Kurikulum Hatimu - D'Masiv
ANNETH masih mengumpat dalam hati. Bagaimana caranya ia sampai ke rumah Deven, sedangkan ia saja tidak tahu-menahu soal daerah rumah Deven apalagi letak rumah Deven. Lelaki itu selalu saja membuat Anneth sakit kepala.
Gadis bercelana pendek selutut itu langsung membanting dirinya ke ranjang. Helaan napasnya terdengar berat. Kalau Anneth tidak satu kelompok dengan Deven mungkin Anneth tidak akan sepusing ini. Pasalnya, Deven itu selalu menyusahkan saja.
"Lo kenapa, dah? Berasa kayak punya beban berat gitu." Joa langsung menceletuk ketika baru saja menginjakkan kakinya ke lantai kamar.
"Tau ah!" Anneth masih merasa kesal. Gadis itu malah memiringkan tubuhnya lalu memeluk guling.
"Yeee ... Di tanya baik-baik jawabnya malah mencak-mencak," omel Joa seraya menempelkan bokongnya ke ranjang.
"Enggak bisa apa tu cowok sehari aja nggak bikin gua pusing," kata Anneth. Kedua matanya terpejam rapat.
"Oalah, jadi dari tadi lo mikirin Deven?" tanya Joa dengan tatapan menyelidik.
"Bukan mikirin, lebih tepatnya nyingkirin." Anneth meninggikan suaranya.
"Emangnya Deven kenapa sih?" Joa bertanya.
Anneth merubah posisi tidurnya menjadi posisi duduk. Ia menghadap ke arah Joa dengan kaki yang bersila."Gua kan sekelompok sama dia. Hari ini juga kita bakal mulai ngerjain tugas kelompok itu di rumah Deven. Yang jadi masalah, gua enggak tahu rumah Deven." Anneth mulai bercerita.
"Terus? Kenapa lo kesel? Kalo nggak tahu kan tinggal tanya," ucap Joa menggebu.
"Itu dia. Gua tadi udah tanya ke dia tapi dengan santuy nya dia jawab 'nanti juga tahu'. Minta di tenggelamin di sungai Nil tu cowok." Anneth mencak-mencak tidak jelas.
Joa terkekeh melihat kembarannya yang terlihat jengkel. Sebelumnya Anneth belum pernah terlihat seperti ini. Paling-paling jengkelnya di sebabkan oleh Joa yang kalau masak sering gosong. Tetapi ini untuk pertama kalinya ia merasa jengkel dengan lelaki.
"Sampai atau enggaknya lo di rumah Deven itu tergantung gua," kata Joa.
Alis kiri Anneth terangkat."Maksudnya?"
"Gua bakal nganterin lo ke sana sekalian gua mau main ke rumah Deven," jawab Joa santai.
"What the hell?" Anneth terkesiap mendengar ucapan Joa barusan.
"B aja kali." Joa berucap dengan tatapan datar.
"Main? Ke rumah Deven? Elo?" tanya Anneth menggebu.
"Kenapa?" tanya Joa.
"Mau ngapain lo main ke rumah dia?" tanya Anneth langsung melempar tatapan sinis.
"Ada deh," jawab Joa lalu tersenyum sendiri.
"Enggak! Lo enggak ada urusan. Lagian lo bukan kelompok gua kan?" Anneth melarang.
"Ah elah, Neth. Deven aja enggak melarang masa lo melarang. Apa hak lo?" tanya Joa melawan.
"Gua punya hak karena lo adek gua." Anneth langsung membuat mulut Joa bungkam.
Joa melengos ke arah lain. Wajahnya terlihat kusut. Kakaknya memang sangat menyebalkan dan terkesan mengekang bagi Joa.
"Kalo lo ikut yang ada lo cuma bisa malu-maluin aja," timpal Anneth.
"Kalo gua enggak ikut, lo enggak bakal sampai ke rumah Deven!" balas Joa dengan nada yang meninggi.
![](https://img.wattpad.com/cover/196040190-288-k878806.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEEPEST
Fiksi RemajaPernah merasa terganggu karena kedatangan seseorang? Yang membuatmu tidak bisa hidup damai seperti sebelumnya. Seperti yang di rasakan oleh gadis yang satu ini. Anneth Elvarette. Si pendiam dan tertutup. Namun siapa sangka ternyata cowok yang di cap...