Location - Khalid
SUARA petikan gitar mulai terdengar bersahut-sahutan hingga menghasilkan sebuah melodi yang memanjakan indera pendengaran. Ketika jari-jari lentik seorang pianis mulai memainkan pianonya, barulah terdengar seseorang yang bernyanyi dengan suara lembut dan khas. Nyanyian serta alunan musik itu sudah memenuhi seisi kafe. Semua pengunjung menikmati hiburan yang di suguhkan oleh salah satu boyband di kafe itu.
Terutama seorang gadis cantik berambut panjang terurai dengan Hoodie putih yang ia kenakan. Gadis itu sedang menyeruput nikmat cappucino ice miliknya sembari mendengarkan alunan melodi yang menggema di ruangan itu. Sebut saja dia Anneth. Anneth Elvarette.
"Neth!" Gadis yang duduk di depannya memanggil.
"Hm." Anneth bergumam tanpa mengalihkan pandangannya.
"Lo ngerasa gak sih kalau dari tadi lo di perhatiin?"
Kedua bola mata Anneth beralih menatap gadis di depannya. Anneth mendaratkan cappucino ice nya ke atas meja. Dengan helaan napas yang terdengar berat, ia mengangkat sebelah alisnya seolah berkata, "Siapa?"
Dan benar saja, gadis di depannya begitu paham dengan isyarat yang di berikan oleh Anneth."Itu tuh," katanya antusias.
"Siapa sih Jo!"
Joaquine Kananta. Gadis yang sedari tadi menemani Anneth, juga gadis yang sedang berbicara dengan Anneth saat ini. Joaquine atau kerap di panggil Joa adalah kembaran Anneth. Tidak seiras namun terlahir dari rahim yang sama dan di tanggal yang sama. Paras gadis itu tak jauh berbeda dengan paras kakaknya; Anneth. Keduanya cantik, manis, berambut panjang, bermata indah, berkulit putih. Yang membedakan adalah Anneth memiliki lesung pipi, sedangkan Joa tidak.
"Itu yang lagi nyanyi."
Dengan kepala yang bergerak celingak-celinguk, akhirnya Anneth menemukan seseorang yang di maksud kembarannya. Anneth menatap sekilas lelaki yang juga tengah menatapnya, lalu kembali menyeruput cappucino ice di depannya.
"Oh." Anneth merespon datar.
"Ishh! Lo nggak asik ah! Enggak eskspresif banget jadi orang." Joa menggerutu kesal.
"Terus gua harus gimana?"
Joa berdecak."Ya apa kek, kaget kek, salting kek. Batu banget sih!"
"Terus gua harus bilang wow gitu?"
Joa melengos ke arah lain, merasa lelah berbicara dengan makhluk di depannya sekarang ini. Kedua manik matanya terarah tepat pada lelaki tampan yang ia tunjuk barusan.
"Ganteng ya, Neth?" Joa berdecak kagum.
Anneth melirik sekilas, mendapati adiknya yang tengah menatap kagum lelaki yang tengah bernyanyi di atas panggung mini.
"Biasa aja."
Seketika senyuman manis yang tercetak di bibir merah muda Joa langsung memudar. Kembarannya sukses membuatnya kesal setengah mati.
"Kalo gua yang di perhatiin, pasti gua gak bakal sia-siain dia. Gua enggak sejahat itu," cetusnya tak main-main.
"Jangan terlalu baik, ujung-ujungnya lo yang jadi korban dari mereka. Ngerti lo?"
"Gak semua cowok juga kali, Neth."
"Iya memang gak semua, tapi sejauh ini udah berapa cowok yang bikin lo nangis? Banyak, Jo."
"Siapa tahu kali ini gua nggak salah pilih. Kayaknya nggak mungkin deh kalau dia itu cowok yang suka nyakitin cewek. Dia kan seorang vokalis band, gua rasa nggak mungkin dia berperilaku seburuk itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEEPEST
Teen FictionPernah merasa terganggu karena kedatangan seseorang? Yang membuatmu tidak bisa hidup damai seperti sebelumnya. Seperti yang di rasakan oleh gadis yang satu ini. Anneth Elvarette. Si pendiam dan tertutup. Namun siapa sangka ternyata cowok yang di cap...