"I'm okay."
Hanya kalimat itu yang terdengar begitu lirih dariku. Kakakku masih memelukku begitu erat, pelukan yang menunjukkan kekhawatirannya dan rasa sayangnya padaku.
I love my brother. Dan, akan selalu seperti itu.
"Kamu tidak perlu mene..."
Perlahan, kakak tampanku melepaskan pelukannya, lalu berkata, "I'll go with you, Baby," dengan jari-jarinya yang sudah mengelus lembut pipiku yang membuatku begitu tenang hingga hanya anggukan yang aku berikan.
Now, time to say goodbye.
Maksudku, pada Cheryl yang akan menunggu kami di rumah kami selama kami pergi nanti. Dia begitu mohon pada kakakku untuk ikut bersama kami, but kakakku jelas tidak ingin gadis cantik itu ikut demi keselamatannya.
Seperti tidak ingin mengganggu momen manis‒hugging, kissing, seperti itu‒dari kakakku juga tunangan cantiknya itu, aku mulai berjalan meninggalkan balkon menuju si tampan menyesatkan itu yang sudah menunggu kami di halaman rumah kami.
"Marshmallow."
Suara sedikit serak juga sexy-nya itu terdengar jelas saat aku berdiri tepat di depannya. Seperti biasa, senyum tipisnya selalu membuatku tersesat.
"Ace."
"Hmm. Are you ready?"
"What do you think?"
"Okay, you're ready."
"Hmm."
Beberapa saat begitu hening. Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan hingga suara sexy-nya kembali terdengar.
"Marshmallow."
"Hmm."
"Aku membutuhkan sedikit darahmu."
'I need your DNA.'
Otakku langsung mengingat kalimat darinya itu sebelumnya. Jangan katakan dia membutuhkan darahku untuk membukan Blue Ocean. Pertanyaan besarku adalah bagaimana caranya?
"Seharusnya darah adikku, but..."
"Okay," potongku cepat.
Aku tidak ingin melihat ekspresi berbeda darinya lagi. Maksudku, ekspresi sedih yang jelas dia merindukan adik yang dia sangat sayangi itu.
"Thank you."
"Hmm."
"Give me your hand."
Tanpa mengucapkan apa pun lagi, aku mengulurkan tanganku padanya. Selanjutnya, dia mengeluarkan pisau kecil dari saku jaket hitam panjangnya.
"I'm sorry, akan sedikit sakit."
Hanya anggukan yang aku berikan tanpa mengalihkan pandanganku dari mata abu-abunya yang begitu membius itu. Di saat yang sama, aku merasakan sayatan di kulit jari telunjukku yang membuatku menunduk hingga pandanganku tertuju pada jariku. Selanjutnya, jari-jarinya dengan begitu perlahan menekan jariku yang sudah berdarah itu pada salah satu diamond yang menggantung di gelang yang aku pakai. Baru kusadari ada sebuah titik di sana hingga darahku masuk begitu saja hingga diamond itu tidak lagi putih tetapi merah di dalamnya. Bukan hanya pada satu diamond, tetapi dia melakukan hal yang sama pada tiga diamond lainnya.
Amazing!
Darahku seperti tersimpan sempurna, terkunci rapat tanpa celah sedikit pun di dalam masing-masing diamond itu setelah dia membersihkan sisa darahku dari diamond itu. Hal yang mengejutkanku bukan hanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rogue Hellion - #bountyhunterseries 2.0 [✓] 🔚
Ação18+ ONLY Sequel of "THE DAMN DEMIGOD" This is an Action - Romance story with Mature content Be WISE reader - bijaklah dalam memilih bacaan ======================================= "Kamu tidak boleh pergi." Itu hal konyol! Aku masih terdiam menatap wa...