18 | 🥀 Cinta? ⚘

324 28 43
                                    

Menelisik penjuru kantin mencari tempat kosong, Nata tampak kebingungan. Mulai dari meja paling depan hingga yang berada di ujung, sudah dipenuhi oleh para manusia yang syahdu menikmati asupan tenaga.

"Penuh banget gila! Kalo gini mau makan di mana gue? Lesehan? Yakali!"

"Woy!"

Tepukan keras di bahu Nata membuat Si cantik mengelus dada. Memutar badannya ke samping, Nata siap menyemburkan rasa kesalnya.

"Astaga, Dara! Kira-kira kali kalo mau manggil!"

Menampilkan cengirannya, Dara menautkan kedua tangan. "Hehe, ya ma'ap! Dedek kan hilap."

"Najis!"

Memandang penjuru kantin, mata Dara berbinar tatkala menemukan Sang pujaan hati sedang menikmati semangkuk bakso dengan tampang tampannya. Bagaikan kutub utara dan selatan, Dara serasa ditarik untuk segera menemui Angga.

Tanpa permisi, Dara menyeret Nata menuju meja pojok tempat bersarang Angga dan kawan-kawan. Si cantik dibuat bingung dengan tingkah Dara, Nata berusaha protes.

"Ehh, mau kemana? Jangan main tarik ih Dar!"

Mencoba melepas genggaman Dara, nyatanya Nata gagal. Tenaga Dara bahkan dua kali lipat besarnya dari tenaga yang Nata punya, jadi mana mungkin bisa lepas. Kesimpulannya, Dara ini lebih sumo dari Nata.

"Sampek!"

Menatap tajam Dara, Nata benar-benar dibuat berang. Si cantik kini berdiri tepat di meja yang ditempati Angga dan kawan-kawan. Kalau hanya Angga saja tak masalah, Nata akan menurut. Tapi di sini ada Bima, Si tampan penggoyah iman Nata.

Menampilkan raut memohon, Dara berbisik. "Duduk sini aja, ya? Temenin gue pacaran, please."

Otak Dara sepertinya bermasalah. Seorang jomblo dimintai tolong menemani pacaran? Niat sekali Dara mengerjai Nata. Dimana hati Dara sebenarnya, segitu inginnya ia membuat Si cantik nangis bombay.

Memasang puppy eyes, Dara memohon. Ayolah, ini hanya perkara menemani Dara duduk dan mengobrol dengan Angga. Nata cukup duduk diam, masalah kelar.

Sesimple itu.

"Please."

"Huh!"

"Makasih!" Pekik Dara tiba-tiba dengan tangan merangkul Bahu Nata.

"Hah? Makasih buat apa?"

Mendaratkan pantatnya di kursi dengan senyum sumringah, Dara menjawab. "Makasih karena mau nemenin gue pacaran."

"Dar gu---"

Tangan Nata lebih dulu ditarik Dara sebelum Si cantik menyelesaikan ucapannya. Dara ini benar-benar!

Kapan gue bilang iya, coba?

Kini Nata hanya bisa pasrah menjadi obat nyamuk Dara dan Angga. Matanya benar-benar terkontaminasi menyaksikan adegan saling suap sok sweet pasangan baru ini.

Kalo aja bukan sahabat, udah gue cakar-cakar muka lo Dar!

Nata merasa sangat tak nyaman dengan posisi duduknya. Si cantik akan mengutuk Dara yang telah menariknya duduk tepat di depan Si tampan, parahnya Nata malah diapit Aldi di sisi kanan, dan Dara di sisi kiri. Entah ini sebuah keberuntungan atau bencana, Nata tak paham.

Mengumpati Dara dengan segala trik kardusnya, Nata benar-benar geram. Kenapa harus ia yang duduk di tengah, mentang-mentang posisi kiri yang berhadapan langsung dengan Angga, Dara jadi seenaknya begini.

Because I Love You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang