"Look at me."
Dia sudah membuatku menegakkan wajahku juga memegang daguku. Masalahnya aku tidak menatapnya hingga dia berbicara seperti itu.
"Marshmallow, please."
Okay. I'm not pussy!
Menatapnya sebentar saja tidaklah apa. Kini, kudapati mata abu-abunya yang selalu membuatku tersesat itu. Beberapa kali aku berkedip hanya untuk menjernihkan pandanganku dari cairan bening agar tidak terjatuh membasahi pipiku. Jika benar terjadi, itu adalah hal bodoh! Setidaknya menurutku.
"Say it again."
"What?" lirihku walau aku tahu dengan jelas apa yang dia maksud.
"Please."
"Apa kamu akan menjawabnya? Atau..."
"Marshmallow," potongnya cepat walau dengan suara pelan.
Sengaja, aku belum bersuara. Kini, tanganku bergerak pelan, mengelus lembut rahang tegasnya. Aku suka melakukan hal manis ini. Katakan saja aku beruntung masih bisa melakukannya sebelum waktuku dengannya berakhir.
"Do you want me to repeat it?"
"Hmm."
"Jika aku memintamu melupakannya, apa itu masalah?"
"Hmm."
"Do you want..."
"Marshmallow," potongnya lagi, tidak dengan tangan diam, tetapi mengelus lembut pipiku, "say it again, please."
"What am I to you?"
So silent.
Tidak ada suara sedikit serak juga sexy darinya yang aku dengar. Entah berapa lama dia menatapku dengan tatapan yang aku benar-benar tidak dapat mengartikannya, yang pasti aku baru tersadar saat dia mengecup lembut dahiku, lalu berbisik, "Would you give me a time?"
The problem is...
I don't have a time for him!
Yang aku lakukan adalah, maksudku yang terjadi padaku adalah...aku tertawa kecil. Kurasa, hanya untuk menghilangkan cairan bening di mataku. Sudah kukatakan jika pandanganku berbayang hingga beberapa kali aku berkedip!
Katakan saja aku tidak tahan melihatnya saat dia kembali menatapku. Kutangkupkan tanganku di wajahnya...and...I kiss him.
Sesaat awalnya.
Yang terjadi saat aku ingin melepaskan bibirku dari bibirnya adalah dia begitu sigap menahannya, lalu melumat bibirku. Bukan ciuman liar, tapi ciuman lembut yang semakin lama semakin dalam juga saling menuntut, baik dariku juga darinya hingga aku terengah hingga dia mulai melepaskan bibirku, tetapi menahan wajahku untuk tetap dekat dengan wajahnya hingga kurasakan napas hangatnya menyapu kulit wajahku.
How sweet!
"Let's go home," ucapku dengan senyum tipis.
Aku tidak tahu harus berekspresi apa padanya lebih tepatnya. Bukannya bergerak, dia masih terdiam dan aku menunggu apa pun yang akan dia ucapkan.
"Hellion."
"Hmm."
"Let's go home."
"We're going nowhere."
What?
I don't understand!
"Would you give me a time, Lil'O?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rogue Hellion - #bountyhunterseries 2.0 [✓] 🔚
Acción18+ ONLY Sequel of "THE DAMN DEMIGOD" This is an Action - Romance story with Mature content Be WISE reader - bijaklah dalam memilih bacaan ======================================= "Kamu tidak boleh pergi." Itu hal konyol! Aku masih terdiam menatap wa...