"Miracle."
Begitu pelan aku mengucapkan kata itu, hampir bergumam.
"Ya, Nona. Miracle."
Seperti sebelumnya, dokter paruh baya itu tersenyum padaku. Mungkin dia masih mengira aku menyelamatkan tuannya dari kematian. Apa aku berlebihan? Lupakan!
"Dr. Max."
"Ya, Nona."
"Berapa lama?"
"Tuan Muda, Nona?"
Tanpa bersuara, aku hanya mengangguk pelan.
"Seperti ini, Nona?"
Seperti memastikan maksud pertanyaanku, sekali lagi Dr. Max bertanya padaku dan sekali lagi aku mengangguk pelan.
A day?
Two days?
Three days?
I don't know, berapa lama dia akan tertidur seperti itu, harapku tidak lama walau aku tahu harapan itu begitu sulit untuk dapat menjadi kenyataan. Berusaha untuk tenang, tetapi sepertinya aku tidak bisa seperti itu setelah mendengar jawaban dokter yang sekarang berdiri tepat di depanku.
"A week...hmm...may be two weeks...or several months. I'm not sure."
Refleks, aku menutup wajahku dengan kedua tanganku, menunduk hingga tanganku tertopang lututku.
"I'm sorry, Nona."
Aku menahan kuat isak tangisku dan hanya telapak tanganku yang semakin lama semakin basah oleh air mataku. Seharusnya itu bukan hal baru, seharusnya itu sudah begitu jelas mengingat luka di tubuhnya yang begitu parah. Bahkan untuk menyentuhnya aku harus berpikir beberapa kali hanya karena aku ketakutan akan menyakitinya walau jelas dia tidak akan merasakan hal itu di fase tidur panjangnya.
Beberapa kali aku mengusap air mataku juga pipi basahku setelah aku kembali mendongak menatap Dr. Max. Tidak ingin terlarut, aku mulai menurunkan kakiku. Sesaat pandanganku beralih pada si tampan menyesatkan yang terlihat begitu...I don't know! Aku tidak ingin melihatnya dalam keadaan seperti itu yang sedikit banyak membuatku sesak di dalam sana.
Langkahku pelan, bukan ke arah tempat di mana Hellion berbaring, tetapi kakak tampanku yang juga masih terpejam. Para suster itu sudah selesai mengobati, mengoperasi, whatever it's called, yang pasti tidak ada satu suster pun sekarang yang menganggu kakakku.
Seperti sebelumnya, aku kembali duduk di pinggiran tempat tidur di mana kakakku berbaring. Mengelus tangan besarnya tanpa mengalihkan pandanganku dari wajah tampan kakak satu-satunya yang aku miliki itu.
"Berapa lama?"
Seperti mengkhawatirkanku, dokter paruh baya itu mulai mendekat, lalu berdiri di sampingku. Di saat yang sama, aku mulai membaringkan tubuhku di samping kakakku dengan posisi miring menghadapnya juga memeluk tubuh besarnya dengan begitu erat.
"Several days...I'm not sure, Nona. Maaf. Seharusnya lebih cepat dari Tuan Muda, Nona."
"Thank you."
Hanya itu jawabku tanpa menatap Dr. Max. Seperti tidak ada lagi pertanyaan dariku, aku mulai membenamkan wajahku di leher kakakku. Setidaknya ini menenangkanku.
"Istirahatlah, Nona."
Tidak ada jawaban dariku. Detik selanjutnya, derap langkah dari beberapa orang terdengar jelas yang semakin lama semakin hilang dan terdengar pintu ruangan itu tertutup kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rogue Hellion - #bountyhunterseries 2.0 [✓] 🔚
Action18+ ONLY Sequel of "THE DAMN DEMIGOD" This is an Action - Romance story with Mature content Be WISE reader - bijaklah dalam memilih bacaan ======================================= "Kamu tidak boleh pergi." Itu hal konyol! Aku masih terdiam menatap wa...