3. Tumpangan Gratis

2.1K 206 24
                                    

Maaf ya baru update lagi, karena kemarin-kemarin ada sedikit masalah, hehe... Happy reading^_^

ANNETH merebahkan tubuhnya di ranjang. Seragam putih abu-abunya sudah tergantikan oleh kaus lengan pendek berwarna kuning cerah dan juga celana pendek selutut. Rambut hitam legamnya tergerai sehingga terlihat berantakan tertindih oleh kepalanya.

Kepalanya menghadap ke langit-langit kamar. Dengan tempo napas yang teratur, gadis itu perlahan memejamkan kedua kelopak matanya. Mencoba mendistraksi pikirannya yang terasa penat. Hari ini terasa sangat melelahkan baginya. Seperti ada yang mengusik kehidupannya. Secara sadar maupun tidak, Deven terus-terusan memerhatikan nya.

"NETHH!!" Suara toak yang berasal dari Joa mulai menggema di seluruh ruangan.

"Hm." Anneth hanya bergumam. Masih berkutat pada posisinya.

"MAKANANNYA NYA UDAH MATENG. BURUAN KESINII!"

Setelah mendengar kalimat itu, seolah ada yang menarik tubuh Anneth untuk bangkit. Perutnya menginterupsi seluruh organ tubuhnya untuk segera beranjak dari ranjang.

"IYA BENTARR!!" Anneth berteriak dari kamar. Kemudian ia berjalan menuju meja makan, tempat dimana Joa mempersiapkan makan siang untuk mereka berdua.

Anneth telah sampai di meja makan dan segera menduduki kursi bernuansa modern itu. Aroma menggugah selera dari dua mangkuk mi di depannya membuat nafsunya semakin menjadi-jadi.

"Tadinya gua mau goreng ayam, eh ayamnya di gondol kucing. Gak jadi deh kita makan ayam."

Anneth terkekeh kecil."Lagian lo kebiasaan, pintu belakang nggak di tutup."

"Pengap, Neth. Kalo kebuka kan adem. Sambil liatin si ganteng Fiko, barangkali dia lewat."

"Tetangga mau lo embat juga!" cetus Anneth.

Joa tersenyum sumir."Enggak lah! Cuma kagum aja saking gantengnya. Manurios aja kalah!"

"Manurios yang sering di jadiin cast di wattpad itu?" tanya Anneth sambil mengaduk mi nya yang masih mengeluarkan asap—panas.

"Iya. Emang Manurios yang mana lagi selain dia? Cuma dia yang paling ganteng kan? Iya dong! Mantan gua." Joa memasang wajah bangga.

Anneth melepaskan sendoknya. Gadis itu beralih menarik selembar tissue yang berada di depannya. Dalam hitungan detik, tissue yang sudah di remasnya itu masuk ke dalam mulut Joa.

"ANNETHH!!"

Anneth tertawa puas sampai wajahnya memerah. Gadis yang biasanya terlihat judes, pendiam, dan terpendam itu sekarang sedang tertawa lepas. Kadang kala ia perlu melupakan sejenak semua masalah yang membebani hidupnya. Dengan cara tertawa.

"Makan tuh mantan!" kata Anneth masih dengan sisa tawanya.

"Udah enak nyium aroma mi, yang masuk malah tissue. Bekas tangan lo lagi! Pasti udah terkontaminasi oleh bakteri." Joa mendengus sambil memutar garpu nya, menggulung mi yang berada di dalam mangkuk bergambar ayam jago.

Anneth menelan mi yang selesai ia kunyah."Bakteri baik kan maksud lo?"

"Buruk! Bisa-bisa gua amnesia gara-gara lo."

"Nggak jelas. Mana ada hubungannya?!"

"Ada lah. Kalau ada yang ngasih kepastian."

Kalau saja Joa bukan adiknya, pasti mangkuk di depan Anneth sudah melayang mengenai kepala Joa. Tepat sasaran, tidak meleset sedikitpun.

"Neth."

"Hm."

"Tadi di mading sekolah ada poster baru tentang konser." Joa menjeda sejenak ucapannya."Nonton yuk."

THE DEEPESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang