Masih ada yang nunggu lanjutan cerita ini?
Anyway, enjoy reading.
xoxo, io
_______"RUN."
Bukan aku lagi yang berteriak, tetapi kakak tampanku yang sudah begitu sigap memapah si tampan menyesatkan itu termasuk bodyguard Ace. Kami semua sudah berlari cepat, menghindari peluru-peluru yang masih ditembakan ke arah kami.
DOR!
Alunan pistol masih terdengar. Mungkin aku tidak bercerita dengan baik, tembakan sebelumnya yang membuatku berteriak keras itu telah mengenai si tampan menyesatkan. Bukan bagian lain, tetapi bagian perutnya.
Pandanganku beralih bergantian dengan cepat. Dari luka di perutnya, lalu pemandangan di depanku. Refleks-ku bergerak cepat. Kuambil dua pistol dari salah satu bodyguard si tampan menyesatkan itu; melemparnya pada kakak tampanku, lalu...
DOR!
Tembakanku juga kakakku, oh, melawan siapa pun mereka yang menembaki kami itu sudah bercampur. Jangan mengira tembakan kami meleset. Kenapa aku yakin? Jelas tidak ada tembakan balasan lagi dari mereka, tidak ada lagi peluru yang ditembakkan ke arah kami lagi. Thank God!
Kini, kami sudah dekat dengan area parkir di mana mobil super cepat kakakku berada. Bukannya masuk ke mobil kakakku, tetapi aku masuk ke mobil super cepat si tampan menyesatkan.
"BABY," teriak kakakku di saat yang sama.
"I'm okay," jawabku cepat.
Tidak tahu lagi apa yang dilakukan kakakku, aku masuk begitu saja, lalu duduk di kursi penumpang. Oh, si tampan menyesatkan itu sudah duduk di kursi yang sama denganku.
"Bergeserlah," ucapku di saat yang sama.
Aku pikir dia akan melakukan apa yang aku ucapkan, yang ada dia menarikku juga memangkuku dengan posisi tepat menghadapnya dengan kakiku terlipat mengapit pahanya.
"Hmm, lukamu," ucapku lagi tetapi dia seperti tidak peduli.
Belum sampai aku bergerak, mobil super cepatnya sudah melesat dengan kecepatan tinggi.
"Tuan Muda," ucap bodyguard si tampan menyesatkan yang membawa mobil ini, "kita ke rumah sakit."
"Ya," ucapku cepat, mungkin karena aku tidak peduli lagi, maksudku aku tidak ingin ada jawaban 'tidak' dari si Tuan Muda itu.
"Let me see it," ucapku lagi. Tidak dengan tangan diam, tetapi aku sudah melepas tangannya yang sedari tadi menutup luka tembak di perutnya.
"I'm okay," seperti itu jawabnya, terdengar ringan tanpa melepaskan tangannya dari lukanya.
Jelas aku tidak peduli lagi, aku kembali menarik tangannya hingga terlepas dan lukanya terlihat.
"Pelurunya masuk," ucapku cepat saat kembali menatap mata abu-abunya yang selalu membius itu.
"I'm okay," ucapnya, masih dengan intonasi suara yang sama. Okay, fine!
"Lepaskan kemejamu."
Bukan pada si tampan itu, kalimat itu kutujukan pada bodyguard-nya yang terlihat begitu kaget saat menatapku. Mungkin dia sudah tahu apa yang aku maksud hingga dia dengan cepat melepas kemejanya hingga hanya kaos putih yang sekarang terlihat.
Perlahan aku menutup luka Ace dengan kemeja itu, "Tahan," ucapku di saat yang sama tanpa mengalihkan pandanganku dari lukanya. Berharap darahnya berhenti keluar. Oh, aku belum bercerita jika darah banyak keluar dari lukanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rogue Hellion - #bountyhunterseries 2.0 [✓] 🔚
Akcja18+ ONLY Sequel of "THE DAMN DEMIGOD" This is an Action - Romance story with Mature content Be WISE reader - bijaklah dalam memilih bacaan ======================================= "Kamu tidak boleh pergi." Itu hal konyol! Aku masih terdiam menatap wa...