Chapter 10 - Sorry and (not) Goodbye

3.7K 389 6
                                    

Berbahaya?

Aku tahu itu dengan pasti. Hal yang jelas membuatku terdiam. Sedari awal, aku mengerti dengan baik akan hal itu. Funny thing here is, memang kehidupan seperti itu yang kami jalani selama ini. Maksudku, kehidupan kakak tampanku juga aku. Dia seorang bounty hunter, ingat? Apa ada kehidupan tenang untuk pekerjaan seperti itu? Lupakan saja, aku terlindungi dengan baik oleh kakakku dan dia tidak melakukan pekerjaan seperti itu lagi. Itu janjinya padaku. We have a new life now!

"Baby."

Saatnya memberikan kakakku jawaban jika dia sudah memanggilku untuk kedua kalinya.

"Okay."

Seperti sebelumnya, suara lirihku yang terdengar. Di saat yang sama, dia tidak lagi menangkup wajahku, tetapi memelukku begitu erat dan berkata, "Thank you," yang terdengar begitu lega dari suara dalamnya itu hingga hanya anggukan yang aku berikan.

"Apa aku boleh menunggunya hingga sadar nanti?"

"Ya."

"Thank you."

Kurasakan ciuman lembut kakakku di dahiku saat dia mendengar kalimatku itu. Yang terjadi selanjutnya, kami duduk di sofa panjang yang berada di dekat tempat tidur luas di mana si tampan menyesatkan itu masih berbaring begitu damai dengan mata terpejam.

Kepalaku masih menyandar di dada bidang kakakku, oh, aku sudah tertidur beberapa saat lebih tepatnya dan baru membuka mataku kembali saat kakakku berbisik padaku, "He's awake, Baby."

Tanpa mengatakan apa pun, aku mulai berdiri juga berjalan ke arah tempat tidurnya, begitu juga dengan kakakku.

"What do you feel?" tanyaku pelan saat duduk di pinggiran tempat tidurnya, tidak dengan kakakku yang masih berdiri tegap di dekatku.

Bukannya menjawabku, yang ada dia mengucapkan hal lain.

"Thank you, Lil'O."

Tanpa jeda, aku mengangguk pelan padanya. Dan sekali lagi, dia mengucapkan kata yang sama yang dia tujukan pada kakak tampanku. Seperti biasa, kakakku hanya mengangguk pelan tanpa bersuara. Itu sudah bukan hal asing dan aku yakin si tampan menyesatkan ini sudah mengetahui hal itu dengan baik.

"What do you feel?"

Tanyaku lagi. Yang terlihat darinya adalah senyum tipis seperti tidak ada sesuatu yang buruk terjadi padanya, "Never better," ucapnya terdengar ringan.

"Good."

Sesekali aku bersuara dan dia meresponsku ringan, seperti biasa. Jangan berpikir kakakku bersuara, tidak! Seperti itu yang terjadi di antara kami hingga dokter memasuki ruangan ini. Beberapa kalimat terdengar dari dokter paruh baya itu. Aku masih terdiam hingga dia menginginkan pulang, tidak ingin berada di rumah sakit ini. Tentu saja dokter itu melarang, namun si tampan menyesatkan itu tetap pada apa yang menjadi keinginannya itu higga izin keluar dari dokter itu.

Hening.

Tidak ada apa pun yang terdengar setelah dokter paruh baya itu meninggalkan ruangan ini. Yang terjadi beberapa jam setelahnya adalah kami semua meninggalkan rumah sakit. Awalnya, aku hanya meminta izin kakakku untuk menunggu si tampan menyesatkan itu membuka matanya. Kini, kami semua sudah mengantarnya ke mansion-nya dengan menggunakan helikopter yang sama yang mengantar kami sebelumnya.

"Tuan Muda."

Suara itu jelas terdengar setelah helikopter kami mendarat di depan pelataran mansion besarnya. Bukan dari salah satu bodyguard si tampan menyesatkan itu, tetapi dari dokter paruh baya yang aku yakin adalah dokter pribadinya.

The Rogue Hellion - #bountyhunterseries 2.0 [✓] 🔚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang