52. Biarin Aja

8.4K 1.1K 33
                                    

"Nggak, lipstik kamu blepotan tuh gara-gara kegiatan kamu sama Doyoung barusan."

Kalo lipstik gue blepotan... berarti Doyoung... OH NOOOOOOOOO!

"Ma!" Kata gue panik. "Doyoung gimana dong?!"

"Oh iya!"

Akhirnya gue dan mama langsung menuju ke ruang tengah, dalam perjalanan gue menghapus lipstik gue menggunakan punggung tangan gue tanpa mengaplikasikan kembali lipstiknya. Kalau keluarganya Doyoung mikir yang macem-macem gimana?!

"Kak Doy, itu kenapa bibirnya merah?" Pertanyaan yang diajukan Mira lantas membuat gue berhenti melangkah dan berdiri di depan pintu ke ruang tengah.

"Habis minum soda yang berwarna." Jawabnya santai. Halah soda mu.

"Oooh... wine-nya berubah ya jadi soda." Itu Kak Gongmyung.

"Emang kenapa sih?"

"Cemong banget kamu, Doy. Habis ngapain?" Dengan santainya Om Daniel menjawab Doyoung.

Ha bye. Gue mau pamit pulang aja deh, malu banget.

🍑🍑🍑

"La, kamu pulang ngantor jam berapa?" Tanya Doyoung pagi ini ketika gue datang ke rumahnya sebelum gue berangkat kerja. Katanya Juhoon ingin gue yang menyiapkan baju seragam dan bekalnya—Juhoon udah masuk SD kelas 1 btw, tapi private school alias sekolah swasta.

Nama sekolahnya itu British Garden School. Sekolah berbasis Inggris. Jadi sistem pendidikannya, bahasanya, ya ngikutin di Inggris aja kayak gimana. Sehari-hari juga berkomunikasinya menggunakan Bahasa Inggris.

"Jam 5 kayak biasa."

"Gak bisa lebih cepet?" Tanya Doyoung yang lagi duduk di meja bar, kedua tangannya menjadi penopang dagu miliknya. Matanya gak lepas memperhatikan gue yang sedang membuat bekal untuk Juhoon.

"Kantornya bukan punya aku. Jadi gak bisa."

"Kamu kerja di perusahaannya Bang Chanyeol kan? Aku bilangin deh biar—"

"Gak, Doyoung. Aku tau kamu kenal Kak Chanyeol. Tapi jangan mentang-mentang kenal kamu jadi minta hal-hal aneh ke dia untuk... apa yang mau kamu bilang? Kamu mau bilang ke dia biar aku bisa pulang cepet kan?"

Cahaya di matanya redup. Wajahnya menunjukan tampang kecewa dengan jawaban yang gue berikan ke Doyoung.

"Tapi kan aku mau ngabisin waktu sama kamu..." duh gemes banget Doyoung. Pengen gue cubit pipinya yang gembul.

"Kan habis kamu kerja, kita bisa spend sometime together? Ya kan?"

Doyoung menghela nafas, lalu cahaya di matanya kembali bersinar. Kayak baru ada ide cemerlang yang terlintas di benaknya.

"Aku tau, La." Ucapnya penuh antusias.

"Apa?"

"Kamu mau gak kerja di D & K Company aja?"

Tangan gue meraih tangannya lalu menggenggamnya. "Terus? Aku disana kerjanya ngapain?"

"Nemenin aku."

"Cuma itu doang?"

Doyoung mengangguk cepat. Rambutnya ikut bergerak naik turun waktu dia mengangguk. "Cuma itu aja. Aku gak mau kamu banyak kerjaan."

Second Heartbeat | Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang