Tujuh

12.3K 801 7
                                    

Cek mulmed🎶
Oceans - Hillsong United
__________

... 57, 58, 59, 60.

Kepala Mella kembali muncul kepermukaan setelah menahan napas selama satu menit di dalam bathup. Tidak ada tanda kalau napasnya sesak setelah melakukan itu. Sudah terbiasa.

Mella sering melakukan itu ketika dirasa perlu. Ketika semuanya mulai kacau, dia akan mulai menenggelamkan diri, itu adalah bagian favoritnya ketika berada di air. Kemudian semuanya tenang. Saat di dalam air ia akan merasa aman, semuanya teredam. Tidak ada hingar-bingar yang akan menusuk pendengarannya, tidak ada kemunafikan, tidak ada kepalsuan, tidak ada ... dia.

Kembali ia menenggelamkan tubuhnya hingga sebatas dagu, menarik napas panjang kemudian menutup mata, berharap ia berada dicerita fantasi dan menjadi mermaid. Tinggal di dalam air dan hidup selamanya di sana. Andai semuanya kenyataan, ia mungkin tidak akan susah-susah lagi menahan napas hanya untuk mendapatkan ketenangan. Sekali lagi Mella menarik napas panjang dan menenggelamkan seluruh tubuhnya. Dia butuh ketenangan, lagi.

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, ...

Mella membuka mata, menatap pemandangan di depannya dengan wajah bingung. Kemudian berjalan ke arah kerumunan wanita-wanita yang memakai pakaian minim yang sedang mengelilingi gadis kecil yang berdiri di depan kue kecil, di atas kue tersebut terdapat dua lilin yang berbentuk angka satu dan empat.

"Tiup lilinmu ... nah, begitu. Kamu cepat sekali besarnya ternyata."

Wanita cantik bergaun merah darah yang Mella tebak berumur sekitar tiga puluhan, menepuk-nepuk kepala gadis kecil itu pelan.

Ulang tahun? Tapi kenapa pestanya seperti ini. Ini bahkan tidak layak disebut pesta. Tidak ada balon atau sejenisnya. Hanya kue kecil dengan lilin dan berbotol-botol minuman yang Mella tebak berisi alkohol. Teman seumurannya pun tidak ada, yang hadir hanya wanita dewasa dengan pakaian minim dan makeup tebal.

"Tapi tentu saja belum cukup besar untuk bercinta." kata salah satu wanita menor yang mengundang derai tawa dari semua yang ada disana, kecuali gadis kecil yang masih saja berwajah datar.

Mella menyipitkan matanya memandang gadis kecil yang kini terlihat sangat mirip dengannya sedang menatapnya dengan wajah memelas. "Tolong ...."

Mella memejamkan mata dan menutup kedua telinganya ketika mendengar lirihan sedih namun terdengar sangat nyaring ditelinganya membuat pendengarannya seketika berdengung.

Angin terasa menerpa tubuhnya kuat. Kemudian semuanya kembali sunyi, setelah itu hanya terdengar suara monitor seperti yang ada di rumah sakit yang terdengar konstan.

Dia mencoba membuka matanya pelan, dan benar saja, sekarang dia berdiri ditengah ruangan yang serba putih yang hanya terdapat satu ranjang yang ditempati ... tunggu? Itu adalah gadis kecil yang ulang tahun dengan pesta aneh tadi. Hanya saja sekarang dia menggunakan pakaian yang biasanya pasien rumah sakit gunakan. Kepala dan pundak serta punggungnya diperban. Mella mulai menyadari sesuatu, gadis itu adalah ... dirinya.

Mella mundur beberapa langkah, menutup mulutnya dengan kedua tangan, tidak percaya.

Sebenarnya apa yang terjadi. Apa sekarang dia terlempar ke masa lalu. Bagaimana bisa. Pandangannya kini jatuh pada punggung lebar berkemeja putih, seorang pria yang duduk menggenggam tangan gadis kecil yang ternyata dirinya. Terlihat tangan besar itu sesekali mengelus tangan kecilnya yang sama sekali tidak bergerak.

Mella maju perlahan dengan tangan terulur, berniat menyentuh pundak pria itu untuk melihat wajahnya. Sudah tersisa beberapa senti jarak antara tangannya dan pria itu, namun tiba-tiba tubuhnya tertarik kebelakang dan kini ia merasa jatuh dari ketinggian.

LOST [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang