55. Berdamai Dengan Masa Lalu

7.3K 960 24
                                    

— Doyoung Point of View —

Gue gak tau kapan terakhir kali gue ngomong hanya empat mata dengan Sunhee. Karena setiap dia berusaha untuk meraih gue, gue akan menghindar. Sama seperti waktu dia mengundang gue ke pernikahannya dengan Jaehyun. Gue gak bisa dateng karena ada rasa bersalah dalam diri gue yang belum gue bisa maafkan. Jadi, apa yang gue lakukan? Gue menghindar.

Untuk sekarang, bukan waktunya lagi untuk gue menghindar. Gue gak bisa terus-terusan menghindar dari Sunhee. Mau gimana pun, dia sahabat gue. Itupun kalau seandainya Sunhee masih menganggap gue sebagai sahabat.

"Mau ngomong apa? Lo dari tadi diem terus." Sunhee menyadarkan gue dari pikiran gue.

"Gue mau minta maaf sama lo." Kata gue langsung ke poin intinya sambil menatap Sunhee yang lagi memainkan cincin di jari manisnya.

Bukannya membalas atau menanggapi ucapan gue, dia malah tersenyum lembut. "Gue boleh jujur gak sama lo?" Tanyanya. Matanya menatap lurus ke mata gue. Membuat gue mendadak takut karena tatapan dia yang intens ini.

"Kenapa?"

"Gue awalnya gak bisa maafin lo." Ucapnya, masih memainkan cincin pernikahannya yang terletak di jari manisnya.

Oke, bisa gue terima kalau dia gak mau maafin gue. Karena apa yang gue bilang ke Sunhee di masa lalu, itu emang udah keterlaluan banget. Emang udah kelewat batas. Dan kalau seandainya dia sampe sekarang masih belum bisa memaafkan gue, bisa gue terima. At least, gue akan mencoba untuk menerimanya.

"Berarti sekarang... lo maafin gue?"

"Technically... yes."

"Kenapa?"

Sunhee malah tertawa mendengar pertanyaan dari gue. "Lo aneh. Giliran gue maafin, malah nanya kenapa."

"Gue mau tau kenapa lo bisa maafin gue. Karena gue sadar betul apa yang gue lakukan di masa lalu itu, kurang ajar dan udah kelewat batas banget. Makanya, gue mau tau, hal apa yang mendorong lo untuk maafin gue..."

Sunhee menarik nafas yang dalam dan membuangnya perlahan. Dia udah gak memainkan cincin di jari manisnya lagi. Tapi matanya, matanya bukannya melihat gue, malah dia alihkan ke pemandangan kota Seoul yang terlihat cantik dari rooftop yang ada di restoran ini.

"Sebenernya butuh waktu yang lama untuk gue ngemaafin lo. Karena... lo dulu emang brengsek banget. Dan omongan lo itu... terus berputar di dalam kepala gue. Tapi, gue berusaha ngerti kalau lo itu marah sama diri lo sendiri dan lo ngelampiasinnya ke gue."

Apa yang Sunhee bilang, bener.

"Jujur deh, gue butuh lama banget untuk ngeyakinin diri gue kalau lo itu berhak gue maafin. Dan ya, akhirnya gue mencoba untuk memaafkan perbuatan lo. Karena... karena lo itu sahabat gue Doyoung. Mungkin kalau orang lain yang ada di posisi gue, mereka gak akan menganggap lo sahabat lagi karena ucapan lo yang jahat banget? Tapi untuk gue... lo itu selalu ada disaat waktu-waktu terburuk gue datang. Disaat gue belum kenal sama Jaehyun, lo selalu ada. Dan gue berusaha untuk mengingat semua kebaikan yang lo lakukan untuk gue. Gue berusaha biar kejahatan yang lo lakukan ke gue, gak mengalahkan semua kebaikan yang udah lo lakuin ke gue."

"Sunhee...—"

"Selain itu, Doyoung." Sunhee berhenti sebentar. Mencoba mengumpulkan keberaniannya untuk mengatakannya ke gue. "Gue sayang sama lo sebagai sahabat."

Jantung gue rasanya kayak baru dicabik-cabik. Masih ada pikiran di dalam benaknya kalau gue ini adalah sahabatnya. Dan gak terasa gue menitikan air mata gue. Iya, gue nangis di depan Sunhee. Tapi, siapa yang peduli gue nangis?

Second Heartbeat | Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang