41| Hujan

975 28 1
                                    

"Aurel!" panggil Keisha yang melihat Aurel tengah sendirian di koridor.

Aurel menoleh, terlihat jelas bahwa Aurel masih belum bisa melupakan kesalah pahaman ini.

"Lo masih belum bisa ngelupain hal kemarin Rel?" tanya Keisha sedikit takut.

Aurel menghembuskan nafas pelan, "Gue usahain ya Kei" ucapnya dengan senyuman yang terlukis di bibirnya.

"Makasih Aurel," Keisha memeluk sebelah tangan Aurel. Walaupun belum sepenuhnya tapi dia merasa bersyukur karena Aurel akan berusaha melupakan kesalah pahaman yang terjadi.

Mereka masuk kelas berbarengan, menimbulkan tanda tanya bagi penghuni kelas. Termasuk Rissa dan Salsa yang sudah ada di kelas.

"Cie... Udah baikan nih?" tanya Salsa.

Keisha mengembangkan senyumnya, "Iya dong, marahan kok lama-lama gak baik tau"

"Gini dong, kita kan udah kaya member BLACKPINK kemana-mana berempat" ujar Salsa menyusuli dan juga merangkul kedua temannya.

"Karena bersatu kita teguh, berempat kita... " Rissa juga ikut menyusuli, dan berkata tetapi perkataan itu terpotong

"BLACKPINK!"

Mereka seketika tertawa bersama karena telah menyebutkan kata blackpink dengan berbarengan.

**

Pagi ini kelas Bahasa 4 akan melakukan olahraga di lapangan. Semua orang sudah berganti dengan kaos olahraga. Tetapi dua orang ini belum siap. Orang itu adalah Aurel dan Rissa.

Mereka berjalan di koridor yang sepi, mungkin karena masih terlalu pagi jadi tidak banyak orang berlalu lalang.

Rissa dan Aurel berhenti di kamar mandi cewek. Dengan cepat mereka berganti pakaian. Sudah lengkap dengan kaos olahraga mereka keluar dari ruang ganti. Rutinitas saat datang ke kamar mandi adalah mengaca, kebiasaan cewek yang tidak boleh tertinggal. Mereka merapihkan rambut atau atribut semacamnya.

"Anjay, gue greget banget deh Riss pengin bawa kaca ini ke kelas" seru Aurel yang greget dengan kaca di kamar mandi ini. Karena jika kita mengaca disini, wajah kita akan terlihat cantik. Sungguh menipu diri sekali, maybe oppo dan vivo kalah.

"Haha lebay banget lo" ejek Rissa.

Mereka masih sibuk dengan dirinya masing-masing sampai tidak sadar kalau ada dua orang yang masuk.

"Eh klean temu lagi ya?" sapa Adisty.

Aurel dan Rissa berbalik, melihat kedua kakak kelasnya ini. Sudah lama mereka tidak bertemu, semenjak kepergian Monica dan ini mereka bertemu lagi.

"Udah lama ya gak ketemu." saut Grabiela.

Aurel tersenyum kikuk, bingung ingin merespon bagaimana. Sedangkan Rissa, dia malah tersenyum sinis dan melipatkan tangannya di dada. Seolah-olah menantang kedua kakak kelasnya ini.

Grabiela memutar matanya malas, dia tidak mempedulikan sikap Rissa kepadanya, yang terpenting tugasnya dia kesini terlaksanakan.

"Minggir gue mau ngaca!" suruh Adysti pada Aurel dan Rissa.

"Yang lama ya, biar tau diri!" sindir Rissa.

Adysti mengeram kesal, kalau saja mereka tidak disuruh oleh seseorang, mungkin dia tidak mau bertemu adik kelas yang tidak punya santun ini.

"Btw, lo kemarin ada problem kan sama Keisha?" Tanya Grabiela, membuka percakapan.

Aurel yang sedang melipat seragam nya itu langsung berhenti karena pertanyaan itu.

"Kok bisa tau?" tanya Aurel keheranan.

Grabiela tersenyum miring, "Jangankan gue, satu sekolah juga udah tau kali, kalo temen lo yang ganjen itu, goda pacar lo sendiri!"

Rissa hampir saja maju, untuk manampol mulut kakak kelas yang gak tau sopan santun itu. Namun, di halangi oleh Aurel.

"Udah lah, gue juga udah maafin. Gak usah di bahas lagi." ujar Aurel berusaha melupakan kesalah pahaman yang terjadi.

"Dasar bego!" maki Adysti.

"Gak ngaca banget kalo ngomong, padahal ada kaca di depannya!" sindir Rissa lagi.

"Udah lah kak, gak usah di bahas." Aurel masih bersabar, di antara keempat temannya. Aurel lah yang paling bersabar untuk menghadapi sikap dua kakak kelas ini.

Setelah mengatakan itu, Aurel pergi menarik Rissa keluar dari kamar mandi. Meninggalkan Grabiela dan Adysti.

Adysti mengeluarkan benda pipih itu dari seragamnya. Tangannya menari di atas layar untuk mencari nomor seseorang. Setelah ketemu, dia langsung menekan tombol telepon dan sekarang tersambung.

"Gue dan Grabiela gak berhasil"

"....."

"Dia udah maafin katanya"

"....."

"Oke."

Panggilan terputus, dibalik telepon itu ada seseorang yang sedang mengeram kesal. Rencananya yang ini tidak berjalan mulus. Dengan cepat dia menelepon seseorang untuk menjalankan rencana berikutnya.

"Oke, gak papa rencana ini gagal. Tapi rencana selanjutnya jangan sampe gagal."

**

Arka meminggirkan motornya. Sore ini tiba-tiba saja hujan deras. Dia sedikit mendesah karena saat dia membawa motor malah hujan dan dirinya basah kuyup. Jika seorang diri tidak akan begitu bermasalah tetapi, ada Keisha di sampingnya.

Langit sepertinya sedang bersedih karena menurunkan hujan, mereka pulang terlalu sore karena ekskul yang di jalani. Arka mengingat kejadian tadi, untung saja dia tidak kalah cepat datang jika telat mungkin Keisha akan pulang bersama Marvel. Arka tidak suka itu.

"Hujan yee..." Keisha tampak senang akan kehadiran hujan.

"Lo seneng sama hujan Kei?" tanya Arka.

Keisha mengangguk mantap, "Gue banyak belajar dari hujan, Arka."

Arka mengernyitkan dahinya, "Apa?"

Keisha maju, menadahkan air yang turun dengan tangannya.

"Walaupun terus jatuh, tetapi hujan tidak pernah lelah untuk kembali. Maka dari itu, gue selalu bangkit kalau gue lagi ada masalah. Karena disetiap masalah pasti ada jalan keluarnya."

Arka tertegun mendengar pengakuan Keisha.

"Arka." panggil Keisha.

Arka menoleh, "Apa?"

"Hujan-hujanan yuk" ajak Keisha.

Keisha tampak antusias mengajaknya, Arka jadi tidak tega menolaknya. Jujur, Arka tidak suka hujan-hujanan.

***

Kembali hadirr wkwkwk.

Kalo ada typo, benerin ya karena aku juga masih banyak belajar.

Bonus pict Arka sama Keisha.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Next masih ada satu part lagii, enjoyyy okeyyy, yg ptg komen sama vote nyaaa....

Byeee..

KEISHA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang