76| Cacha [1]

1K 62 41
                                    

Gadis ini menyelipkan anak rambutnya ke daun telinga. Sesekali sambil melirik jam yang berada di dinding. Menurutnya, waktu ujian sangat lama. Ia bahkan sudah mengerjakan 50 soal pilihan ganda dalam waktu 20 menit. Jangan tanya kenapa ia pintar, akan di jelaskan di part selanjutnya.

"Kaisha!" panggil guru pengawas.

Ia perempuan itu adalah Kaisha, ia tidak menduga hanya melihat jam bisa membuat ia di tegur seperti ini.

"Eh i-iyya bu" jawab Kaisha.

"Kenapa selalu melihat ke arah jam? Apa sudah selesai mengerjakan tugas ujian?" tanya guru pengawas.

Kaisha mengangguk, "Sudah bu" balas Kaisha membuat satu kelas tidak percaya. Kaisha bisa mengerjakan tugas kimia secepat itu. Kimia lho ini gess kimia.

Guru pengawas itu mendatangi meja Kaisha dan melihat lembar jawaban Kaisha. Ternyata benar, semua nomor sudah diisi.

"Baiklah kamu bisa pulang sekarang" kata guru pengawas. Membuat satu kelas menatap Kaisha takjub karena mengisi soal dengan sangat cepat.

Kaisha mengangguk, dengan senang hati ia membereskan peralatan dan langsung memasukan ke dalam tasnya. Mengabaikan panggilan Carly yang meminta jawaban. Bukannya dia tidak setia kawan ia hanya ingin Carly berjuang tidak meminta belas kasihan seperti memohon untuk di conteki.

Kaisha menyalami guru dan langsung keluar kelas. Koridor sekolah masih tampak sepi. Ia terlalu cepat keluar, apakah dia masuk saja ke dalam kelas? Itu bukan ide bagus.

Kaisha akan pergi ke kelas partner nya. Ia sengaja lewat saja dan saat mata mereka bertemu ia baru memberikan isyarat dan langsung di mengerti oleh dua gadis itu.

Kaisha memutar badannya dan akan menuju ke tempat dimana loker berada. Ia mengambil hodie hitam dan masker hitam. Lalu, ia tersenyum miring. Beberapa jam lagi, ia sangat tidak sabar.

Dan kini Kaisha memakai itu di dalam toilet. Ia baru memakai hodie nya saja. Ia menatap ke cermin. Wajah itu, wajah itu ternyata bisa menipu banyak orang.

"Kenapa keluar kelas di luar rencana sih" gerutu Grabiela saat memasuki toilet.

"Bener nih, gue tadi nembak semua jawabannya" susul Adisty.

Kaisha bersedekap lalu tersenyum miring ke arah dua cewek itu,  "Gue gak peduli,"

Grabiel berdecak kesal, "Oke iya! Terus kita mau ngapain sekarang?"

Kaisha kembali menatap wajahnya di cermin, lalu membelai rambutnya dan tersenyum miring.

**

Kaisha dan dua partner nya ini sudah ada di gedung pembuatan tempe yang sudah tidak terpakai. Menunggu tamu spesialnya.

"Lo udah kasih clue ke Keisha kan?" tanya Kaisha, memastikan.

Adisty mengangguk, "Itu udah aman. Pasti dia tau tempat ini"

"Tetapi, kenapa belum datang jug—" ucapan Kaisha terpotong saat suara itu terdengar nyaring di dalam gedung.

Kaisha tersenyum, tamu spesialnya sudah datang. Tidak mau membuang waktu ia sudah berjalan di mana Keisha berada.

"Selamat datang, Keisha"

Kaisha mengucapkan selamat datang ke Kaisha dengan seringai yang tertutup masker. Kehancuran Keisha sudah di depan mata Kaisha, ia tidak sabar akan hal itu.

Keisha membalikan badannya. Ia sudah mendapati tiga orang gadis di hadapannya dengan smrik menghiasi wajah mereka. Dua di antaranya adalah Grabiela dan Adisty. Dan satunya adalah cewek bermasker.

KEISHA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang