Enam belas

8.5K 491 13
                                    

Cek mulmed🎶
A Million Dreams - Cover by Alexandra Porat
__________

Viola dengan keringat dingin menatap pintu rumahnya ngeri. Membayangkan seperti apa rupa orang yang akan menyambutnya di sana. Setelah berlari dan berkali-kali sembunyi disembarang tempat akhirnya ia tetap saja ditemukan oleh ajudan sang papa. Membuatnya ingin sekali menangis ketika melihat dua orang itu tersenyum senang ketika menemukannya.

Ini sudah hampir jam tujuh malam, semoga saja orang itu sudah jenuh menunggu dan memutuskan untuk pergi dari sini, batin Viola.

"Aduhh duhh ... Paa, perut aku sakit banget. Kayaknya mag aku kambuh deh." Viola meringis, meremas perutnya.

Pram, nama Papa Viola hanya memutar jengah bola matanya. "Kamu kalau mau bohong pinteran dikit dong, Vi. Kamu kan gak punya mag."

Viola mendengus, "Mungkin penyakitnya baru dateng sekarang, Pa. Gak ada yang tau kan." balas Viola, mencari cara lain untuk bisa lolos kali ini.

Pram hanya diam, membuka lebar pintu rumahnya. Viola semakin dilanda gelisah, perutnya melilit, sepertinya penyakit mag memang akan datang padanya malam ini.

Tamatlah riwayatnya, kabur dari rumah dan tinggal dikos-kosan sempit bersama Alvin nyatanya lebih enak dari pada bertunangan dengan om-om dan akhirnya menikah. Viola benar-benar ingin menangis sekarang.

Entah bagaimana malam pertamanya nanti bersama om-om itu, Viola tidak bisa membayangkannya.

"Akhirnya kamu pulang juga, Sayang." Yani, Mama Viola memeluk lembut putrinya yang tidak pulang selama dua minggu. Viola membalas pelukan mamanya erat.

"Aku gak mau tunangan sama om-om, Ma. Bilangin sama Papa." bisik Viola pelan.

"Ssstt ... jangan gitu, gak sopan. Orangnya ada di sini." Cubitan pelan Yani layangkan pada lengan Viola.

Viola masih bersembunyi dipelukan Yani ketika Pram datang dan menariknya. "Kenalkan, ini Viola, anak saya yang akan kita jodohkan dengan Nak Ravi."

Pram dengan bangga memperkenalkan putrinya pada kedua calon besannya dan seorang pria dewasa yang akan menjadi menantunya.

"Chef Ravindra!" teriak Viola histeris dengan mata yang hampir keluar dari rongganya. Paru-parunya seperti berhenti bekerja, napasnya sesak.

Terbongkar sudah ... sekarang perempuan ceroboh itu sudah tau semuanya, Ravindra dengan napas berat membatin. Ingin pergi dari sini sesegera mungkin namun ia tidak ingin mempermalukan Bunda dan Ayahnya.

"Kamu cantik sekali, Sayang. Kamu sudah kenal sama anak tante?" Bunda Ravindra yang bernama Ayu bertanya lembut pada Viola yang kini duduk di seberang, diapit oleh Mama dan Papanya.

Viola hanya diam melongo, masih belum bisa menerima kenyataan yang seperti melemparnya pada cerita fantasi yang mengagumkan.

"Dia salah satu asisten dapur baru di restoranku, Bun." Ravindra yang menjawab. Tidak yakin perempuan yang masih menganga di depannya itu masih bisa bersuara setelah tahu semua ini.

Ravindra sebenarnya sudah tahu dari beberapa minggu yang lalu. Ayahnya memberikan data beserta foto Viola, berharap ia dengan cepat bisa menyesuaikan diri dan menerima Viola.

Atas nama persahabatan, Ayah dan Bundanya menerima saja dengan senang hati ketika ditawarkan sebuah perjodohan oleh orang tua Viola. Dan dia yang menjadi korban tidak tahu harus berbuat apa. Dan entah mengapa dia ingin sekali menenggelamkan diri ketika melihat ekspresi mesum yang Viola tampilkan kini.

"Kalian berdua ngobrol di sini saja ya. Kami para orang tua harus membicarakan sesuatu di belakang." kata Yani dengan senyum cerah, kemudian berlalu mengikuti suaminya dan orang tua Ravindra yang lebih dulu pergi.

LOST [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang