Dua belas

10.3K 605 0
                                    

Cek mulmed🎶
Don't watch me cry - Jorja Smith (Lyric video)
__________

Flashback

Jika selama ini Nadine selalu berpenampilan rapi dan menarik saat berada di sekolah, tapi tidak hari ini. Setelah bel istirahat berbunyi ia langsung menuju ke toilet yang kebetulan sepi, meninggalkan Rara yang bertanya ada apa.

Rok di atas lututnya sedikit lusuh karena sedari tadi diremasi karena gugup. Nadine mengoleskan sedikit lipstik untuk membuat bibir pucatnya kembali merona. Dia akan meluruskan semuanya hari ini. Kembali ia menyusuri penampilannya sebelum keluar dari toilet.

Mencoba memberanikan diri mendekat setelah sekian lama berjarak. Menyusuri koridor, Nadine tak berhenti berdoa dalam hati agar tuhan berbaik hati padanya hari ini, meluluhkan ego dan hati laki-laki yang ia cinta, membuatnya memberi sedikit saja ruang di sudut hatinya agar bisa ditempati Nadine.

"Terima kasih, Dim." ucap Mella di dalam pelukan hangat Dimas yang erat.

Langkah Nadine terhenti, menyaksikan bagaimana mereka saling memeluk dengan hangat membuat ia menelan ludah susah payah, bibirnya tiba-tiba mengering, matanya berkaca-kaca.

"Anything for you, Mel." jawab Dimas mesra, semakin mempererat pelukannya di lorong sepi itu.

Nadine meraba dadanya yang terasa tercubit, mencoba mencari letak sakit yang menyesakkan itu untuk menenangkannya namun tidak ia temukan. Sakitnya terlalu menyusup, terlalu dalam hingga ia tak bisa menjangkaunya.

Masih dengan pandangan berpendar akibat air matanya kian menggenang, Nadine terkejut karena melihat Mella tiba-tiba memandangnya dengan senyum yang membuatnya tak nyaman. Mella yang terlihat sengaja juga mengusap punggung Dimas yang membelakangi Nadine naik turun, sebelum melepasnya dan menariknya menjauh dari tempat itu.

Nadine tak bisa berkata-kata, menghapus air matanya cepat, ia menelan kekecewaannya bulat-bulat. Selama ini ia percaya bahwa Mella adalah orang yang baik, yang tidak mengerti hubungannya dengan Dimas sehingga dengan mudah menerima Dimas menjadi pacarnya, tapi setelah melihat sendiri perangai Mella dengan matanya sendiri, Nadine menjadi ragu.

Sepertinya Rara memang benar, akar masalahnya memang berada pada Mella yang selalu memanfaatkan situasi untuk mendapatkan keinginannya. Selama ini Nadine terlalu polos untuk menilai seseorang yang selalu menampilkan kelemahannya untuk membuat orang-orang kasihan.

Nadine menghapus air matanya yang kembali terjatuh, mengurungkan niatnya bertemu dengan Dimas, ia memutuskan untuk pergi ke kantin untuk menemui seseorang yang bisa membantunya.

Di sana dia melihat Aksa duduk termenung. Berjalan mendekat, Nadine langsung duduk dan mengeluarkan flashdisk dari sakunya dan meletakkannya di tengah meja.

Tek!

"Aksa, ayo kita selesaikan semuanya." ucap Nadine memulai. Ia bisa melihat keterkejutan Aksa kemudian mengerutkan dahinya tidak suka melihat kehadirannya.

"Apa mau lo?" ketus Aksa, ia tidak ingin menghabiskan waktunya berlama-lama dengan Nadine.

"Gue mau semuanya kembali normal. Ini yang lo mau kan? Semua hal tentang Mella di masa lalu. Sekarang ini milik lo, tapi-" Nadine menghentikan ucapannya ketika mendengar bunyi bel tanda KBM akan segera dimulai.

LOST [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang