"Tumben banget Friden telat. Biasanya kalo udah urusan latihan paling cepet dia," ucap William yang merasa aneh dengan sikap Friden akhir-akhir ini.
"Iya. Gua juga ngerasa ada yang beda dari dia. Dia udah jarang gabung sama kita. Gua pernah tuh mergokin dia ditaman sekolah sendirian. Gua curiga dia punya temen semacam makhluk halus. Jangan-jangan dibalik sikap misteriusnya selama ini, dia anak indi.. indi.. INDIHOME? Hiiiii! Serem njir," ujar Alde bergidik ngeri.
William tidak segan-segan menoyor kepala Alde."Indigo, tolol! Lo tolol apa pura-pura tolol sih?" sentak William geregetan.
"Ya pokoknya itu lah. Gua yakin banget kalo dia bisa ngeliat setan-setan yang berkeliaran," kata Alde.
"Ngomong setan nya jangan ngadep gua. Enak aja lo ngatain gua setan! Ganteng-ganteng gini," balas William sambil menyugar jambul keramatnya.
"Nah itu. Setannya ada dijambul lo. Katanya keramat. Berarti lo jadiin jambul lo buat pesugihan, atau bahkan buat narik cewek-cewek. Dosa Will dosa!" ucap Alde sok bener.
"Sembarangan. Ini jambul kesayangan. Bukan pesugihan. Kalo buat narik cewek-cewek sih iya. Kan kalo ada ni jambul tingkat kegantengan gua bertambah," cengir William.
"Wah nggak bener. Udah gila! Ternyata lo pake pelet! Ngeri gua punya temen yang main ilmu dark kayak gini." Alde perlahan menjauhi Alde dan mendekati posisi Deven yang sedari tadi terdiam sambil memegangi mic nya.
"Jangan ngada-ngada lo! Mana pernah gua pake begituan. Heh! Tanpa begituan cewek-cewek udah pada dateng kali," tandas William tidak terima.
"Terus tu jambul?" tanya Alde dengan nada menantang.
"Nah ini yang namanya style. Bukan pelet-pelet kayak yang lo bilang!" ucap William, menjelaskan.
"Kalian berdua apa-apaan sih? Bisa nggak sih kalo bicara itu lebih berfaedah dikit? Nggak habis pikir sama isi otak kalian," sela Deven masih uring-uringan.
"Selalu serius itu membosankan, man. Kadang kita butuh hal yang sedikit gila biar rame. Ya nggak, Will?" tanya Alde meminta persetujuan dari William.
"Idih lo nya aja kali gila," jawab William.
"Mulai lagi mulai. Debat aja terus sampe kambing kawin sama curut!" sentak Deven jengkel.
"Eh tapi, De. Yang lo bilang kalo Friden anak indigo, gua nggak percaya. Mana mungkin ah," ujar William mengalihkan pembicaraan.
"Percaya nggak percaya kalian harus percaya. Bentar lagi gua bakal bikin konspirasinya. Bakal gua upload di YouTube. Tenang aja, kita kupas tuntas semuanya di video itu," ucap Alde dengan mimik wajah yang serius.
"Habis bikin video itu, langsung ada kang angkat peti dateng. Bisa-bisa nama lo doang yang tersisa karena digebukin Friden," kata William.
"Sembarangan ae kalo ngomong!" sentak Alde.
"Nah itu yang diomongin dateng juga. Ayo dah mulai latihan lagi," ajak William antusias.
Derap langkah kaki terdengar mendekati ketiganya. Friden sudah berada dihadapan mereka. Namun lelaki jangkung itu hanya diam mematung menatap ketiga temannya secara bergantian.
"Darimana aja sih lo, Den? Tumben ga on time?" tanya Alde menggebu.
"Langsung mulai aja daripada buang-buang waktu," sahut William tidak sabar. William memang orang yang tidak suka membuang-buang waktu untuk hal yang tidak penting.
"Gua dateng ke sini bukan mau latihan." Friden mulai membuka suara.
"Lah terus? Mau nyangkul lo?" celetuk Alde.
![](https://img.wattpad.com/cover/196040190-288-k878806.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEEPEST
Teen FictionPernah merasa terganggu karena kedatangan seseorang? Yang membuatmu tidak bisa hidup damai seperti sebelumnya. Seperti yang di rasakan oleh gadis yang satu ini. Anneth Elvarette. Si pendiam dan tertutup. Namun siapa sangka ternyata cowok yang di cap...