86|Arka tahu

1.4K 99 98
                                    

Vote dulu baru baca biar enggak lupa.

***

Kamar yang biasanya selalu rapi dan wangi kini menjadi menyeramkan. Pemilik kamar tengah duduk di lantai sambil memegang sebotol minuman keras. Sudah satu minggu Keisha hilang seperti di telan bumi. Tidak ada yang tahu dan tidak ada yang bisa di hubungi. Arka frustrasi, itu jelas!

Arka seperti raga yang kehilangan jiwanya, ia tak berdaya. Dia seperti orang tidak waras, kedua temannya juga sudah menasihati dan membantu mencari Keisha tetapi mereka belum berhasil.

Arka memegangi kepalanya yang terasa pusing. Bahkan waktu makan Arka tidak teratur, begitu juga tidurnya.

Pintu terbuka sedikit, cahaya masuk dan menerangi ruangan yang gelap itu. Di ambang pintu ada Arin yang menangis melihat adiknya seperti ini. Sudah dua kali Arin melihat adiknya seperti orang yang kehilangan semangat untuk hidup. Pertama saat Kirana pergi meninggalkannya tanpa alasan dan sekarang terjadi kembali pada Keisha, perempuan yang Arka cintai itu juga telah pergi meninggalkan Arka.

Arin menutup mulutnya, ia menahan isak. Kenapa adiknya harus mengalami ini semua, adiknya sudah banyak menderita kenapa di tambah lagi?

Memang Arka salah tidak mau mendengarkan penjelasan Keisha dan memberikan kesempatan kedua baginya, tetapi kenapa Arka di hukum begitu beratnya?

"Arka lo sadar, enggak seharusnya lo kaya gini." Arin menghampiri Arka yang tengah duduk, Arin pun membuka gorden hingga cahaya terang masuk ke pupil mata Arka.

Arka menyipitkan matanya, " Kenapa di buka sih! Mending lo keluar! Jangan ganggu gue!"

"Lo ngomong kaya gitu sama kakak lo sendiri?!" Arin balik membentak.

"Gue enggak peduli sama siapa pun!"

Arin menintikan air matanya, lalu mengguncangkan bahu Arka. "Arka lo sadar! Dengan kaya gini Keisha enggak bakal balik Arka!" tegas Arin.

"Bener kata Kak Arin, Arka.!" dari arah pintu ada dua orang perempuan dan dua orang laki-laki. Siapa lagi kalau bukan, Gavin, Gilang, Rissa dan Aurel.

"Gue tahu lo terpukul karena Keisha pergi, tetapi dengan cara lo melampiaskan kekesalan dengan kaya gini, " Aurel menjeda ucapannya, "Keisha bakal sedih, dan mungkin dia benci karena lihat orang yang di sayangnya berubah menjadi monster."

Air mata Arka turun, kenapa semua orang yang ia sayang pergi meninggalkannya? Kenapa? Apa dia tidak pantas untuk bahagia?

Gavin mendekati Arka lalu menepuk-nepuk bahu Arka, "Lo enggak sendiri Arka, ada kita yang akan bantu lo." ujar Gavin menyemangati.

"Kita bakal cari keberadaan Keisha, jadi lebih baik kita cari lagi, jangan pernah melakukan hal bodoh kaya gini lagi." peringat Gilang.

Arin tersenyum, seharusnya Arka bersyukur masih memiliki teman yang peduli terhadapnya.

"Arka lo gak boleh kaya gini terus." Arin memeluk sebelah tangan Arka, dia tersenyum hangat padanya.

***

Satu minggu sudah mereka mencari keberadaan Keisha tetapi tidak ketemu. Jika di jumlah, Keisha telah menghilang dua minggu. Mereka berlima kini tengah berada di Villa Arka. Arka ingin mengenang kembali saat dirinya dan Keisha berlibur disini.

Sebenarnya, Arka ingin sendiri ke Villa ini tetapi temannya tidak mengizinkan dan kekeh untuk ikut.

Arka memangku gitar, ia rindu menyanyikan untuk Keisha. Di sini, dulu saat pertama kali Arka menyanyi untuknya. Arka terkekeh dan tersenyum, ingatan saat pipi Keisha yang bersemu merah membuat Arka gemas.

KEISHA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang