10 | 🥀 Alaska ⚘

492 69 59
                                    

"Udah sampek, buruan turun!" Suruh Bayu yang terdengar seperti pengusiran halus.

Megan mencebik kesal, "Iya-iya, sabar kali! Kalo gak ikhlas boncengin mending gausah nganter."

Megan turun perlahan dari boncengan Bayu. Baru mulutnya terbuka untuk mengucap terimakasih, Bayu lebih dulu menancap gasnya meninggalkan Megan dengan kata yang mengambang di udara. Belum juga gue ngomong makasih, udah maen pergi aja! Emang dasarnya gak Ikhlas tuh orang nganterin gue, batinnya menggerutu.

Tin ...Tin ... Tin ...

Suara berisik klakson mobil yang terdengar sember mengalihkan pandangan Megan. "Ah elah! Kang angkot pake ngelakson segala! Gak tau gue lagi bete apa?" Gerutunya kesal sambil mengusap kedua telinga.

Sementara di dalam angkutan umum, gadis berparas cantik dengan seragam SMA tampak terburu-buru mengulurkan uang pada Sang sopir. "Nih bang," ucap gadis itu yang tak lain adalah Nata. Segera dia keluar dari angkot karena tak tahan berdesakan terlalu lama dengan berbagai macam spesies manusia dengan bau tubuh asam, kecut, dan tengik bercampur lebur menjadi satu di siang terik begini.

"Si Nata katanya ada kumpulan PMR, taunya udah pulang aja tuh anak." Megan bermonolog begitu mendapati adik tersayangnya turun dari angkutan umum kini berjalan kearahnya yang masih setia berdiri di depan gerbang rumah.

Nata menampakan muka bete-nya begitu berada tepat di depan Kakaknya--- Megan. Mengerutkan kening mendapati wajah muram Sang adik, ada sedikit keheranan di benak Megan. "Cepet banget ekskulnya?"

Pertanyaan Megan semakin menambah kemuraman di wajah Nata. "Gak jadi, kata kak Dinda besok. huft, bete gue jadinya," jawabnya sambil mencebik.

Megan mengembangkan senyumnya, biarlah dia di cap sebagai Kakak jahannam untuk kali ini. "Unch ... kasian adek kakak di PHP-in," serunya sambil menggelengkan kepala dengan raut geli. Nata memasang tampang nyalangnya. Bukannya takut, Megan malah menggerakkan kedua tangannya mencubiti pipi Nata yang menurutnya mirip bakpau. Uhh, gemes Megan tuh!

Nata menghempas kasar tangan Megan yang di susul tawa laknat Kakaknya. "Ih! Sakit kali kak! Ntar kalau kecantikan gue luntur gimana? Mau tanggung jawab?" Katanya lebay sambil mengelus pipinya. Megan mengerutuki kepercayaan diri Nata. Hell, apa Nata benar-benar adiknya? Kenapa jadi lebay begini. Oh god! Dosa apa Megan sampai punya adik seperti Nata.

Megan menyilangkan kedua tangan di depan dada. Nata mencium bau-bau tingkat over percaya diri dari Sang Kakak. "Kecantikan lo tuh, nurun dari gue. Jadi gak bakalan luntur deh gue jamin," cetusnya sambil mengangkat dagu tinggi-tinggi.

Tuh kan!

"Iya-in aja deh! Biar bahagia dunia akhirat!" Sahut Nata mulai snewen. Dia melangkah memasuki rumah meninggalkan Megan dengan perasaan dongkol luar Biasa. Kali ini kedongkolan Nata melebihi saat dia menghadapi Bima. Ehh, kenapa jadi bawa-bawa Bima sih! Oke, mungkin otak Nata sedang bermasalah saat ini.

"Tungguiiinnnn,"  teriak Megan sambil berlari menyusul Nata, Si adik kamvret yang sudah hilang ditelan pintu rumah.

****

Bayu memarkirkan motornya di depan rumah megah kawasan elit. Di sana sudah berjejer rapi beberapa motor sport satu merek dengan miliknya. Bayu memasuki rumah itu, yang mana di depan pintunya terpampang jelas tulisan Basecamp Alaska.

Kalau dilihat-lihat sih, rumah ini  nggak ada pantas-pantasnya di sebut sebagai Basecamp. Biasanya, basecamp-kan terletak di tempat terpencil dan jauh dari kata nyaman.  Nah ini! Lebih cocok di gunakan sebagai hunian mahluk kelas atas. Ehh, manusia maksudnya. Kalau mahluk mah, Mba kunti bisa tinggal di sini juga dong. Hii, kan serem.

Because I Love You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang