Who is he?
Seharusnya aku yang bertanya seperti. Kenapa semua berbalik padaku?
Yang Hellion ingin ketahui dari laki-laki yang aku tidak ingin menyebutkan namanya itu bukanlah nama, tetapi siapa laki-laki itu bagiku. Itu analisaku. Tahu kenapa? Jelas Hellion sudah tahu siapa orang yang akan dia ajak kerja sama!
"Tell me, Lil'O."
Sekali lagi Hellion menggigit kecil telingaku. Okay, aku belum memberinya jawaban. Tidak tahu mengatakan apa padanya lebih tepatnya.
"I don't know," lirihku.
Mungkin dia sudah lelah menunggu jawaban yang dia inginkan dariku, perlahan dia menegakkan tubuhnya juga menatapku hingga kudapati mata abu-abunya yang selalu menyesatkanku itu.
"Tell me later," sesaat dia berhenti, oh, dia mengelus lembut pipiku, "okay?"
I'm his wife.
Itu peranku. Tidak ingin memperburuk suasana, aku mengangguk pelan.
Kini, pandangan Hellion tidak lagi ke arahku, tetapi pada laki-laki yang tidak ingin aku sebutkan namanya itu yang mulai duduk kembali di kursi di depan kami. Aku mengetahui itu dari sudut pandanganku karena sedari tadi aku hanya menatap laki-laki tampan menyesatkan di sebelahku.
"So," ucap Hellion dengan senyum tipis, bukan padaku, tetapi pada laki-laki yang aku tidak ingin menyebutkan namanya itu, "green light (setuju/deal)?"
Yes?
No?
Bukan itu yang terdengar dari laki-laki yang masih menatapku itu, tetapi dia terlihat memberikan ipad-nya pada Hellion. Aku tidak bodoh, sepintas terlihat olehku beberapa kalimat yang aku yakin adalah syarat dan ketentuan (term and condition) yang diajukan oleh laki-laki yang aku tidak ingin menyebutkan namanya itu. Syarat yang harus dipenuhi oleh Hellion jika kerja sama ini terjadi.
Jarinya bergerak cepat saat menggeser layar ipad itu seperti tahu dengan baik kalimat panjang yang ada di sana.
Sekali lagi senyum tipis Hellion terlihat, "Deal," ucapnya tanpa ragu dengan mengembalikan ipad itu pada laki-laki yang dia sebut Golden boy, "so? Green light?"
"Green light."
Itu benar suara dalam dari laki-laki yang aku tidak ingin menyebutkan namanya. Ini artinya, para investor itu sudah setuju untuk bekerja sama dengan si tampan menyesatkan.
"Thank you, Gentlemen."
Jelas itu kalimat penutup dari Hellion. Detik itu juga, para investor itu mengucapkan kalimat yang sama.
Aku yakin Hellion tidak ingin membuang waktunya. Dia sudah membantuku berdiri juga menggenggam erat tanganku saat kami berjalan keluar meninggalkan restaurant. Oh, berpikirlah positif! Mungkin karena dia juga mengejar waktu, memastikan aku berada di samping kakak tampanku saat kakakku kembali membuka matanya nanti. Isn't it sweet?
"Hellion."
"Hmm."
"Where will we go?"
"Home."
"Your place?"
"Home."
Okay, aku tidak ingin berdebat dengannya. Tentu saja yang dia maksud adalah rumahnya, bukan rumahku. Atau dia ingin aku merasakan jika rumahnya adalah rumah bagiku. Jika yang kedua adalah benar, sekali lagi, isn't it sweet?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rogue Hellion - #bountyhunterseries 2.0 [✓] 🔚
Aksi18+ ONLY Sequel of "THE DAMN DEMIGOD" This is an Action - Romance story with Mature content Be WISE reader - bijaklah dalam memilih bacaan ======================================= "Kamu tidak boleh pergi." Itu hal konyol! Aku masih terdiam menatap wa...