36 | 🥀 Marah? ⚘

249 18 17
                                    

Tepat saat jam belajar selesai, Bima sampai di parkiran sekolah. Lelaki itu kini duduk santai di atas motornya menunggu Sang kekasih keluar dari kelasnya. Setelah dari rumah sakit, Bima memutuskan pergi ke basecamp dulu untuk menenangkan pikirannya yang tiba-tiba kalut melihat kondisi Namira yang tak kunjung membuka mata.

Bangkit dari duduknya, Bima langsung melenggang begitu Nata mulai memasuki area parkir bersama Megan di sebelahnya. "Nat!" Panggilnya begitu Nata berjalan melewatinya tanpa menoleh sedikit-pun.

"Hm."

Bima mengangkat satu alisnya bingung dengan sikap Nata yang mendadak aneh. Gadis itu-pun masih tak menoleh menatap Bima, ekspresinya terlihat marah dan jutek. Bima semakin mengerutkan dahinya, ada apa dengan Nata? Merepotkan memang jika mempunyai pacar moodyan macam Nata.

"Yang, naik!" Suara Bayu tiba-tiba menggema di telinga Megan, membuat gadis itu berjengit kaget hingga mengelus pelan dadanya.

"Allahu akbar, kaget gue! Kira-kira kali kalo mau ngomong." Tepukan keras melayang di lengan Bayu membuat lelaki itu mengaduh. Untung saja Megan tadi tidak mengumpat, kan?

Menampilkan cengiran lebar, Bayu menautkan kedua tangannya tinggi-tinggi. "Hehe, maap atuh yang," ucapnya lalu menunjuk belakang joknya memberi instruksi agar Megan segera naik ke atas boncengannya.

"Duluan yak adek lucnut! Bye!" Megan menaiki motor Bayu kemudian melambaikan tangan kepada Nata dan Bima. Gadis itu tak membalas, melainkan malah memanyunkan bibirnya kesal. Sementara Bima, lelaki itu hanya menyunggingkan senyum tipis.

"Dih, ngambekan!" Menoel dagu Nata berniat menggoda, Bima benar-benar gemas dengan tingkah gadis itu. Nata semakin memberenggut, dia melayangkan tatapan tajam pada Bima.

"Bodo! Gue juga ngambek sama elo!" Melipatkan tangan di depan dada, Nata mengalihkan pandangannya malas menatap wajah tampan Sang pacar.

Senyuman tipis tersungging di bibir Bima, lelaki itu berniat menambah kekesalan Sang kekasih. "Gue mah bodoamat! Mau lu ngambek kek, enggak kek, tetep gak bawa untung kan, buat gue?" Jawabnya santai.

Jedar!

Bak di sambar petir, hati Nata mendadak bergemuruh hebat hingga menimbulkan sengatan perih seolah mampu meluluh lantakan tubuhnya detik itu juga. Bibir terbuka lebar dengan mata membelalak, Nata syok dengan kalimat yang keluar dari mulut Bima. Lelaki itu justru terkekeh pelan saking lucunya melihat ekspresi Nata yang tampak menggelikan.

Tanpa mereka berdua sadari, Angel dan Lisa berdiri tak jauh dari keduanya dan sedari tadi menjadi penonton drama Bima dan Nata. Angel dan Lisa terbahak di tempat menyaksikan aksi Nata yang tak mendapat respon baik dari Bima. Nata pikir dia itu siapa? Sok sekali mencari perhatian Bima. Angel saja yang sejak dulu mengejar Bima tak pernah digubris, apalagi gadis itu.

"Duh duh duh! Kasian banget ya, Lis? pura-pura mau ngambek biar dibujuk ehh, taunya malah dikacangin. Ngakak so hard, hahaha." Mereka berdua kompak terbahak. Nata beralih menatap keduanya penuh emosi.

"Pacaran cuman status doang mah, ya gini!" Melirik sinis Nata, Lisa menyunggingkan senyum mengejek pada hadis itu. Angel kembali menyemburkan tawanya dengan tangan terlipat di depan dada.

Hidung Nata kembang kempis, wajah gadis itu memerah penuh amarah, dadanya pun naik turun dengan napas memburu. Sungguh, Nata sangat emosi saat ini. Belum sempat gadis itu meluapkan kekesalan pada Bima, kini dirinya harus melawan duo racun berbisa ular kobra. Sial sekali nasib Nata!

"Diem lo cabe busuk! Mulut lo terlalu murah buat ngatain gue!" Balas Nata tak kalah sinis dengan kepala terangkat menyiratkan kemarahan.

Angel naik pitam, gadis itu melangkah mendekati Nata. "Heh, Pelakor! Jaga ya mulut lo! Lo pikir elo mahal, hah?!" Bentaknya sambil menunjuk Nata dengan mata melotot seolah ingin keluar dari tempatnya.

Because I Love You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang