Anneth : Dev lo hari ini lo gausah jemput gua
Pesan itu yang Deven dapatkan ketika ia mengecek ponselnya. Keningnya berkerut sebentar. Kemudian ia mengetikkan sesuatu di layar ponselnya.
Anneth : Jgn tanya alasannya
Belum selesai Deven mengetik, Anneth terlebih dulu mengirimkan pesan lagi. Tentunya membuat Deven semakin heran. Ia pun mengurungkan niatnya untuk menanyakan alasan Anneth.
Deven : Okey bos
Hanya itu yang bisa Deven ketikkan di ponselnya. Kemudian ia segera memasukkan benda itu ke dalam saku celananya lalu meneguk segelas susu hangat.
"Hayo siapa tadi?" goda Dava—Papa Deven.
"Temen Deven, pa," jawab Deven terus terang.
"Temen yang mana?" tanya Dava menyeringai."Nggak mungkin deh kalau Alde, William, apalagi Friden yang nge-chat kamu sepagi ini."
"Ya udah iya. Tadi itu Anneth," pasrah Deven dengan raut wajah merengut.
Dava terkekeh geli."Emang dia suka sama kamu?" tanyanya meremehkan.
"Wuih. Jangan salah, pa. Di balik usaha Deven pasti bakal ada hasil yang Deven tuai." Deven berkata dengan kepercayaan diri tinggi.
"Ya udah. Semoga kamu nggak patah hati ya soal ini," ucap Dava tersenyum kepada anak semata wayangnya.
"Siap, pa!" tegas Deven.
"Deven berangkat dulu ya, pa," pamit Deven seraya mencium punggung tangan papanya.
"Hati-hati, jangan main-main soal hati."
***
Sepuluh menit lagi bel sekolah akan berbunyi. Lapangan utama telah ramai oleh murid-murid yang tengah berlalu lalang. Ada yang baru datang. Ada juga yang hanya sekedar lewat untuk mencari perhatian kakak kelas yang tengah nongkrong di depan kelas. Biasanya di lakukan oleh murid kelas X.
Anneth baru saja sampai di koridor sekolah. Gadis itu memang sengaja menghindari keramaian. Karena ia tidak ingin kembali bertemu beberapa cowok yang merecokinya. Akhir-akhir ini ia memang sering di uber-uber oleh beberapa cowok. Ada yang meminta foto lah, sekedar mengobrol lah, bahkan ada yang mengajak pacaran. Tentunya membuat Anneth sedikit pusing menghadapi mereka.
Itu semua berawal dari video saat ia menyanyikan lagu di acara ulang tahun kafe melodi menjadi viral seketika. Sempat di bahas di grup chat kelas, bertebaran di timeline, di unggah di story WhatsApp, ada juga yang mengunggah di story Instagram.
Anneth bukan tidak mau menemui mereka. Ia bukan orang yang sombong. Hanya saja untuk menghadapi beberapa orang yang terus merecokinya pasti melelahkan, kan? Ya kalau tujuannya hanya sekedar berkenalan atau foto bareng sih tidak masalah. Tetapi kalau tujuannya menyimpang? Ah, ia sendiri lelah menghadapinya.
"Lo sekarang kenapa suka lewat di lorong ini?" tanya Deven yang baru saja mensejajarkan posisinya dengan Anneth.
"Nggak pa-pa," jawab Anneth sekenanya.
"Masih risih di recoki sama cowok-cowok?"
"Nggak juga sih."
Deven manggut-manggut saja.
"Tumben lo dateng se siang ini?" tanya Deven lagi.
"Pengin aja," kata Anneth, pandangannya masih lurus ke depan.
Deven diam sebentar.
"Neth, jangan lupa hari ini lo ada pertemuan sama bang Fandy. Nanti gua temenin lo kok," ucap Deven memberitahu.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE DEEPEST
Novela JuvenilPernah merasa terganggu karena kedatangan seseorang? Yang membuatmu tidak bisa hidup damai seperti sebelumnya. Seperti yang di rasakan oleh gadis yang satu ini. Anneth Elvarette. Si pendiam dan tertutup. Namun siapa sangka ternyata cowok yang di cap...