28 | 🥀 Badmood ⚘

269 18 18
                                    

Vote dan coment nya jangan lupa😙

****

Rumah kediaman keluarga Athalla tampak sepi seperti biasanya. Sang tuan rumah sudah seminggu ini melakukan pekerjaan di luar kota dan belum pulang juga. Di rumah yang lumayan besar ini hanya ditempati oleh empat orang saja, yaitu Megan, Nata, Bi Inah--- asisten rumah tangga mereka, dan Kang Jumaidi--- tukang kebun yang merangkap sebagai satpam rumah juga merupakan suami Bi Inah.

Megan sudah cukup terbiasa dengan suasana seperti ini. Semenjak orang tuanya berpisah dan dia ikut dengan Sang papa, Megan memang sering ditinggal di rumah hanya dengan Bi Inah dan juga Kang Jumaidi. Megan tahu, Megan paham, Sang papa jarang pulang dan tidak sempat memberinya perhatian karena urusan pekerjaan yang menumpuk juga beberapa bisnis Sang papa yang melonjak pesat. Hal itu juga Sang papa lakukan hanya untuk dirinya, untuk memenuhi kebutuhan Megan, tentu saja Megan tak pernah protes akan hal itu. Dia tak mau membebani pikiran Sang papa, dia akan mendukung apapun yang Papanya lakukan.

Setelah makan malam selesai, Nata  dan Megan memutuskan menonton televisi bersama di ruang keluarga. Yah, hitung-hitung sebagai quality time mereka berdua. Siapa tahu setelah ini mereka berdua mendapat hidayah agar selalu rukun dan berhenti berdebat maupun bertengkar karena hal-hal kecil yang menjurus tak penting.

Duduk di sebelah Megan, Nata tak bisa menyembunyikan senyumnya. Entah kenapa otak Nata selalu memutar kejadian di sekolah sore tadi, tentang Bima yang memaksa dirinya menjadi kekasih lelaki itu. Nata akui dirinya memang munafik, sempat menolak Bima dan protes tak terima padahal hatinya kini malah terlampau senang dan berbunga-bunga.

Menoleh menatap Nata, Megan mengernyitkan dahinya bingung. Kenapa adiknya senyum-senyum begini? Ada apa sebenarnya dengan Nata? Padahal di sekolah sore tadi Nata terlihat sangat emosi dan kesal dengan Bayu--- pacar Megan. Nih anak senyam-senyum mulu perasaan, pasti ada apa-apa nih! Batinnya menduga-duga.

"Ehem hem! Sakit banget dah tenggorokan gue. Apa'an ya yang nyangkut di dalem?" Megan memegangi tenggorokannya yang sebenarnya tak terasa sakit sedikitpun. Itu hanya trik Megan untuk mengalihkan fokus Nata.

Menoleh ke samping menatap Megan, Nata sangat paham maksud Kakaknya barusan. Tinggal tanya aja pakek sok-sokan ngode gue. Dasar tukang kepo!

"Keselek kulit duren kali atau enggak ban motor bututnya Pak Jay tuh! Kan kemaren ilang satu itu ban, jangan-jangan lo telen lagi." Nata menampilkan smirk meledek Megan.

Melempar bantal ke wajah Nata, Megan tampak kesal. "Wah-wah! Kurang ajar lo sama gue. Kualat baru tau rasa lo!"

Melempar balik bantal kearah Megan, Nata menjulurkan lidah. "Kutukan lo kagak ngaruh ke gue! Yang ada nih ya, malah balik ke elo itu kutukan," balasnya tak mau kalah. Enak saja Megan, Nata kok dilawan.

"Lo kok gitu sih?!" Megan memukul keras lengan Nata membuat Sang empunya mengaduh. Jangan salahkan Megan, disini Nata memang wajib mendapat siksaan. Mana ada adik yang menyumpahi balik kakaknya jika bukan Nathalia Anastasya anak bapak Athalla.

"Sakit dodol! Gue aduin ke Komnas HAM, ya?" Nata mengelus lembut lengannya yang dibalas kedikkan bahu oleh Megan. Dia kira Megan perduli? Tentu saja tidak.

"Kagak takut wlee ... " Megan menjulurkan lidahnya meledek Nata.

Nata berdecih lalu memalingkan wajahnya menatap televisi sambil bergumam. "Oke, ada kembaran anying disini."

Megan langsung melotot mendengar ucapan Nata barusan dengan rahang mengeras. Kurang ajar sekali Nata ini, dia sama sekali tak menghargai Megan sebagai orang yang lebih tua, terlebih Megan Kakaknya. "Lo ngomong apa'an tadi?!" Seru Megan dengan nada meninggi.

Because I Love You (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang