Dua puluh delapan

8.3K 360 16
                                    

Cek mulmed🎶
Billie Eilish - Lovely ft Khalid
__________

Mella duduk dilantai ruangan lembab dengan cahaya remang kekuningan, menatap lamat-lamat wajah pucat dengan dada sesak dan air mata berjatuhan. Tangannya dengan lembut mengusap tubuh kaku itu dengan cairan bening yang ia dapatkan dari rumah sakit. Dan terakhir, Mella mengusap wajah yang akhir-akhir ini selalu muncul dimimpinya, dengan tangan bergetar.

"Kamu yang salah! Seharusnya kamu tetap memilihku, dan ini semua tidak akan pernah terjadi!" Mella menyandarkan kepalanya di peti mati tempatnya menyimpan mayat Dimas. Menangis tersedu dan menggenggam pelan tangan dingin yang pernah menyentuhnya penuh damba itu.

"Kamu yang salah, Dimas .... kamu yang memaksaku melakukan ini. Aku gak salah, aku gak gila."

"Gue juga cinta sama lo, tapi gue benar-benar harus pergi. Ini uang buat lo, dan tolong selalu bahagia sampai gue pulang lagi ke sini."

Dimas dengan cepat berdiri dan pergi dari sana. Tidak tahan jika harus berlama-lama menatap wajah Mella yang menatapnya memelas. Itu bisa saja menggoyahkan hatinya dan membuatnya benar-benar tinggal di sini. Tapi dia juga benar-benar ingin menemui mamanya, cinta pertamanya. Jadi, pergi adalah keputusan yang tepat agar tidak meruntuhkan pendiriannya.

"Aku gak butuh uang." Mella berbicara tanpa nada, menatap amplop coklat yang penuh dengan uang yang diberikan Dimas. "Aku maunya kamu tetap di sini. Jangan pergi,  apalagi menemui ibumu yang brengsek itu." Mella memandang pintu pagar yang sebelumnya Dimas lewati untuk terakhir kalinya dengan benci.

"Aku gak mau kamu berkumpul lagi sedangkan aku masih sendirian di sini." Mella berdiri, menendang pintu rumahnya hingga terbuka dan berteriak.

"AKU MEMBENCIMU SIALAN!!"

Itu tidak akan terjadi.

Mella berlari ke luar halaman, melihat punggung Dimas yang hampir sampai ditikungan gang rumahnya dan berteriak.

"Dimas! Tunggu sebentar!"

Dimas menghentikan mobilnya, menoleh ke kaca spion dan melihat tempat Mella berdiri. "Kembalilah sebentar untuk membuat perpisahan yang pantas. Aku janji hanya sebentar saja!" teriak Mella lagi.

Dimas diam sejenak untuk memikirkan tawaran Mella. Bisa ia lihat Mella berdiri di depan pagarnya dengan dada naik turun dan wajah memohon. Dimas menghela napas pelan, pada akhirnya ia tidak akan sanggup untuk menolak gadis manis itu. Ia memundurkan mobilnya, kembali pada Mella untuk merayakan perpisahannya. Yang Dimas kira akan berlangsung sebentar namun yang ia tidak tahu akan menjadi selama-lamanya. Dimas tidak akan pernah lagi bisa menjauh dari Mella.

"Terima kasih, aku janji ini akan cepat." ucap Mella berjanji, memeluk lengan Dimas dan membawanya masuk ke dalam rumah.

Dimas hanya tersenyum lembut dan mengelus rambut Mella sayang. "Iya, terima kasih juga karena udah ngerti."

"Kamu duduk dulu, aku akan ke dapur untuk mengambil sesuatu." Mella tersenyum manis kemudian berlalu meninggalkan Dimas yang hanya menatapnya lembut.

Mella menyiapkan piring kecil dan meletakkan potongan kue tar dan menaburkan bubuk putih yang menyerupai gula halus sebagai hiasan. Mella kemudian meraih gelas panjang dan mengisinya dengan jus kotak yang sudah masuk masa kadaluarsa dua tahun lalu, menambahkan sirup untuk menyegarkan aromanya dan menyusunnya di nampan.

Mella menarik napas panjang sebelum mengangkat nampan itu dan meletakkannya di depan Dimas. Tersenyum tipis yang terlihat sangat jelas dipaksakan. "Untukmu." kata Mella pelan.

LOST [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang