38 | Salah Paham

1K 37 4
                                    

Keisha mengarah pada yang di tunjuk Rissa. Melihat dua pasangan yang sepertinya lagi ada masalah. Mereka seperti sedang ribut di ujung koridor.

Tidak lama kemudian, Aurel datang dengan muka marah.

"CEWEK MURAHAN!" tunjuk Aurel ke Keisha dengan marah.

Mereka semua mengerutkan keningnya. Tidak mengerti apa yang di katakan Aurel untuk Keisha, cewek murahan?

"Lo ngomong apaan sih, Aurel?" tanya Salsa, mewakili rasa penasaran mereka.

Aurel masih menatap Keisha dengan tidak suka. Tatapan yang baru kali ini dilihat oleh Keisha. Keisha pun tidak mengerti, apa dia melakukan kesalahan? Seingatnya pun tidak.

"Keisha ini gak sebaik yang kalian kira!" ucap Aurel yang masih menatap Keisha.

"Perempuan serakah, dia masih belum puas dapetin Arka dan dia dengan gak malu deketin Gavin, pacar gue!"

Mereka semua dibuat melongo oleh ucapan Aurel. Banyak yang tidak percaya, karena itu tidak mungkin kan.

"Maksud lo apa sih, gue gak pernah punya niatan gitu" kini Keisha bersuara.

Aurel tersenyum miring, "Mana ada sih maling ngaku, CEWEK MURAH YA MURAH AJA KALI, JANGAN SOK JADI BERLIAN!"

"Udah Aurel, jangan disini. Lihat kita jadi tontonan" lerai Gavin. Yah, kini koridor penuh karena mereka berhenti sejenak untuk melihat perdebatan kecil ini.

"Biarin aja, biar semua tau kalo cewek ini... " tunjuk Aurel ke Keisha "PENGGODA PACAR ORANG!"

"STOP! udah cukup, ini semua salah paham Aurel," Kesiha menggenggam tangan Aurel, berniat meredakan amarah Aurel. Keisha yakin ada kesalah pahaman yang terjadi.

Aurel menepis tangan Keisha, "Gak usah munafik deh! Dengan baik di depan gue!"

"Lo ngomong gitu ada bukti?" Arka kini bersuara. Sudah cukup pacar nya di permalukan begini.

Dengan cepat Aurel memberikan ponsel Gavin. Membuka room chat yang di kirimkan Keisha kemarin malah.

"Liat, dia dengan gak malu mengirim pesan yang sangat menjijikkan!"

Arka membaca pesan itu satu per satu. Itu benar nomer Keisha. Tetapi, apakah benar Keisha mengirim pesan itu.

"Sumpah gue gak mengetik dan mengirim semua pesan itu" ujar Keisha, meyakinkan semua orang yang menyaksikan.

"Udah lah, gak usah pake ngelak lagi!" jengah Aurel.

"Bisa aja itu bajakan kan" saut Gilang.

"Emang hape lo gak di kasih sandi? Sampai semua orang bisa buka hape lo?" tanya Aurel untuk Keisha, supaya mereka tidak akan membela Keisha lagi.

"Iya gue kasih" jawab Keisha sedikit kaku.

"Tuh kan, lo semua denger. Gak mungkin dengan tiba-tiba semua pesan itu ada dengan sendirinya, kalau gak ada dalangnya!"

"Arka lo percaya sama gue kan, gue gak pernah ngelakuin ini semua" lirih Keisha, matanya memanas kenapa ada yang kejam memfitnah dirinya.

Arka mengangguk, "Iya gue percaya"

Keisha sedikit lega.

"Dasar cowok bodoh, masih aja percaya padahal ceweknya ini kegatelan di luar sana." ucap Aurel tambah pedas.

"Keseringan makan cabe? mulut kok pedes banget!" sindir Arka.

"Ini semua salah paham, bisa di selesaikan secara baik-baik. Malu diliatin banyak orang" suruh Arka.

"Udah mending kalian PADA BUBAR!" Arka menegaskan di kata terakhir membuat penonton kecewa dan akhirnya pergi.

**

Kini Keisha duduk seorang diri. Aurel yang tadinya duduk bersamanya kini pindah duduk dengan yang lain. Keisha tidak boleh tinggal diam, dia harus menyelesaikan kesalah pahaman ini.

Keisha berusaha mengingat kejadian kemarin malam, dimana pesan itu terkirim. Iyah, dia ingat. Pada saat itu, di jam yang sama dia tidak menyentuh ponsel sama sekali. Ponsel nya ia geletakan di atas kasur. Argh...
Kepalanya pusing sekali, satu sahabatnya kini menjauhi dirinya.

"Aurel, kita selesain kesalah pahaman ini ya" bujuk Keisha, berusaha agar Aurel memaafkannya.

"Ogah! Gue gak sudi punya sahabat penghianat kaya lo!" balas Aurel.

Keisha menggigit bibir bawahnya, dia bingung harus berbuat apa.

"Berapa kali gue bilang, gua gak mengirim pesan itu"

"Udah lah Kei, lo balik ke tempat duduk lo sana! Gak usah ganggu gue!" usir Aurel.

Salsa dan Rissa menghampiri mereka berdua.

"Kalian baikan ya, jangan marahan begini" suruh Salsa. Salsa pun dibuat bingung karena harus percaya kepada siapa.

Bukannya menjawab, Aurel malah berdiri dan pergi keluar kelas meninggalkan mereka bertiga.

"Gue susul Aurel dulu ya," Rissa berniat menemani Aurel, karena ia yakin Aurel butuh teman.

Salsa dan Keisha mengiyakan.

"Gue harus gimana Sal?" lirih Keisha.

"Sabar ya, pasti kesalah pahaman ini bakal selesai" usul Salsa menenangkan.

Keisha masih berfikir keras agar dia dapat bukti bahwa bukan dia yang mengirim.

Keisha mengembangkan senyumnya, dia ada ide.

"Sal gue tau cara untuk membuktikannya" seru Keisha senang.

"Apa Kei?" tanya Salsa dengan antusias.

"Gue bakal liat ketikan pesan itu, setiap orang pasti punya cara yang berbeda untuk mengetik pesan. Mungkin dari situ kita bakal tau kalau bukan gue yang ngirim"

Salsa mengangguk mengerti.

"Jadi gue harus ketemu Gavin!" setelah mengucapkan itu, Keisha pergi ke luar, meninggalkan Salsa.

"Kei tunggu!"

***

Dua manusia ini sedang bersuka cita di atas roftoop. Menikmati pertengkaran sebuah persahabatan yang sekarang sedang meregang.

"Ini kisah awal yang bagus bukan?" tanya perempuan itu yang masih setia menggunakan hodie berwarna hitam lengkap dengan penutup maskernya.

"Benar, tidak masalah rencana awal gagal. Tetapi, yang ini berjalan dengan mulus" timpal Marvel.

"Dasar wanita bodoh! Terlalu percaya dengan pesan palsu itu." perempuan ini tersenyum miring di balik maskernya.

"Kita udah dapet senjata yang bagus untuk menyerang Keisha dan Arka. Jadi gak perlu khawatir untuk rencana selanjutnya" ucap Marvel seraya meneguk minuman yang ada di tangannya.

"Gue gak sabar bakal mendapatkan Arka di tangan gue" ucap perempuan bermasker ini.

"Gue juga gak sabar melihat Arka terluka karena pengkhianatan yang di lakukan oleh orang yang di sayang!"

"Kita punya tujuan sama, jadi kita gak boleh gagal. Oke!" Sambung Marvel dan di angguki oleh perempuan bermasker itu.

***

Author menepati janji kann, jangan Lupa vote sama comment nya ya. Kalau Author publikasi cerita baru gimana? Saran donggg

KEISHA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang