Lomba 17 Agustus

5.4K 235 7
                                    

    
     "Kak, ikutan lomba, yuk!"

     Arinda antusias. Ia dan Elang sedang berada di lapangan kompleks tempat berbagai lomba dilaksanakan. Momen ini selain untuk memeriahkan hari ulang tahun Indonesia, juga ajang silaturrahim antar tetangga. Jadi mereka bisa saling bertatap wajah dan bertegur sapa. Sebab setiap hari mereka sibuk dengan aktivitas masing-masing, hampir tak ada waktu untuk bersosialisasi.

     "Mau ikut lomba apa?" Elang bertanya.

     "Lomba lari sambil gendong istri," jawab Arinda kemudian nyengir lebar.

     Elang tak langsung menyanggupi. Ia menimbang-nimbang terlebih dahulu. Ya, ia kuat mengangkat atau menggendong Arinda, tapi sambil berlari? Apakah ia sanggup? Ah, coba saja dulu dan sepertinya lomba ini akan seru.

     "Oke. Ayo, kita ikut." Dengan mantap Elang berkata.

     Arinda bersorak girang.

     Beberapa saat kemudian, pasangan suami istri itu sudah bersiap-siap. Arinda berdiri di atas kursi sedangkan Elang berdiri di depannya. Ada sepuluh pasangan yang turut serta dan semuanya sedang dalam posisi seperti Elang dan Arinda. Mereka menunggu aba-aba dari panitia.

     "Siap?"

     "Siap."

     "Oke. Dalam hitungan ketiga lomba dimulai. Satu, dua ... tiga."

     Para istri segera naik ke punggung suami mereka, lalu para suami berlari sejauh lima puluh meter.  Arinda mendekap Elang agar tak jatuh dan tak lupa ia menyemangati suaminya itu. Tiga pasangan sudah menyerah di tengah jalan. Tujuh yang lain masih bertahan dan pasangan Elang-Arinda berada di urutan kedua. Bobot Arinda memang tak ringan, tapi Elang berusaha agar tak menyerah. Jujur, menurutnya ini permainan yang seru.

     "Ayo, Kak. Kakak pasti bisa nyalip pasangan yang di depan itu  Kalo menang, nanti malam kita main Mobile Legend."

     Bisikan Arinda itu membuat Elang semakin bersemangat. Ia tak bisa menolak hadiah yang menggiurkan dari sang istri. Jarak dengan pasangan di urutan pertama cukup dekat, ia pasti bisa menyusulnya.

     "Pegangan yang kuat, By."

     "Oke."

     Elang menambah kecepatan sementara Arinda memejamkan mata. Ia khawatir suaminya tak kuat lalu terjatuh. Suara napas Elang yang tersengal-sengal terdengar jelas. Ada rasa kasihan, tapi mereka tak boleh menyerah. Ia membuka mata dan ternyata Elang sudah menyejajari pasangan di urutan pertama.

     "Ayo, Kak, kita pasti menang."

     Garis finish sudah di depan mata, pasangan saingan Elang dan Arinda mulai melemah sebab dari awal berlari cukup cepat. Maklum, si istri bertubuh kurus. Kesempatan ini tak disia-siakan Elang. Ia berlari semakin cepat hingga akhirnya mampu melampaui pasangan tersebut dan berhasil menjadi yang pertama mencapai garis finish.

     "Horeeee, kita menang." Arinda bersorak di punggung Elang.

     "Iya, kita menang," ujar Elang di sela-sela nafasnya yang ngos-ngosan.

     "Kakak hebat." Spontan Arinda mengecup pelipis suaminya yang berlumuran keringat.

     Elang tersenyum jumawa. "Iya, dong. Jangan lupa hadiahnya ya, nanti malam."

     "Siap." Arinda mengedipkan sebelah mata.

***

     Elang dan Arinda mendapatkan hadiah dari panitia berupa lemari es yang mereka berikan pada Bi Marni. Malam ini giliran Arinda yang memberikan hadiah untuk suaminya itu. Usai menidurkan Sansa, ia menghampiri Elang di ruang keluarga yang semula sedang menyaksikan pertandingan sepak bola. Ternyata Elang sudah tertidur pulas sambil berbaring di sofa.

     Arinda tersenyum. Ia tahu Elang pasti sangat lelah dan ia tak akan membangunkannya. Dengan sangat hati-hati ia mengecup pipi Elang lalu mengucap, "Have a nice dream."

     Saat Arinda akan beranjak, tiba-tiba Elang meraih tangannya lalu membawanya ke dalam dekapan. Tentu saja Arinda terkejut. Kini ia berada di atas tubuh lelaki yang sedang tersenyum menggoda.

     "Kak, kok bangun?"

     "It because your kiss."

     "Ah, aku jadi nyesal," kata Arinda berpura-pura. "Ya udah, sekarang Kakak tidur lagi," lanjutnya seraya berusaha melepaskan diri tapi Elang menahannya.

     "Nanti, setelah Kakak dapat hadiah dari kamu."

     Selanjutnya bibir Elang menyentuh bibir istrinya.

***

Note : readers jomlo ojo baper, yo. Awokwokwok 🤣

    

    

    


    

   

    

    

Family GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang