Chapter 20 - Rise and Fall

3.4K 311 10
                                    

"Are you okay?"

Jariku masih sibuk mengulik laptop di pangkuanku. Berusaha mencari, meretas apa pun hanya untuk menemukan di mana kakak tampanku berada.

"Hmm," hanya itu jawabku tanpa mengalihkan pandanganku dari layar monitor.

Seperti diriku, dia begitu sibuk. Bukan dengan laptop, tetapi ponselnya.

"Marshmallow."

Wait!

Aku belum bersuara. Mungkin karena itu tangan besarnya mulai meraih daguku hingga aku berpaling dan mendapati mata abu-abunya, "We need to go," ucapnya pelan.

Oh, aku belum bilang jika sekarang kami sedang berada di sebuah taman kota. Lokasi yang si tampan menyesatkan itu pilih setidaknya untuk mengetahui pergerakan apa pun dari keluarga si cantik yang dia sebut dengan 'Sampah' itu.

Semua mata mengarah pada kami. Tahu kenapa? Posisiku. Maksudku, si tampan menyesatkan masih tidak mengizinkanku duduk sendiri. Ya, dia memangkuku di kursi taman yang aku bisa mengatakan ramai dengan orang berlalu-lalang ini.

Malu?

No, I'm not!

Aku bahkan tidak peduli dengan senyum atau pun pandangan iri dari para gadis cantik yang melintas. Mungkin sebagian dari mereka menginginkan posisiku? Itu urusan mereka, bukan aku!

Beberapa pesan aku kirimkan ke ponsel kakakku. Masih berharap dia mengaktifkan ponselnya entah kapan itu. Ya, hingga saat ini, kami belum bisa mengubungi kakak tampanku juga tunangan cantiknya itu.

"Any clue?" ucapku tanpa jeda.

"Ya, c'mon."

Langkahnya santai, seperti tidak ada yang kami kejar. Kami tidak sendiri, empat bodyguard-nya mengiringi kami dengan jarak yang tidak begitu jauh.

Seperti sebelumnya, dia membopongku, sesekali mencium lembut dahiku. Aku tidak mengerti apa maksudnya. Mungkin karena sebuah hotel yang kami tuju sekarang bukan gedung perkantoran? Sedikit aneh, aku tidak menghindar dengan hal manis yang dia lakukan 'sesukanya' itu.

Jangan berpikir terlalu jauh. Maksudku, tidak ada yang salah dengan lokasinya. Hotel mewah yang kami masuki bukan sembarang hotel. Jika ada yang mengira hotel ini milik keluarga si cantik a.k.a si 'Sampah', itu benar.

"One suite room, please."

Kami sudah berada di bagian resepsionis, melakukan registrasi. Berakting selayaknya pengunjung hotel pada umumnya. Tentu saja bodyguard-nya yang akan mengurusnya jika kami tidak dalam melakukan misi pencarian kakakku!

"Yes, Sir. Enjoy your day."

Dua staff wanita dengan full make-up di wajah mereka yang melayani kami itu tidak melepaskan pandangan mereka dari si tampan menyesatkan sedikit pun. Aku gadis normal, jelas tahu jika senyum yang dua makhluk hawa itu berikan pada Hellion adalah senyum yang menggoda. Bawa aku ke kamarmu, mungkin itu arti senyuman mereka. Well, I don't care!

50th floor.

Lantai itu yang dia tekan saat kami memasuki lift. Lantai teratas dari gedung hotel ini. Bukan kamar kami, tetapi ruangan dari pemilk hotel. Penthouse lebih tepatnya.

"Unlocked."

Kali ini aku yang bersuara. Pintu ruangan Penthouse itu berhasil aku retas setelah kami keluar dari lift.

"Genius," ucapnya dengan senyum.

Hoity Toity!

Aku yakin pipiku sudah memerah sekarang. Baru pertama aku mendengar kata itu darinya dan entah kenapa aku begitu senang walau aku masih terdiam.

The Rogue Hellion - #bountyhunterseries 2.0 [✓] 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang