2. Nanny?

13.9K 1.3K 70
                                    

"Lila," panggil mama sambil mengelurkan makanan yang mama beli diluar untuk makan malam. "Kamu masih mau kerja nggak?"

Gue yang sedang menyiapkan piring dan alat makan menjawab mama, "mau, kerja apa gitu emangnya?"

"Kamu tau tetangga kita yang namanya Doyoung kan?"

Gue tau yang namanya Doyoung-Doyoung itu. Dia berumur beberapa tahun lebih tua dari gue dan udah punya anak yang berumur 6 tahun. Sementara istrinya? Gak pernah ada tetangga yang tau kemana perginya sang istri. Ada yang berasumsi mereka cerai lah, ini lah, itu lah, gak ada yang tau. But people can assume as much as they like karena emang gak ada yang tau informasi mengenai istrinya Doyoung kemana. Mungkin emang sengaja gak dikasih tau ke publik sama Doyoung. Gue tau anaknya, namanya kalau gak salah sih Juhoon. Kim Juhoon. Kita jarang banget berinteraksi, setiap ada pertemuan antar tetangga juga mereka gak pernah dateng. Jadi gue hanya sekadar tau nama sama tampangnya aja.

"Tau, emangnya kenapa?"

"Di grup chat kompleks, dia bilang dia lagi cari pengasuh buat anaknya yang masih umur 6 tahun."

"Oke..." gue punya feeling kalau mama mau nawarin gue pekerjaan sebagai pengasuhnya Juhoon.

"Nah," mama berhenti melakukan aktivitasnya, menaruh kedua telapak tangannya di atas ujung meja pantry lalu menatap gue, "kamu mau gak jadi pengasuhnya Juhoon?"

Mama gue... gak bercanda kan? Maksudnya, selama pengamatan gue beberapa tahun terakhir ini, Doyoung itu keliatannya gak ramah. Keliatan aja gitu dari tampang mukanya. Duh maaf ya kalau gue nge-judge a book from its cover, tapi bukannya manusia pada dasarnya selalu menilai tampangnya dulu baru isinya?

"Emang pengasuh di Seoul udah nggak ada lagi?"

"Banyak sih pengasuh di Seoul. Cuma Doyoung orangnya gak mudah percaya sama orang."

"Mama tau darimana?" Gue berhenti sebentar untuk melihat mama. Darimana mama tau kalau Doyoung orangnya kayak gitu? Setau gue, mereka ketemu dan berbincang aja gak pernah. Lah ini mama sampe tau kalau Doyoung gak terlalu percaya sama orang yang gak dia kenal. Tapi emang dia kenal gue? Kenalan aja gak pernah. Gue tau namanya Doyoung sama dia punya anak aja dari mama sama internet. Pasti mama tau Doyoung orangnya gak mudah percaya sama orang dari grup chat ibu-ibu, beda lagi grup chat-nya dengan grup chat kompleks.

"Dari grup chat ibu-ibu." Hahaha tuh kan.

"Tapi emang Doyoung kenal sama aku? Dia ketemu aku aja gak pernah. Gimana dia mau percaya sama aku?"

"Ya kenalan dong, Lila."

"Ih gak mau ah. Suruh cari aja yang lain."

"Kok gak mau? Kenapa?"

"Ya... kalau misalnya ada perusahaan yang nelfon aku gimana? Terus aku dipanggil untuk kerja?" Gue mencari alasan. Tapi sebenernya bukan itu alasannya, alasan gue sebenarnya adalah karena keliatannya Doyoung bukan tipe orang yang ramah.

"Gak tau ma."

"Kamu kan suka anak kecil." Omongan mama emang bener. Gue suka banget sama yang namanya anak kecil, mereka itu kayak angel sent from above.

"Tapi... aku kan gak begitu kenal sama Doyoung. Lagian dia keliatannya jutek banget nggak sih ma?"

"Panggilnya pake kak dong. Dia kan lebih tua dari kamu." Ujar mama. "Mungkin dia emang keliatannya jutek? Bisa aja aslinya baik? Ya kan?"

"Ah tapi kan Doyoung gak tau aku cuma manggil dia pake nama aja—" belum juga gue selesai bicara, ucapan gue udah di potong sama suara bel yang sekarang berbunyi.

Second Heartbeat | Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang