No KB, No Problem

9.8K 367 1
                                    


     Hujan turun, gemericiknya terdengar dari dalam kamar. Elang dan Arinda mengeratkan pelukan di bawah selimut yang menutupi tubuh polos mereka. Hangat. Baru saja mereka selesai bercinta.

     "Ternyata cara ini ampuh ya, bikin kamu berhenti ngedumel." Elang tersenyum menggoda pada sang istri yang meringkuk di dadanya.

     "Kakak." Arinda merengek manja sambil menutup muka. Malu.

     "Gemes."

     Pelukan Elang semakin erat dan rapat hingga Arinda agak sulit untuk bernafas. Perempuan itu mencoba melepaskan diri tapi Elang malah menggelitiki yang  membuatnya tertawa geli. Akhirnya mereka kembali bermesraan dengan diselingi canda tawa. Indah. Namun itu tak berlangsung lama. Tiba-tiba Arinda beringsut menjauhi Elang.

     "By, kamu kenapa?" Tentu saja Elang heran melihat perubahan sikap istrinya.

     "Kakak nggak pake kondom."

     Arinda baru saja ingat dan sadar bahwa Elang tak menggunakan pengaman tadi. Setelah melahirkan, ia memang memutuskan untuk tidak menggunakan alat KB. Mendengar atau membaca pengalaman para ibu membuatnya takut memakai alat KB. Dari yang menstruasi tidak lancar hingga menyebabkan penyakit berbahaya.

     "Iya."

     "Kenapa Kakak nggak pake?"

     "Tadi, kan, kita ngedadak ngelakuinnya. Lagian, nggak enak kalo pake."

     "Terus, gimana kalo aku hamil?" Ketakutan dan kepanikan jelas terlihat di wajah Arinda.

     Elang tertawa. "Ya nggak gimana-gimana lah, By. Kamu, kan, udah punya suami. Kakak ini suami kamu. Kamu lupa?"

     "Iya, aku tau, tapi bukan itu maksudku. Aku cuma belum siap hamil lagi. Sansa masih kecil banget, belum setahun. Aku pengen fokus ngurusin Sansa dulu, seenggaknya sampai usia dia lima tahun."

     Tanpa bisa dicegah, air mata mulai turun membasahi pipi Arinda. Tentu saja itu membuat Elang panik seperti biasa. Segera lelaki itu mendekat lalu membawa istri tercinta ke dalam dekapan.

     "By, Sayang ... Ingat ya, anak itu hak Allah. Dia yang berhak ngasih atau enggak anak ke kita. Misal, malam ini Kakak pake pengaman tapi Dia berkehendak buat kasih kita anak, ya kamu pasti hamil. Begitu juga sebaliknya. Alat KB atau kontrasepsi cuma bentuk dari  ikhtiar, hasilnya tetap Allah yang menentukan."

     Elang berbicara dengan lembut seraya mengusap-usap punggung Arinda, menenangkan istrinya itu. "Jadi kamu jangan ngomong kayak gitu lagi, ya. Kayak orang nggak punya iman," lanjutnya berbisik.

     Arinda mengangguk perlahan.

     "Nah, gitu dong."

     Elang tersenyum lalu membersihkan air mata kemudian mengecup kening Arinda.

     Suasana sudah kembali tenang saat terdengar suara tangis Sansa dari kamar sebelah. Arinda langsung sigap dan ada khawatir yang dirasa. Khawatir anaknya itu terjatuh dari tempat tidur.

     "Sansa. Iya, Sayang, Mami datang."

     Arinda bergegas turun dari ranjang dengan membawa serta selimut untuk menutupi tubuhnya dan meninggalkan Elang yang ... seperti bayi baru lahir.

    

    

    

    

   

    

    

Family GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang