Enam

12.7K 864 7
                                    

Cek mulmed🎶
Out of love - Alessia Cara
_______________

Dimas berjalan pelan mengikuti Mella dari belakang yang akan menuju kantin, dan jangan lupakan juga senyum yang terpantri dibibirnya dari sebelum dia turun dari mobil hingga saat ini tidak pernah lepas karena kecupan yang Mella daratkan dipipinya tadi pagi.

Senyuman Dimas yang long lasting Itu memang bukan masalah bagi sebagian besar perempuan yang ada disekolah, karena tampang Dimas yang memang tampan dengan jambul dan satu tindikan ditelinga kirinya. Memangnya siapa yang akan bisa menghalau magnet ketertarikan dari playboy hits satu ini.

Tapi bagi Mella itu justru sedikit mengganggu karena Dimas juga selalu menempel dan berjalan dibelakangnya seperti bodyguard.

"Kayaknya semua meja udah penuh."

Mella memandang Dimas yang kini meneliti setiap meja, dan sesuai ucapan Mella, semua meja yang ada dikantin memang sudah terisi.

"Semua itu gak jadi masalah selagi gue masih ada dideket lo. Tenang aja."

Dimas yang merasa gentle pun tidak kehabisan akal agar si cantik Mella tetap bisa makan siang dengan tenang dan nyaman di kantin . Kini dia menarik tangan Mella menuju meja yang ditempati dua siswi kelas sepuluh.

"Adek manis. Kira-kira kak Dimas sama kak Mella boleh duduk di sini gak?"

Mella hanya menghela napas jengah melihat Dimas kini tersenyum manis menatap dua perempuan yang juga memandangnya cengo. Mella mulai berpikir keras, sebenarnya dari sisi mana Dimas terlihat baik.

Penampilan luar sudah jelas Dimas tidak pernah mentaati peraturan sekolah, dan dalamnya, jangan ditanya lagi, selain playboy Mella juga tidak jamin kalau Dimas tidak pernah membuat perempuan mendesah dan berakhir ditinggalkan.

Memikirkan itu semua membuat Mella kembali teringat tentang kebodohannya yang hampir terhanyut dengan rayuan Dimas beberapa minggu lalu. Dan lebih bodohnya lagi itu semua dia lakukan agar laki-laki sialan yang katanya akan selalu melindunginya itu cemburu.

"Bo-boleh kak. Kita berdua juga udah selesai kok."

Kedua perempuan itu berdiri kaku dengan wajah merona, mengangkat semua bekas makan dan minumnya kemudian berlalu dari sana dengan senyum yang dikulum. Merasa bangga karena mereka adalah salah dua yang Dimas sapa dengan lembut dan manis.

"Tuh 'kan, gue bilang juga apa. Lo gak akan rugi kalau sama gue."

Dimas tersenyum jumawa sembari menepuk dadanya pelan. Melihat itu, Mella ikut tersenyum tipis, tidak menyadari sudut hatinya kian mengeras membeku karena kembali mengingat lelaki itu.

"Lo mau gue pesenin apa? Yang banyak juga gak papa, nanti gue yang bayarin semua."

"Samain aja." jawab Mella singkat.

Mella memang jenis perempuan yang tidak pemilih dalam hal makanan, semua yang dianggap enak akan dimakan, dan itu didukung oleh tubuhnya yang tidak sensitif dan tidak ada hal yang membuatnya alergi.

Mella kembali memandang Dimas yang sedang sibuk memesan makanan dan sesekali menggoda adik kelas maupun seangkatannya yang juga sedang memesan di dekatnya. Dia tidak tahu apakah Dimas benar-benar peduli padanya atau hanya berusaha dekat karena menginginkan sesuatu darinya.

Tapi Mella berharap besar agar Dimas tidak akan mengecewakannya, dia sudah sangat malas melewati fase berkenalan dengan seseorang dan menyesuaikan diri dilingkungan baru. Dan mereka sebelumnya juga sudah pernah bersama sehingga sedikit banyaknya sudah mengerti satu sama lain.

LOST [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang