Dari hari ke hari Sansa tumbuh menjadi bayi yang sehat dan menggemaskan. Tubuhnya montok dan pipinya gembil. Tentu saja itu membuat Arinda semakin tak ingin berpisah dari buah hatinya tersebut. Makanya ia protes saat Elang memindahkan Sansa yang sudah tertidur di ranjang ke dalam box."Kak, kenapa Sansa dipindah?"
"Nanti juga kamu paham," jawab Elang sambil tersenyum.
"Kakak, balikin lagi Sansa ke sini." Arinda merengek sementara tangannya menepuk-nepuk ruang kosong di tengah ranjang.
"Iya, Kakak bakal balikin tapi nanti."
"Pokoknya sekarang! Sini, aku aja yang mindahin."
Arinda turun dari ranjang hendak menghampiri box bayi yang berjarak beberapa langkah saja namun Elang segera mencegah. Suaminya itu membawa kembali ia ke posisi semula, berbaring. Kini posisi mereka berhadapan. Elang menatapnya mesra yang membuat ia langsung paham dengan maksud sang suami.
"Udah dua bulan lebih lho, Kakak puasa." Elang tersenyum menggoda.
"Jadi sekarang Kakak mau buka puasa?" tanya Arinda blak-blakan.
"Iya, dong."
Arinda mendorong tubuh Elang lalu segera meraih guling untuk dipeluk. Sebenarnya ia sedang malas tapi tak enak jika harus menolak keinginan sang suami. Jadi sekarang ia harus bagaimana? Ah, lebih baik jujur saja.
"Kak, aku nggak mau."
"Kenapa? Kamu lagi nggak sakit, nggak berhalangan ...."
"Lagi malas aja," jawab Arinda jujur lalu nyengir kuda.
Elang garuk-garuk kepala kemudian mendesah kecewa. Alasan Arinda sungguh tidak kuat. Hanya karena malas? Hmm, alasan macam apa itu? Dasar Arinda!
"Ehem. Kamu tau nggak, By?" kata Elang dengan raut wajah serius.
"Apa?" Arinda balik bertanya.
"Menurut penelitian, salah satu alasan para suami berpoligami adalah karena para istri yang menolak -"
"Oke, Kak. Silakan berbuka. Aku mau siap-siap dulu," potong Arinda kemudian segera beranjak dari ranjang lalu melangkah ke kamar mandi.
Yes! Elang berseru pelan. Triknya berhasil. Senyum mengambang menghiasi wajah tampannya. Perempuan memang selalu benar, tapi pria senantiasa menang.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Family Goals
General FictionTak perlu menanti lama, Elang dan Arinda dikaruniai seorang putri cantik tepat di usia pernikahan mereka yang kesembilan bulan. Simak kisah seru mereka dalam mengurus anak dan melewati setiap masalah serta ujian rumah tangga di sini.