44|Menggantikan Keisha

1K 41 0
                                    

Kaisha menatap bingung, kedua orang ini membawa dirinya kemana. Kaisha belum tau ini rumah siapa. Seketika fikiran buruk keluar dari otaknya, apa jangan— Ah Kaisha langsung menepisnya karena itu tidak terlalu bagus. Kaisha ternyata tidak bisa menutupi ketakutannya, hingga Gavin menyadari.

"Lo gak usah Takut Kai, kita gak bakal macem-macem sama lo kok." ucap Gavin menenangkan.

"Eh—" Kai sedikit kaget karena Gavin mengetahui isi fikirannya.

"Tetapi, kenapa ya aku dibawa kesini?" tanya Kaisha karena sudah tidak tahan membendung rasa penasarannya. Sampai dia melupakan suruhan Keisha untuk memakai lo-gue jika berbicara.

Gavin menengok ke arah belakang, karena mereka masih di dalam mobil.
"Arka demam, karena habis hujan-hujanan kemarin sama Keisha. Gue tau banget tu anak ga bisa kena hujan. Jangan lo fikir dia lemah, enggak cuman dia gak bisa kena air hujan aja" ucap Gavin menjelaskan.

"Oh, jadi Arka sakit" ulang Kaisa.

Gavin mengangguk, membenarkan ucapan Kaisha.

"Terus aku disuruh ngapain?"

"Kita mau minta tolong sama lo, buat berakting sedikit" kini Gilang bersuara.

Kaisha mengernyitkan dahinya, tidak mengerti.

"Arka di dalem lagi sakit, nah sebelum berangkat dia pesen suruh ajak Keisha kerumahnya. Karena Keisha tadi pergi jadi kita butuh lo buat gantiin Keisha"

"APA?!"

**

Kaisha masuk kedalam rumah Arka, sungguh terpaksa dia melakukan ini semua. Jika kedua orang ini tidak memaksa dan memohon dia tidak akan ingin. Apakah bisa Kaisha menjadi sosok Keisha, astaga Kaisha sangat kelimpungan karena sifatnya sangat berbeda dengan suadara kembarnya itu. Untung saja, Keisha sudah mendandani dirinya, jadi dia tidak perlu repot untuk mengubah dirinya sekarang dengan terburu-buru.

"Apa lo udah siap?" tanya Gavin, memastikan karena mereka sekarang sudah berada di depan pintu kamar Arka.

Kaisha menghela nafas kasar, lalu mengangguk.

Gilang memberi usapan kecil di bahu Kaisha "Semangat!"

Kaisha berusaha tersenyum hangat, karena tidak enak jika harus memamerkan muka yang di tekuk terus.

"Inget, Keisha tipikal orang ceria" ujar Gavin memperingati, Kaisha mengangguk mengerti.

Mereka masuk ke dalam kamar Arka, Kaisha memandangi setiap sudut kamar ini. Rapi dan bersih, mencerminkan diri Arka sekali. Kaisha sangat suka kamar bernuansa putih terang seperti ini, karena jujur Kaisha tidak suka keadaan lampu kamar redup atau gelap.

Mata Kaisha berhenti bergerak, dan memandangi lelaki yang masih terlelap.

"Kayanya dia tidur?" gumam Kaisha yang masih bisa di dengar oleh Gavin.
"Yaudah lo samperin aja, kalo ada apa-apa gue dibawah." ucap Gavin, seraya menyeret Gilang untuk keluar.

Kaisha bingung harus melakukan apa sekarang. Kakinya melangkah untuk mendekat ke Arka. Dilihat dia sangat terlelap, damai sekali hati Kaisha melihat lelapnya Arka tidur.

Tangan Kaisha menempel pada kening Arka. Ntah, keberanian dari mana sampai Kaisha menyentuh kening Arka.

"Ashh... " ringisnya saat menyentuh kening Arka yang sangat panas.

Kaisha turun kebawah mengambil handuk dan juga air hangat untuk mengompres Arka.

Sepertinya Arka terganggu dengan handuk yang menempel di keningnya, hingha dia membuka matanya dan... Kaisha sangat merasa gugup, harus bersikap apakah dia sekarang?

"Eh, kamu udah dateng." ucapnya dengan suara serak.

Jantung Kaisha berdegub sangat kencang, dan di berharap kalau Arka tidak akan mendengarnya.

Dengan cepat, Kaisha menetralisirkan wajahnya agar tidak terlihat gugu. Dan bersikap ceria, layaknya Keisha.

"Iya dong, pas denger pacar sakit aku langsung kesini" ucap Kaisha, meniru lagat Keisha.

Arka tersenyum hangat, lalu menyentuh handuk di keningnya.

"Ini, kamu yang nempelin?" tanyanya.
"Iya dong, siapa lagi coba yang bisa sweet selain aku?" Kaisha meruntuk dalam hati, semoga dia tidak salah bicara.

Arka malah terkekeh, dan mencubit hidung Kaisha dengan gemas. Perlakuannya ini membuat wajah Kaisha merah padam.

"Baru hujanan bentar doang aja udah demam, payah kamu." Ucap Kaisha, mengalihkan topik agar Arka tidak melihat pipi nya merah.

"Sengaja, biar bisa dirawat kamu." elaknya

"Halah, bohong."

Arka malah terkekeh, "Beneran, aku pria jujur tau."

"Oh ya?" Kaisha menaik turunkan, alisnya.

"Iya dong,"

Kaisha meraih handuk yang di kepala Arka, ingin membilas kembali dengan air hangat.

"Agak mendingan, tadi badan kamu panas banget. Maaf, karena aku yang buat kamu kaya gini."

Arka mengelus pipi Keisha, "Gak usah minta maaf, sejak kapan Keisha minta maaf kaya gini?" ucapnya seraya menunjukkan smriknya.

"Ih malahh ngeledek,"

Arka menarik Kaisha yang duduk di tepi ranjang, agar mendekat. Kini Kaisha sangat dekat dengan wajah Arka. Sampai dia bisa mencium nafas Arka yang sedikit panas. Ini kedua kalinya Kaisha berdekatan seperti ini, dan kedua kalinya dia mengira bahwa ini Keisha.

"Makasih untuk perhatian ini,"

**

Wohh!!!

KEISHA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang