Pulau Jeju. Gue gak inget kapan terakhir kali gue menginjakan kaki di Pulau Jeju. Udah lupa karena saking lamanya semenjak terakhir kali gue kesini. Akhirnya sekarang gue menginjakan kaki gue lagi di Pulau Jeju, pulau yang dikenal dengan keindahan alamnya, mulai dari lautannya, air terjun, dan volkano yang udah gak aktif lagi.
Oh iya, kalian tau gimana Pulau Jeju terbentuk? Pulau Jeju terbentuk sekitar 2 juta tahun yang lalu akibat adanya aktivitas gunung berapi yang meledak di bawah laut. Tapi sekarang, gunung berapi itu udah gak aktif lagi.
Gue paling suka ke Pantai Hyeopjae kalau berkunjung ke Jeju, dan itu udah lama banget. Terakhir kali gue kesana, suasananya masih sepi. Gak tau deh kalau sekarang, mungkin udah ramai.
"Kita ke hotel dulu ya." Ucap Doyoung setelah kita mengambil bagasi dan lagi menunggu jemputan yang udah Doyoung siapkan.
The Shilla Jeju. Hotel yang akan gue, Doyoung, dan Juhoon tempati selama kita berlibur ke Jeju. Alasan Doyoung memesan kamar di hotel ini karena, The Shilla Jeju memiliki pemandangan yang langsung ke laut. Walaupun ada pilihan kamar yang menghadap ke taman juga sih. Tapi kita sepakat untuk menginap di kamar yang pemandangannya langsung ke laut. Kalau sunset kan bagus banget tuh.
Setelah check in, kita langsung di antar ke kamar yang udah Doyoung pesan. Kamarnya sesuai ekspektasi—langsung menghadap ke laut. Terus kan enak kalau mau tidur ditemani suara ombak.
"Tante Lila tidur sama Juhoon ya!" Ucap Juhoon sambil menaruh barang-barang miliknya atas kasur yang belapis seprei putih polos.
"Juhoon nggak mau tidur sama ayah?" Tanya Doyoung.
"Maunya sama Tante Lila." Ucapnya dengan enteng.
"Yaaah." Doyoung terdengar kecewa karena dari kemarin Juhoon inginnya tidur sama gue terus.
"Ayah!" Panggilnya, "kalau tidur bertiga aja gimana?" Tanyanya dengan polosnya. Ha ha ha, awkward...
"Ayah sendirian aja gak apa-apa!" Balas Doyoung dengan cepat. Mukanya merah, dia juga menghindari kontak mata dengan gue. Hahaha, sekarang dia yang salah tingkah.
"Yaaah. Bertiga dong ayah." Juhoon menghampirinya sambil memohon. Kedua lengannya memeluk kaki Doyoung yang jenjang dan tinggi. "Ya? Please." Dia memohon lagi.
"N-nanti aja ya, Juhoon."
"Ayo dong ayah! Tidurnya bertiga!" Gue mengucapkannya dengan nada memohon. Gue mendukung pendapat Juhoon. Gak, gue bilang gitu bukan karena gue ingin tidur sekasur dengan Doyoung, tapi gue ingin melihat gimana reaksi dia mendengar kata-kata yang keluar dari mulut gue barusan.
Ekspresinya gak bisa gue gambarin pake kata-kata. Matanya hampir loncat keluar setelah mendengar kata-kata yang keluar dari mulut gue dilontarin ke arahnya. Fix dia kaget banget dan gak mengharapkan gue ngomong ke dia kayak barusan. Hahaha.
"N-na-nanti aja ya, Juhoon!" Sambil memutar balikan badannya dan keluar dari kamar gue dan Juhoon.
"Yah, ayah mah gitu." Juhoon kecewa dengan jawaban yang keluar dari mulut ayahnya.
Kita istirahat dulu untuk beberapa jam sampai akhirnya Doyoung mengajak kita pergi untuk makan siang.
"Kita makan siang ke restoran yang saya suka ya, Lila." Ucap Doyoung begitu memasuki mobil. Keliatannya Doyoung udah biasa-biasa aja nih. Giliran tadi aja, kaget iya, bingung iya, gugup iya.
Waktu masih di Seoul, Doyoung bilangnya akan membawa gue ke restoran yang dia sukai disini. Gue gak akan meragukan dia. Toh, Doyoung pinter masak dan makanan yang dia buat pasti enak. Jadi kalau dia bilang restoran ini makanannya enak-enak, gue percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Heartbeat | Kim Doyoung
Fiksi Penggemar[COMPLETED] "Because, you remind me of all the love I am trying to get rid of. But somehow, I really can't make you stay away, so I decide to stay away from you instead." Start 12/07/2019 Finish 12/10/2019 1 in Doyoung 17/12/19 #1 in doyoungnct 19/0...