54| Jagain.

1K 41 3
                                    

Hari sudah malam. Erlan dan Mia pun sudah tiba sejam lalu. Memarahi Keisha? Tentu saja iya. Keisha hanya menundukkan kepalanya. Percuma saja ia membela diri. Karena memang dia yang menepis tangan Kaisha hingga ia jatuh. Tetapi, itu dalam tidak kesengajaan.

Bagaimana dengan kabar Arka? Ia masih stay menunggu Kaisha siuman. Kata dokter, Kaisha di beri obat tidur hingga ia belum sadar saat ini juga.

Keisha duduk di sofa yang di sediakan di ruang inap. Ruangan VIP ini cukup besar. Hingga dia berada di sofa bagian pojok. Mendiri dan meratapi nasib serta kebodohannya. Sial! Niat ingin marah malah berujung kesialan.
"Ergh... "

Suara itu membuat kepala Keisha mendongak. Semua mata langsung menuju Kaisha yang bersuara di atas bangkar lalu menghampirinya.

"Kamu udah sadar sayang?" tanya Mia, tampak khawatir.

"Bunda... " balas Kaisha dengan suara serak.

"Iya sayang, Bunda disini."

Kaisha tersenyum, matanya terarah pada cowok yang masih berseragam.

"Arka masih disini?" tanyanya pelan.

Arka lebih mendekat, "Iya gue masih disini, maafin gue. Karena gue keadaan lo jadi kaya gini."

Kaisha menggeleng pelan, "Ini emang udah takdir Arka. Jangan di sesali, oh ya dimana Kei?"

Merasa namanya di panggil Keisha mendongak kepalanya lagi. Ia melihat semua mata tertuju padanya.

"Kei sini," suruh Iki plus muka datar.

Keisha jalan dan mendekat ke arah Kaisha. Rasanya ia malas meladeni Kaisha. Dia memang merasa bersalah. Tetapi, ia juga masih marah.

"Maafin gue." ujar Keisha.

Kaisha tersenyum, "Kamu gak salah, ini salah ku yang gak mau jujur sama kamu."

Keisha hanya membalas dengan senyuman tipis.

Dokter masuk dan memeriksa keadaan Kaisha. Kepala Kaisha di perban. Kaki sebelah kanannya juga di perban. Keisha berdoa agar Kaisha tidak apa-apa supaya ia tidak berhadapan dengan muka ketus jika berbicara padanya.

"Besok Kaisha sudah bisa pulang. Namun, ia masih belum bisa berjalan dengan normal. Dia harus pakai kursi roda. Dan mungkin ia tidak akan masuk sekolah sampai ia bisa berjalan lagi." ujar Dokter.

"Tapi ia masih bisa jalan dengan normal kan dok?" tanya Erlan memastikan.

"Ia bisa, tetapi harus menjalani beberapa terapi terlebih dahulu"

"Dok, kenapa harus libur sekolah. Sebentar lagi akan di adakan ujian kenaikan kelas." ucap Kaisha nampak kecewa.

Mia mengelus rambut Kaisha, "Sayang, kan untuk beberapa hari aja. Kalau udah sembuh baru bisa sekolah kembali"

Kaisha menggeleng, "Tapi Bun, aku gak bisa kalau gak sekolah sehari aja. Aku gak mau tertinggal pelajaran."

"Bisa saja ia sekolah, tetapi ia harus pakai kursi roda." saran sang Dokter.

"Tetapi, siapa yang akan menjaga kamu dan mendorong kursi roda kamu Kai?" tanya Iki.

"Biar saya aja om, tante, kak. Kita kan satu jurusan. Satu gedung juga, biar saya bantu Kaisha." ucapan Arka membuat kaget semua orang kecuali Rizki dan Mia. Karena Erlan masih belum tau bahwa Keisha dan Arka sudah putus.

Ucapan itu membuat Keisha kaget juga. Tentu pasti itu terjadi, Keisha menerka apa yang di pikirkan Arka sampai mau melakukan ini.

"Lo apa-apan sih, mau buat gue cemburu? 100 buat lo kalau mau buat gue cemburu. Dari tadi lo udah bikin hati gue was-was dan plis jangan buat hati gue sakit lagi kalau lo bersedia buat jagain Kaisha." Batin Keisha.

KEISHA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang