12. Kafe Melodi

1.4K 152 25
                                        

Sempurna - Andra And The Backbone.

Setelah selama seminggu mereka berlatih, akhirnya hari yang di tunggu-tunggu pun telah tiba. Tepat pada hari Sabtu (malam Minggu) mereka bersiap untuk berangkat ke kafe Melodi. Kemungkinan waktu yang akan mereka tempuh adalah 2 jam perjalanan.

Semua sudah berkumpul di halaman rumah Deven, tanpa terkecuali. Mobil Jeep berwarna kuning milik Deven telah terparkir di halaman rumahnya. Friden sudah standby di bilik kemudi menunggu yang lainnya memasuki mobil itu.

"Dev, gua enggak yakin Joa bisa mengatasi semua ini sendirian," ucap Anneth penuh keraguan.

"Harus yakin, Neth. Hargai perjuangan dia," balas Deven sembari tersenyum ke arah gadis berambut panjang terurai itu.

"Mama pasti marah besar apalagi kalau sampai mama tahu yang sebenarnya." Anneth masih tak tenang.

Deven menatap kedua mata Anneth dengan seksama."Gua yang bakal bertanggung jawab atas semua ini," katanya tak main-main.

Bukannya merasa lebih tenang, perasaan Anneth malah semakin tidak karuan. Sejauh ini Deven sudah banyak membantunya, apakah dalam hal ini harus Deven juga yang mengatasi? Ah Anneth merasa tidak enak hati.

"Untuk kali ini gua enggak setuju sama lo. Lo udah banyak membantu gua, masa dalam hal ini harus elo juga yang bertindak? Gua enggak mau di anggap manja."

"Gua ikhlas," lirih Deven.

"Tapi gua nya enggak enak."

"Udah-udah lupakan masalah ini. Kita jalani aja dulu yang ada. Sekarang lo harus fokus sama penampilan lo nanti malam," ujar Deven. Anneth mengangguk samar.

Dengan perasaan yang masih bercampur aduk, Anneth mulai memasuki mobil Jeep milik Deven. Anneth menduduki kursi di barisan depan di sebelah bilik kemudi. Gadis itu beberapa kali mengembuskan napas panjang guna mengurangi rasa bimbang nya.

Deven, Alde, dan juga William langsung menduduki kursi di barisan tengah dengan posisi Deven berada di tengah, Alde berada di kanan Deven dan William berada di kiri Deven.

Setelah di rasa semuanya sudah siap, barulah Friden melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Pohon-pohon terlihat seperti bergerak menjauh meninggalkan mobil mereka. Langit biru sudah mulai berubah menjadi senja. Saat ini jam menunjukkan pukul 5 sore. Itu tandanya mereka akan sampai di tempat tujuan sekitar pukul 7 malam. Sedangkan acaranya di mulai pada pukul 8 malam.

Di tengah perjalanan ada saja tingkah dari William dan Alde yang membuat seisi mobil menjadi ramai. Keduanya saling lempar melempar kacang telur yang memang di sediakan untuk bepergian. Gelak tawa serta suasana riuh gempita terdengar memenuhi seisi mobil. Mereka terlihat ceria.

Kecuali Anneth.

Entah apa yang membuat gadis itu terdiam dan memilih untuk mengalihkan pandangannya ke luar mobil. Raut kegelisahan Anneth begitu kentara di wajah cantiknya. Ia terdiam di tengah-tengah riuhnya keadaan di sekitarnya.

"Oh iya, gua mau bikin instastory dulu." Alde segera mengambil ponsel yang berada di kantong jaket kulit yang ia kenakan.

"Eksistensi aja yang lo pikirin. Alay lo!" cerca William.

Alde menoleh songong ke arah William."Hidup, hidup siapa? Yang ngejalanin siapa? Gua kan. Jadi lo enggak usah ribet ngurusin hidup orang. Urusin tuh hidup lo udah bener apa belom."

"Yee di kasih tahu malah marah-marah. Pantesan jomblo mulu, di tegur dikit aja udah emosian," kesal William.

Alde terkekeh kecil."Jomblo kok teriak jomblo!" sindirnya.

THE DEEPESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang