Empat

13.5K 876 2
                                    

Cek mulmed🎶
Stone Cold - Demi Lovato
_____________

Mella langsung terduduk dikasur setelah melihat postingan Raga, salah satu teman Aksa yang mengunggah foto yang di dalamnya terlihat Aksa dengan Nadine, salah satu siswi populer di sekolahnya, dengan pose merangkul sambil mencium pipi Aksa. Tidak hanya itu saja Aksa juga terlihat sangat menikmati perlakuan Nadine tersebut, terlihat dari senyum dan wajah bahagianya.

Mella kembali melihat keterangan yang tertulis di bawah foto tersebut, 'Official' dan sedikit kalimat candaan Raga yang meminta Aksa untuk mentraktirnya.

Apa ini? Resmi apa? Traktiran Untuk apa maksudnya? Kenapa Aksa sama Nadine?

Mella terus bertanya dalam hati, mencoba menentang pikirannya yang dari awal sudah tahu kalau mereka mungkin saja sudah menjalin hubungan.

Dengan tangan gemetar Mella membuka kolom komentar untuk mencari pembenaran kalau itu memang tidak seperti yang ada dipikirannya. Tapi justru ucapan-ucapan selamat dari orang-orang yang tidak dikenal dan banyak dari siswa sekolahnya yang terus saja terlihat.

altezzaaksa_ Lain kali.

Setetes air mata jatuh mendarat dilayar ponselnya. Lain kali. Kalimat singkat yang ditulis Aksa dikolom komentar membuat pikirannya kosong seketika. Aksa tidak menyangkalnya, jadi untuk apa lagi pikiran-pikiran positif yang sejak tadi ia usahakan rafal diotaknya yang kecil.

"Kenapa Aksa gak ngasih tau gue kalau selama ini dia dekat sama Nadine?" Mella bergumam lirih.

Ponselnya sudah tergeletak pasrah didekat ranjang. Mella mencoba membaringkan tubuhnya, kakinya yang memar sudah tidak terasa sakit, sebenarnya masih, tapi sudah tertutupi oleh rasa sesak yang mengganjal didadanya.

Itu karena lo gak penting! Gak ada untungnya juga kalau Aksa cerita sama lo! Lo itu cuma penghalang. Parasit.

Batinnya terus bergejolak, sekali mencoba menerima kenyataan, dan kemudian berkali-kali menentang semuanya. Terus seperti itu sampai akhirnya dia memutuskan untuk menghubungi Aksa.

Panggilannya tersambung, tapi tidak diangkat. Mella kembali mencoba sampai empat kali hingga terdengar suara gemersik dari ujung telpon kemudian disusul suara Aksa.

"Kenapa, La?"

"Lo di mana? Kok suaranya rame banget?" Mella bertanya pelan, walaupun dia sudah tahu Aksa sedang bersama teman-temannya.

"Lagi kumpul sama temen-temen."

"Ini 'kan udah lewat jam sepuluh---" Mella menghentikan ucapannya.

"Aksa sini deh, hahaha ..."

Mella mendengar suara perempuan yang diyakininya adalah suara Nadine, kemudian hanya suara tawa yang terdengar. Mella tersenyum pedih mendengar semuanya, dia menunggu masih dengan ponsel ditelinganya hingga lebih dari lima menit, tapi suara Aksa tidak lagi terdengar, justru suara obrolan dan tawa yang semakin keras yang didengarnya. Aksa tidak megacuhkannya.

"Aksa ..." panggil Mella lirih.

Tentu saja tidak ada jawaban.

Mella tahu Aksa tidak mungkin mendengarnya. Dia bukan lagi prioritas Aksa sekarang. Untuk mengucapkan selamat malam dan menutup panggilannya saja Aksa tidak sempat.

Mella masih tidak percaya, hanya kurang dari dua belas jam dan Aksa sudah berubah. Mella mengakhiri panggilannya dan menatap kosong pada fotonya bersama Aksa yang dijadikan wallpaper.

"Ini tidak nyata." gumam Mella pelan, berbaring menyamping memeluk tubuhnya sendiri. Isak tangis kemudian terdengar menyedihkan dikamar yang cahayanya temaram itu.

LOST [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang