukup peduli untuk mengganti telefon genggamku. Pikir Jolene

Setelah melakukan log in icloud dan semua datanya sukses direstore, Jolene sudah bisa menggunakan telefon genggam itu. Dia hanya harus menghubungi operator cellular untuk membuatkan kartu yang sama dengan kartu yang dimilikinya.
Hal yang tidak perlu diurusnya secara langsung karena cabang dari kantor operator cellular itu adalah milik ayah dari teman kuliahnya dulu, sehingga Jolene bisa dengan mudah meminta bantuan dari temannya itu untuk mengurus semuanya dengan cepat.

***

"Semalam kau menelfonku tapi telefonnya terputus." Dengan tumbennya Daniel bertanya. "Aku mencoba menelfon balik tapi sudah tidak tersambung." Lanjutnya yang masih terus fokus dengan jalanan didepannya.

Mereka sedang dalam perjalanan ke kantor Bighit. Akitifitas rutin yang selalu Jolene dan Daniel lakukan selama hampir satu bulan ini.
Setelah tadi kembali mendapatkan data-datanya, Jolene dengan segera membersihkan diri untuk pergi ke kantor. Karena Daniel sudah pasti menunggunya dibawah. Dia tidak pernah tidak tepat waktu. Dia bahkan selalu datang 10 menit lebih awal.

Jolene menghembuskan nafas dengan berat mengingat kejadian yang terjadi tadi malam. Terlebih Suga sampai saat ini belum memberikan kabar.

"Tidak apa-apa." Jawab Jolene dengan singkat.

Tidak ada tanggapan lanjutan dari Daniel ketika mendengar jawaban dari Jolene. Mungkin dia telah mendapatkan jawaban yang dia mau, atau mungkin dia tidak peduli. Daniel mungkin menanyakan pertanyaan itu hanya untuk basa-basi, karena sedari tadi ekspresi Jolene tidak terlihat seperti biasanya. Jolene yang biasanya tersenyum sebelum masuk didalam mobil ketika menyapanya, dan yang selalu menggumamamkan lagu-lagu yang terputar di speaker mobil, sekarang bahkan tidak bereaksi ketika lagu Jungkook yang berjudul Euphoria terputar.

MY SEESAW ||  SUGA BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang