"Juhoon, bangun dulu yuk?"
Juhoon masih lemes dan menatap gue dengan mata sayunya, "pusing Tante Lila."
"Makan dulu, minum obat terus nanti bobo lagi, ya?"
"Kalau mamnya dibawa ke kamar Juhoon boleh nggak?" Juhoon berusaha bangun dari tidurnya perlahan dan gue bantu dengan menata bantalnya agar dia bisa bersandar dengan nyaman.
"Boleh, tunggu ya. Jangan bobo lagi."
Kaki gue dengan cepat menuju lantai bawah. Membawa satu piring nasi goreng dan satu gelas air putih hangat. Sementara obatnya udah ada di kamarnya Juhoon, waktu Taeyong memberikan obatnya ke gue, gak gue bawa-bawa. Gue taruh aja di nakas sebelah kasurnya Juhoon berada.
Walaupun Juhoon lagi sakit, tapi makan dia lumayan banyak. Gak sebanyak biasanya, tapi lumayan banyak.
"Tuh pinter Juhoon makannya banyak." Gue memujinya sambil menaruh piring yang masih tersisa sedikit nasi gorengnya. Tangan gue mengambil gelas yang isinya air putih dan gue berikan ke Juhoon. "Juhoon pegang gelasnya ya. Juhoon minum obat dulu. Habis itu boleh bobo lagi, oke?" Juhoon hanya mengangguk.
Gue menumpahkan obat sirup Proris ke sendok makan lalu mengarahnya sendoknya ke depan mulutnya Juhoon.
"Itu obat apa?" Tanyanya.
"Obat biar Juhoon nggak pusing sama panas lagi."
Juhoon mengendus bau dari obatnya. Saat mendekatkan hidungnya ke sendok, dengan cepat dia langsung menjauhkan dirinya dan membuat ekspresi muka yang jijik, "gak enak baunya, hueeek."
"Enak, Tante Lila pas kecil kalau sakit juga minumnya ini loh. Terus Tante Lila langsung bisa main lagi kalau udah minum obat. Juhoob mau main juga kan?"
"Mau."
"Nah makanya harus minum obatnya dulu."
"Bau. Juhoon nggak suka."
Jujur aja, gue gak tau gimana caranya merayu anak kecil yang gak mau minum obat. Gue gak pernah ketemu dengan adik-adik sepupu gue kalau lagi sakit, jadi gue gak melihat bagaimana orang tua dari adik sepupu gue ini merayunya biar mau makan obat.
"Cobain dulu, dikiiit aja." Gue masih berusaha merayu Juhoon. Gue gak tau harus ngapain lagi.
"Nggak." Kemudian menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya.
"Dikiiit aja."
Juhoon hanya menggelengkan kepalanya. Tanpa sengaja, sendoknya terkena siku tangannya dan tumpah ke selimutnya. Ada-ada aja ya.
"Yah tumpah ke selimut Juhoon tante..."
"Tunggu, tante ambilin selimut baru ya."
Gue menaruh sendok dan obatnya di nakas. Ada piring kecil untuk menampung sendoknya kok, gak gue taruh langsung di nakas. Lalu mengambil selimutnya Juhoon yang terkena sirup obat. Gue menaruhnya di keranjang baju kotor di kamar mandi, biar nanti gue sekalian cuciin aja. Doyoung tuh gak punya asisten rumah tangga, dia juga gak pernah nyuruh gue nyuci. Jadi gue asumsikan kalau dia yang mencuci baju dan menyetrikanya? Tapi kok gue kayak gak percaya ya kalau dia yang mencuci baju? Bukan tampang-tampang orang yang suka nyuci baju soalnya.
Setelah menaruh selimut kotornya, gue ke lemari tempat penyimpanan selimut dan seprei. Tangan gue meraih selimut berwarna biru muda dengan bahan yang super lembut. Lalu menutup kembali lemarinya dan kembali ke kamarnya Juhoon.
"Juhoon, makan obat dulu ya?"
"Nggak mau, tante. Obatnya bau."
Oke ini kayaknya cara terakhir yang terpikirkan oleh gue. Yaitu memangku Juhoon di dalam pangkuan gue, menaruh tangan kanannya dibelakang punggung gue, dan menahan tangan kirinya untuk memberontak. Jadi tangan kanan dia tertahan sama punggung gue, jadi dia gak bisa memberontak. Lalu gue memberikan obatnya dengan pipet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Heartbeat | Kim Doyoung
Fanfic[COMPLETED] "Because, you remind me of all the love I am trying to get rid of. But somehow, I really can't make you stay away, so I decide to stay away from you instead." Start 12/07/2019 Finish 12/10/2019 1 in Doyoung 17/12/19 #1 in doyoungnct 19/0...