Saat itu

46 3 0
                                    

Malam itu, Devan terdiam di atas kasurnya sambil mengingat kejadian tadi.

"Siapa sih perempuan itu sebenarnya, kenapa ia mirip sekali dengan Alya? "Tanya Devan.

"Apa mungkin Alya masih hidup, dan jenazah itu bukan Alya"ucap Devan.

"Astagfirullahhal adzhim, kenapa gue ngelantur gini sih, jelas-jelas Alya udah nggak ada, lo harus bisa ikhlas dong Van, lo inget hidup lo masih panjang"ucap Devan mengingatkan dirinya sendiri.

Devan kemudian mengambil sebuah buku.

"Loh, surat gue mana? "Tanya Devan.

"Perasaan gue selipin di lembaran buku ini"ucap Devan sambil membolak-balik lembaran buku yang ada ditangannya.

Di kamarnya, Alya terlihat sedang duduk di bangku belajar dengan laptop yang ada di mejanya dan secangkir teh hangat yang menemani belajarnya.

Alya kemudian mengambil sebuah buku di tasnya, buku yang baru saja ia pinjam dari perpustakaan kampus tadi.

Namun mata Alya terperangah saat melihat sebuah surat yang terselip di tasnya dan didalamnya tertulis jelas namanya dengan nama seorang pengirim yang ternyata sama dengan nama yang ada dikalungnya.

"Rasa terus berjalan mengikuti setiap langkah, tak pernah ia berkurang apalagi menghilang, andai semua bisa diulang, saya ingin kamu tetap disini menemani saya di setiap langkah saya, tapi semua itu hanya khayalan saya, saya selalu berharap kamu hadir dan kembali dengan saya, jika bisa memilih, lebih baik saya yang pergi, jangan kamu, karena kamu adalah separuh hati saya, kamu ingat Alya Aini Zahra, kamu pernah bertanya kenapa kamu harus bertanya pada bintang-bintang di langit? Jawabannya adalah karena kamu seperti bintang-bintang itu, kamu terlihat mempesona dan indah di mata saya, namun saya bingung untuk mengungkapkan keindahan itu, saya pikir saya tidak akan bisa mendapatkan bintang itu, dan ternyata itu benar, kamu pergi sebelum saya mendapatkan bintang itu"
By : Devan Vidialno.

"Devan? Siapa dia? Kenapa ada nama aku di dalam surat ini, dan kalung aku kenapa bertuliskan nama "Devan? "Tanya Alya.

Alya mencoba mengingat sesuatu tentang nama itu, namun saat ia mengingat sesuatu kepalanya malah terasa sakit.

"Aww"lirih Alya sambil memijat kepalanya.

"Kenapa kepala aku sakit banget sih, kalo mengingat sesuatu"ucap Alya.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.

"Alya"ucap mama sambil mengetuk pintu.

"Masuk aja ma"balas Alya dan berpura-pura baik, seolah tidak ada yang terjadi.

"Lagi apa sayang? "Tanya Mama.

"Ini loh ma, lagi bikin makalah"ucap Alya.

"Kamu boleh rajin belajar tapi jangan lupa waktu ya, sholat, makan dan kebutuhan lainnya harus kamu lakukan juga ya sayang"ucap Mama.

"Iya ma, pasti kok"balas Alya.

"Oh ya ma, Alya kepikiran sesuatu"ucap Alya.

"Kamu kepikiran apa nak? "Tanya mama.

"Dulu pernah ada nggak cowok yang suka sama Alya? "Tanya Alya.

"Hah? Kok kamu nanya begitu? "Tanya Mama.

"Ya nggak papa ma, kalo ada kenapa dia nggak pernah nemuin Alya?

"Tanya Alya yang membuat mamanya bingung untuk menjawab pertanyaan nya.

"Ma, kok bengong"ucap Alya membuyarkan lamunan mamanya.

"Eh nggak sayang, mama bingung aja kok kamu tiba-tiba nanya gitu, apa kamu sedang jatuh cinta sama orang? "Tanya mama.

"Bukan ma, Alya cuma mau nanya, mama kenal nggak sama Devan?

"Tanya Alya spontan membuat mamanya kembali kaget.

"Kenapa kamu nanya tentang itu"balas Mama.

"Nggak kenapa-kenapa ma, Alya cuma mau tau, kenapa nama kalung ini "Devan "bukan "Alya"? "Tanya Alya.

Mama Alya terdiam, ia teringat saat beberapa bulan yang lalu saat Alya belum terkena amnesia akibat kecelakaan kereta saat itu.

Pada malam itu, Alya yang sedang belajar di meja belajarnya dihampiri oleh mama.

"Kamu lagi apa sayang? "Tanya mama.

"ini ma, lagi kerjain tugas"balas Alya.

"Oh, ya udah, jangan malam-malam ya"ucap Mama.

"Iya ma"balas Alya.

"Oh ya, itu kalung dari siapa?kok mama baru liat sih? "Tanya Mama.

"Emb, bukan dari siapa-siapa "balas Alya sambil menutupi kalungnya.

"Sejak kapan anak mama berani bohong"ucap Mama.

"Iya deh ma"balas Alya.

"Devan"

"Kamu suka nggak sama Devan? "Tanya Mama.

Alya terdiam tak menjawab karena takut mamanya akan marah jika tau kalau ia suka dengan Devan.

"Kenapa diam? "Tanya mama.

"Nanti mama marah lagi"balas Alya.

"Ya Allah, anak mama, ya nggak mungkin lah mama marah sayang, kalo emang Alya suka sama Devan, bagus dong, berarti anak mama udah besar, udah kenal sama yang namanya Cinta"ucap Mama.

"Kalo kamu suka beneran, mama dukung kok, asal kalian tidak boleh sampai melanggar aturan agama ya sayang "ucap Mama.

"Mama serius? "Tanya Alya.

"Iya lah, lagian Mama liat, Devan itu anak yang baik, sholeh lagi"ucap Mama.

Alya hanya tersenyum dan kemudian memeluk mamanya.

"Ma"
"Mama"
"Astagfirullahh "ucap Mama Alya.

"Mama kenapa bengong, jawab dong ma, kenapa nama di kalung Alya itu tulisannya Devan? "Tanya Alya.

"Alya, Mama akan jujur sama kamu, dulu ada laki-laki yang cinta sekali dengan mu, anaknya baik, sholeh, pintar, sopan lagi, namanya Devan"Ucap Mama.

"Terus ma? Kenapa dia nggak cariin Alya? "Tanya Alya.

"Saat itu, Kamu kecelakaan kereta api yang menyebabkan kamu meninggal, Devan sangat terpukul saat itu,apalagi saat melihat korban yang beridentitas kamu nak, kami tidak tau jika korban yang meninggal itu ternyata bukan kamu, karena jasad korban itu sudah tidak dapat dikenali lagi karena luka bakar yang parah, Devan, mama, ayah dan teman-teman kamu yang lain menganggap itu jenazah kamu karena ada tas kamu yang berada tepat disampingnya"terang Mama.

"Apa ma"

Alya memejamkan matanya mencoba mengingat sesuatu yang terjadi di masa lalu, namun setiap kali ia mencoba mengingat, kepalanya selalu saja terasa sakit.

"Awww"pekik Alya.

"Alya, kamu kenapa nak? "Tanya mama khawatir.

"Kenapa Alya nggak bisa mengingat apapun ma? "Tanya Alya.

"Sudah lah sayang, jangan kamu paksain, nanti kamu malah sakit"ucap Mama.

"Iya ma"balas Alya.

"Ya udah, sekarang lebih baik kamu istirahat ya sayang"ucap Mama.

Alya beranjak dari tempat duduknya dan kemudian merebahkan dirinya di kasur.

"Kamu tidur aja ya sayang"ucap Mama dan menyelimuti tubuh Alya.

"Muach"Mama Alya mencium keningnya dan kemudian pergi.

Alya bangun setelah mama nya keluar dari kamar.

Ia terus mencari sesuatu yang berkaitan dengan Devan.

Ia ambil handphone nya dan kemudian mencari akun sosmed Devan. Namun terlihat banyak sekali akun dengan nama itu.

"Devan, yang mana? "Tanya Alya.

"Pokoknya aku harus cari tau siapa itu Devan "ucap Alya.

Cinta Dari AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang